2- Bad Day

4K 306 2
                                        

Seperti janjiku pada Ratu pagi tadi. Aku akan mentraktirnya makan ayam panggang gurih-gurih enyoi kesukaannya.

Maka dari itu sebelum melesat ke TKP. Aku dan Ratu singgah sebentar di warung pinggir jalan yang tak jauh dari sekolah. Disini, ayam panggang dan es kelapa gula merahnya luar biasa maknyoss.

"Ayam panggangnya dua porsi. Sama es kelapa gula merahnya tiga gelas" kataku pada mang Somat——pemilik warung ini.

Mang Somat mengacungkan jari jempolnya. "Sip, Neng"

Setelahnya aku menghampiri Ratu yang sudah duduk manis menunggu pesanan datang. Warung ini sudah menjadi langganan kita berdua sejak SMP dan kebetulan SMU Venus——sekolah kita yang terletak tak jauh dari warung ini.

Selain makanannya yang terkenal lezat, pelayanannya juga sangat baik. Membuat warung ini jauh dari kata sepi oleh pelanggan. Sekarang aja sudah dipenuhi orang-orang berseragam dinas dan beberapa anak sekolahan seperti kami.

Tiba-tiba Ratu berdecak. "Mau sampe kapan sih lo gini terus?"

Aku mengerutkan dahi bingung. "Kayak gini gimana?"

"Ya itu, nguntit Kak Nino kayak gini. Gak capek apa?"

"Untuk cinta, nggak ada yang namanya capek" ujarku mantap.

"Kayak tau aja lo apa arti cinta" cibirnya.

"Ya tau lah," aku menjentikkan jari. "Cinta itu, rela berkorban sampai titik darah penghabisan"

"Dih," Ratu mendengus. "Itu mah bukan cinta tapi pemaksaan!"

"Iiih, nggak ya. Itu bukan pemaksaan tapi perjuangan" balasku tak mau kalah.

Ratu memutar bola mata malas. "Chery sayang, cinta itu artinya ketika dua orang lawan jenis memiliki rasa yang sama. Ya kayak Nino dan Dara itu bukan kayak lo sama Nino"

"Tapi gue yakin suatu hari Kak Nino bakal punya perasaan yang sama kayak gue" ujarku tetap keukeuh.

"Iih, lo ngeyel banget sih dibilangi?" sungutnya.

Aku meringis. "Gue kan cuma bela diri, Ra"

"Tapi gue nggak mau lo sakit hati ujungnya. Napa lo keras kepala banget sih, Cher?"

Aku terdiam. Memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Ratu. Karena sampai sekarang aku belum menemukan jawaban yang tepat. Bisa dibilang aku hanya mengikuti kata hati yang mengatakan untuk memperjuangkan Nino.

Apa ada yang salah?

"Apa lo lupa kalo Kak Nino udah punya pacar?"

Pertanyaan Ratu kali ini telak menghantam kesadaranku. Lagi-lagi aku memilih bungkam dari pertanyaan Ratu yang——sayangnya selalu tepat sasaran. Sampai kemudian mang Somat datang membawa nampan berisi pesanan kita.

"Selamat menikmati" ucapnya ramah.

Aku mengangguk seraya tersenyum tipis. "Makasih, mang Somat"

Dari sudut ekor mataku terlihat jelas kalau Ratu menuntut penjelasanku. Sayangnya aku sudah terlalu lapar untuk membahas masalah itu. Dan demi kesejahteraan para penghuni lambung, aku lebih memilih makan.

Oke. Selamat makan.

»« »« »«

Sepulang dari warung ayam panggang mang Somat, aku dan Ratu langsung meluncur ke TKP. Tepatnya di kafe yang bersebrangan dengan kampusnya Nino.

Kafe ini namanya Rasa Cafe. Tempat nongkrongnya mahasiswa berbagai kampus dan muda-mudi lainnya. Di kafe ini juga Nino dan pacarnya sering bertemu setiap senin.

Chery [21/21 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang