12- Rahasia

2.2K 262 15
                                    

Aku dan Nino baru saja keluar dari bioskop. Rencananya setelah ini kita mau makan dulu baru pulang.

"Kamu mau makan dimana?" tanya Nino.

Aku berpikir sejenak. Enaknya makan apa ya?

"Bakso granat gimana?" usulku. Bakso granat itu masih sejenis bakso, yang membedakan cuma ukurannya yang super jumbo dan rasanya lebih maknyuss.

Dahi Nino berkerut. "Nggak bosan makan bakso mulu? Yang lain aja, gimana?" tanyanya.

Yang lain. Hm, apa ya?

"Kfc gimana?"

Nino menggeleng.

"Burger?"

Nino menggeleng.

"Terus apa dong?" kataku mulai nyerah.

Nino merapikan poniku yang agak berantakan. "Kamu maunya makan apa?"

Duuh, Nino apaan sih? Kelakuannya itu loh, lembut banget. Bikin aku pengen salto disini sekarang juga.

Btw, makan apa ya yang enak?

Oh. Aku tau.

"Kalo pizza gimana, Kak?"

Nino berpikir sejenak sebelum mengangguk setuju. Yess!

Soo, disinilah kita sekarang. Pizza hut.

Nino lagi sibuk baca buku menu. Aku sih woles, pizza apapun ayok wae. Asalkan pizza dan itu udah pasti enak.

Selagi Nino nyebut pesanan ke pelayan. Aku memilih memperhatikan pengunjung yang lalu-lalang. Sampai kemudian aku menemukan satu titik yang bener-bener bikin aku syok berat.

Aku mengucek mata untuk memperjelas pandangan. Ratu sedang bergandengan tangan dengan bang Fay.

Oke. Aku ulangi lagi ya.

Ratu——sohibku gandengan sama abangku yang nyolotnya selangit——bang Fay. DEMI APAAN COBA??

Jangan-jangan ini yang bikin Ratu jadi beda. Berangkat dan pulang sekolah selalu buru-buru.

Dan jangan-jangan cowok yang dimaksud Dylan tempo hari di parkiran itu bang Fay.

Oh-My!

Eh tunggu deh. Bukannya selama ini bang Fay suka nyolot sama Ratu ya? Terus kenapa tiba-tiba bisa sedekat itu sekarang?

Ih gue kepo.

Pokoknya pulang dari sini aku harus menginterogasi dua orang itu. Harus!

"Jadi ini alasan kamu semangat waktu aku minta putus. Iya?"

Aku mengalihkan pandangan dari dua sosok tadi dan menoleh kearah sumber suara. Dara, tau-tau sudah berdiri disamping meja ini dengan ekspresi marahnya.

"Da-ra?" sapaku kikuk.

Dara menoleh kearahku, kemudian tersenyum sinis. "Jadi gara-gara cewek ini?"

"Kita putus nggak ada hubungannya sama Chery" kata Nino datar.

Duh, ini apaan sih?

"Oh ya?" Dara tertawa sinis. "Kalo memang nggak ada hubungannya sama cewek ini, kenapa di kamar kamu banyak poto dia? Hah?"

Ap-apa barusan?

Aku nggak salah denger kan ya?

Nino nyimpan potoku dikamarnya?

Haha.

Bokis banget si Dara ini.

Nino diem. Tatapannya benar-benar datar. Nggak sehangat biasa, sewaktu mereka berdua pacaran kemarin.

Chery [21/21 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang