Selasa sore kali ini, aku berada diantara banyaknya pengunjung mall yang sibuk memilih baju. Ceritanya aku sedang menemani sepupuku——Nimo dalam rangka memata-matai Banana.
Berhubung diskon besar-besaran, aku nggak bisa nolak. Kesempatan emas kayak begini nggak boleh disia-siain. Apalagi kalau yang didiskon pakaian model aku banget.
Untungnya Nimo penyabar, dari tadi aku giring kesana-kemari. Nimo cuma diam dan nurut tanpa protes sama sekali. Coba aja Nimo bukan sepupuku, mungkin udah aku pacarin dari dulu kali ya?
"Cher," Nimo menepuk pundakku pelan.
Aku menoleh. "Ya?"
"Lo liat cewek itu?" Nimo menunjuk dua orang cewek yang berdiri dibagian dress. "Yang rambutnya digulung keatas"
Aku menyipitkan mata, mempertajam penglihatan. "Yang pake kaos kuning?"
Nimo mengangguk. "Banana. Cantik, kan?"
"Ooh," aku manggut-manggut. "Terus?"
"Jangan sampe lo kelepasan ya. Lo harus rem mendadak kalo ngomong"
Aku melotot judes. "Rem? Dikata gue motor kale"
"Bisa jadi. Lo kan kadang suka ember"
Kurang ajar!
Aku melupakan sisi buruk dari seorang Nimo. Sebaik apapun seseorang tetap aja ada sisi buruknya. Betul, kan?
"Gue ke toilet bentar. Lo tunggu disini"
Aku mengangguk. "Yaudah. Gue mau bayar dulu. Duit?"
Nimo merogoh saku celananya. Mengeluarkan dompet dan menyerahkan ATM card-nya. Dengan senang hati aku menerimanya lalu berjalan menuju kasir.
Iseng-iseng aku melihat kearah dua cewek tadi. Mereka masih aja asik milih-milih baju gitu.
Kalau aku perhatiin nih ya, Banana lumayan cakep. Badannya nggak begitu tinggi, bisa dibilang mungil sepertiku. Pantesan aja Nimo bisa tergila-gila setengah mati.
"Ini, Mbak" suara penjaga kasir mengalihkan pandanganku dari Banana.
Aku mengangguk. Menerima kantong belanjaan yang disodorkan penjaga kasir. "Makasih, Mbak"
Si Mbak kasir tersenyum ramah. Ini nih pelayanan yang baik, ya kan? Ada tuh kan ya, penjaga kasir yang jutek-jutek gimana gitu. Berasa kayak belanjanya ngutang aja, iya ada tuh.
Ngomong-ngomong Nimo kenapa belum muncul juga ya? Ish, ke toilet apa ke mesir sih? Lama amat. Ck.
Aku bergegas berjalan menuju pintu keluar. Tiba-tiba seseorang menabrak tubuhku dari arah belakang. Ternyata Banana.
"Maap gue nggak sengaja" katanya sambil sedikit membungkuk.
Aku tersenyum lebar. "Wah... ini yang namanya Kak Banana, ya?"
Banana mengerutkan dahi bingung, lalu mengangguk ragu.
Lagi-lagi aku tersenyum lebar. "Bener yang dibilang Kak Nimo kakak itu cantik. Oh ya kenalin, gue Chery, se--"
"Dari tadi dicariin," tiba-tiba Nimo muncul entah dari mana memotong kalimatku.
Tiba-tiba Banana keluar dari toko tanpa basa-basi. Sempat aku melihat sorot matanya yang terlihat seperti menahan kesal dan juga... cemburu.
"Kerja yang bagus," celetuk Nimo.
"Eh?" aku memiringkan sedikit kepala menatap Nimo. "Maksud Kak Nimo?"
"Bukan apa-apa" Nimo tersenyum miring.
"Tapi kayaknya dia cemburu deh" kataku.
Kini Nimo menatapku penuh minat. "Menurut lo gitu ya?"
![](https://img.wattpad.com/cover/56451201-288-k794483.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Chery [21/21 END]
Fiksi RemajaAku pengennya kisah cintaku berakhir manis seperti namaku, Chery. Dan aku tidak akan sudi jika kisah cintaku disamakan dengan ftv yang sering ditayangkan televisi. Namun pada kenyataannya, sebuah drama adalah bagian dari kisah nyata sehari-hari. Kal...