Another day...
Tahun silih berganti. Banyak perubahan yang telah terjadi. Tapi aku tetap seperti ini, setia dengan kesendirianku.
Setahun yang lalu, Nimo dan Banana melangsungkan pernikahan semeriah mungkin. Semua para tamu undangan datang bersama pasangan masing-masing.
Sementara aku, tetap sendiri.
Juga, sebulan yang lalu, Ratu dan bang Fay melangsungkan pernikahan. Lagi-lagi yang kulihat adalah para tamu undangan datang bersama pasangan masing-masing.
Sementara aku, masih sendiri.
Dan hari ini, Elang——orang yang kukenal semasa putih abu-abuku pun melangsungkan pernikahan. Lagi dan lagi, yang kulihat adalah para tamu undangan datang bersama pasangan masing-masing.
Sementara aku, tetap dan masih sendiri.
Ingin rasanya aku melarikan diri dari acara ini. Tetapi aku teringat dengan ancaman Elang seminggu yang lalu. Dia akan memecatku sebagai sekretaris diperusahaannya——tempatku bekerja lima tahun ini.
Demi kelangsungan hidupku, dengan suka rela akhirnya aku datang keacara pernikahannya. Alhasil, aku terjebak diantara banyaknya tamu undangan malam ini.
"Gue pikir lo nggak bakal datang" ucap Elang.
Aku memutar bola mata malas. "Terus gue jadi gembel gitu? Nggak ya, makasih"
Wanita disebelah Elang tersenyum simpul. Wajahnya menyiratkan kebahagiaan yang membuat sudut hatiku tersentuh. Kapan aku akan memakai gaun sepertinya?
"Jangan melamun terus" Elang menarik hidungku pelan. "Gue nggak mau ada yang mati mendadak diacara pernikahan gue"
"Ya kali gue mati gara-gara melamun" cibirku.
Elang mengendikkan bahu cuek. "Mana tau"
"By the way... selamat buat kalian berdua ya. Semoga menjadi keluarga yang samawa"
"Makasih ya, Chery" ucap Niki——pasangan hidup Elang.
"Tahan-tahan ya sama Elang yang nyolot"
Elang cuma menatapku datar.
"Tenang. Elang udah jinak kok"
"Kok jinak sih sayang?" Elang cemberut menatap Niki.
Melihat itu aku pura-pura berlagak muntah. "Plis deh. Inget umur"
"Lo tuh yang harusnya ingat umur. Mau sampe kapan nungguin Dylan? Kalau doi udah married gimana?"
Satu cubitan kulayangkan dilengan Elang. "Nggak boleh ngomong gitu!"
Elang meringis pelan. "Belum juga malam pertama udah dapet kekerasan aja gue"
"Whatever lah ya" aku memutar bola mata jengah. "Sekali lagi selamat buat kalian berdua. Gue mau ngisi perut dulu"
"Semoga cepat nyusul ya" balas Niki.
Setelahnya aku meninggalkan kedua mempelai yang tengah berbahagia tersebut. Berjalan menuju meja berisi makanan kecil dan menikmati salah satunya. Dan pilihanku jatuh pada cupcake rasa cokelat yang menggiurkan.
Aku mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan. Memperhatikan satu persatu para undangan yang tampak bahagia.
Sampai kemudian, mataku menangkap satu sosok yang selama sepuluh tahun lebih ini menghilang tanpa jejak. Sosok itu tampak menikmati obrolannya bersama para tamu undangan lainnya.
Jantungku seketika berdesir melihat senyumnya yang kurindui selama ini. Kakiku dengan sendirinya melangkah mendekatinya. Namun harus terhenti ketika aku melihat sosok wanita anggun yang berdiri disebelahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/56451201-288-k794483.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Chery [21/21 END]
Roman pour AdolescentsAku pengennya kisah cintaku berakhir manis seperti namaku, Chery. Dan aku tidak akan sudi jika kisah cintaku disamakan dengan ftv yang sering ditayangkan televisi. Namun pada kenyataannya, sebuah drama adalah bagian dari kisah nyata sehari-hari. Kal...