PART 32

11.4K 311 8
                                    


Jalal's Mansion...

Tuuuut..Tuuut...

"Ya Adam ! "

"..........."

"Aku pikir menikah lebih baik dari therapy adam.."

"..........."

"Aku takkan menyakiti Jodha.."

"..........."

"You think so ? "

",..........."

"Hmm..tapi aku tak bisa meninggalkan bisnisku. Kau juga pasti tahu itu.."

"............."

"Ok..lets chek up ! "

****

San Fransisco Hospital...

"Morning dokter ! "

"Oh, good morning Dr. Anya Anderson..kapan anda tiba...", Professor Rupert menyalami seorang dokter cantik yang berdiri di hadapannya.

"Last night professor...straight from Australia.."

"Oh..you must be tired.."

"No..not really.."

"You 're so beautifull dokter..", puji sang proffesor sambil mengedipkan sebelah mata.

"Um..thank you professor.."

Dr.Anya terlihat senyumnya mengembang.

"So..seperti yang sudah kita bicarakan di telpon dokter, anda akan membantu saya untuk melakukan therapy pada 'orang penting' di Rumah Sakit ini. Apa anda siap ? "

"Sure proffessor..that's why i'm here for..", ucap Dr.Anya dengan senyum manisnya.

"Oke...mari ke ruang kerja saya.."

Dr. Anya Anderson mengangguk sambil tersenyum misterius.

***

Jalal's Mansion..

"Kau bilang tak jadi therapy Jalal.."

"Hanya memastikan kondisiku Jodha.."

"Aha.."

Jalal sedang bercengkrama berdua dengan Jodha setelah bertemu dengan Wedding Organiser sejam yang lalu.

"Aku ingin semua berjalan sempurna Jodha.."

"Oya, kau mengubah seluruh konsep pernikahan kita yang sudah kau setujui sebelumnya Jalal. Aku bahkan ragu apakah kau bisa bilang sempurna bila persiapan mendadak harus di percepat seperti ini..", Jodha menghela nafas, lelah.

Jalal tersenyum sekilas.

"Don't worry sweetheart, aku akan memotong leher WO itu bila acara pernikahanku  nanti tak sempurna.."

Mata indah Jodha membulat.

Dia tahu Jalal seorang perfeksionis yang pasti menginginkan kesempurnaan dalam segal hal. Soal biaya yang sangat tinggi yang di minta oleh sang wedding organiserpun tak masalah bagi pria millioner itu. Itu karena Jalal mengubah konsep dan mempercepat acara pernikahannya. Pernikahan itu bahkan akan di jalani di dua tempat dan dalam dua hari berturut-turut.

Oh Tuhan, membayangkan saja aku sudah capek sendiri... batin Jodha.

Jalal tersenyum geli melihat Jodha melamun sambil menghela nafas panjang.
Perlahan ia mendekat, menautkan jemarinya.

"Jangan terlalu di pikirkan Jodha. Semua akan baik-baik saja...hmm.."

Jodha mengangguk lalu tersenyum manis.

Jalal terpesona.

Ia sendiri tak tahu, setiap gadis itu tersenyum dadanya selalu berdebar.
Perlahan ia mendekatkan wajahnya..lalu mencium bibir gadis itu dengan lembut..melumatnya..menyesap bibir manis itu berulang-ulang..lidahnya memaksa masuk untuk memperdalam ciumannya. Jalal seolah lupa diri. Ciumannya semakin panas. Mengeksplore seluruh bagian dalam mulut Jodha. Membelitkan lidahnya, mencecap manis rasanya.

"Emmphggh...", suara desahan keluar dari mulut Jo.

Mendengar desahan itu ciuman Jalal semakin panas. Tangannya mulai membelai dan meremas kemana-mana.

"Oh, jodha..", bisiknya di sela ciuman panasnya.

Ketika ciuman Jalal sudah mulai merambah ke leher dan dadanya Jodha berbisik.

"Jalal...stop.."

Jalal dengan nafas memburu menciumi leher Jo yang putih jenjang dan memberi gigitan kecil di sepanjang jejak ciumannya.

"Aku.."

Saat ciumannya sudah mulai menggila Jalal menyentak dirinya menjauh sambil berteriak..

"Aaarghh.."

Jalal sontak berdiri dan berjalan menuju ke lemari es dan mengambil air dingin lalu meminumnya banyak-banyak.

"Oh God...", desisnya. Nafasnya yang memburu mulai sedikit mereda.

Jodha mendekat dan memeluknya dari belakang.

"Oh Jodha..jangan kembali memancingku..", bisiknya.

"I'm not..aku cuma ingin memelukmu..aku rasa kau benar, kau harus chek up dulu Jalal..."

"Aku rasa sebenarnya itu tak perlu. Cukup kau percaya padaku maja aku akan baik-baik saja Jodha. Tapi, theraphyku memang sudah di jadwalkan jauh hari sebelumnya. Ini cuma fomalitas saja. Kurasa cukup dua tiga hari saja. Karena bulan ini kita akan menikah. Jadi aku dan juga kau  harus mempersiapkan diri.."

Jodha membalikkan tubuh Jalal...ia tertawa lirih.

"Aku percaya..tapi kalau kau masih bergairah tinggi seperti ini bagaimana denganku Jalal...", gerutunya. Bibirnya mengerucut lucu.

Jalal terkekeh..

"Jangan kawatir sayang..aku sudah mempersiapkan sebuah ' ramuan ' khusus untukmu..",bisiknya.

"Whaat..oh no.."

"Yes yes Jodha..."

"Aduuuuh...bagaimana kau bisa......

Jodha tak melanjutkan kata-katanya.

Jalal tertawa tergelak.

Jodha merengut, merajuk. Ia berjalan keluar.

Jalal tak berhenti tertawa.

Gosh...bahagia itu ternyata sederhana...

****

San Fransisco Hospital...

Seorang dokter wanita cantik sedang duduk di ruangannya. Ia mengeluarkan sebuah foto lama dari dalam dompetnya.

Seraut wajah lelaki tampan tampak memeluknya mesra dari belakang.

"Kita akan bertemu lagi sayang...segera.."

Tbc...

MILLIONER'S LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang