8- Dylan or Nino?

2.2K 271 21
                                        

Selama jam pelajaran terakhir, pikiranku sudah nggak karuan berkelana kesana-kemari. Ini semua gara-gara Dylan, segala maksa-maksa ngajak pulang bareng.

Mending sih kalau aku hari ini nggak punya janji. Tapi sekarang posisinya beda, karena hari ini Nino mau ngajakin pulang bareng.

"Lo kenapa sih dari tadi kok kayaknya gelisah banget" bisik Ratu.

Aku menatap Ratu ragu. "Menurut lo, kalo ada dua cowok nawarin diri ngajak lo jalan, lo bakal pilih cowok yang lo suka atau yang nggak lo suka?" tanyaku dengan suara tak kalah pelan.

Ratu mengernyit. "Jadi dari tadi lo mikirin hal yang sebenarnya gampang buat lo jawab?"

"Ini nggak segampang yang lo kira, Ra" keluhku frustasi.

"Gak gampang gimana?" tanyanya. "Lo tinggal milih pulang bareng cowok yang lo suka lah"

Aku berpikir sejenak. Bener sih yang dibilang Ratu. Masalahnya ini, cowok yang satu lagi terlalu sulit untuk dimengertiin. Ceilaah.

Dylan oh Dylan.

"Gitu ya?" celetukku.

Ratu mengangguk. "Ya iyalah"

"Thank's buat solusinya"

"Eh btw, siapa sih dua cowok malang yang mau ngantar lo pulang itu?"

Kurang ajar!

Tuh kan, Ratu emang mirip pantat bebek. Kalau ngomong suka asal keluar dan nggak mikir-mikir dulu.

Dasar kribo sompret.

"Enak aja lo ngatain Nino cowok malang. Kalo Dylan lo katain begitu sih nggak masalah" kataku masih berbisik.

"Wow," seru dia. "Jadi cowok malang itu Kak Nino sama..." Ratu melirik kearah Dylan yang duduk membelakangi kita. "... Dylan?" bisiknya.

Aku mengangguk lesu.

"Hebat lo jadi rebutan cowok-cowok kece. Lah gue? Dikejar-kejar cowok aneh" bisiknya lagi.

Aku mengernyit. "Cowok aneh? Siapa?"

"Eh?" Ratu gelagapan. "Bukan siapa-siapa" jawabnya cengengesan.

Aku menatap Ratu curiga. Perasaanku mengatakan ada sesuatu yang disembunyikannya dariku.

Teeeeet. Teeeeeet.

Bel tanda jam pelajaran usai berbunyi. Aku membereskan buku-buku diatas meja kedalam tas dengan lesu.

"Baik, anak-anak. Pelajaran kita sudahi sampai disini. Selamat siang" ujar Pak Rudi--guru matematika disekolah ini.

"Siaaaang, Pak" balas anak-anak serempak.

"Gue duluan ya, Cher" kata Ratu.

"Cepat amat?" tanyaku bingung.

Ratu nyengir lebar. "Gue... ada urusan penting. Hehe"

"Urusan apa sih?" tanyaku curiga.

"Ng, ada deh. Duluan ya," Ratu melambaikan tangan. "Dadah"

Belum apa-apa juga udah main kabur aja. Dugaanku semakin kuat bahwa Ratu benar-benar menyembunyikan sesuatu dariku.

Ddrrttt.

Ddrrrttt.

Ponselku bergetar. Aku merogoh saku rok dan meraih benda pipih kesayanganku itu. Degub jantungku berdetak tak karuan ketika melihat satu pesan yang dikirim oleh Nino.

El Nino
Aku udah didepan sekolah kamu.

Nino udah didepan sekolah gue?

DEMI APA COBA?

Chery [21/21 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang