15- Aku Sayang Kamu

2.3K 233 29
                                    

Ini sudah genap seminggu sejak kejadian dimana Dylan dan Elang adu jotos di lapangan. Dan selama itu pula tingkah Dylan mendadak berubah drastis.

Dylan seolah-olah menganggapku tidak ada. Setiap melihatku Dylan selalu membuang muka. Dan lebih parahnya lagi, setiap aku berbicara Dylan cuma menatapku sekilas dan berlalu begitu saja.

Aku tidak tahu dimana letak kesalahanku. Dan aku juga tidak tahu kesalahan apa yang sudah kuperbuat. Sumpah, ini bikin galau!

"Mampus! Hari ini jam matematika kosong"

"Kenapa?"

"PAK RUDI GALAU. MAKANYA NGGAK DATANG HARI INI"

"Seriusan lo?"

"SERIUS GU——DOOOH SAKIT BEGO!"

"Ngomongnya biasa aja, bang"

"YESS!"

Aku menatap malas kehebohan yang diciptakan oleh teman-teman sekelasku. Dalam sekejap kelasku sudah berubah menjadi pasar malam yang bisingnya minta ampun.

"NGGAK ASIK NIH. NYANYI DONG——ELAAAH NGGAK ASIK BANGET"

"Mau nyanyi apa lo, nyet?"

"NYANYI APA AJA BOLEH. ASAL BIKIN GOYANG DAN MELEK"

"Ngeres aja otak lo, nyet"

"BIASA AJA AH. LO AJA YANG NGERES MIKIRNYA"

Aku menghela napas pelan. Begitulah kelasku jika salah satu guru tidak masuk. Sebagian ada yang memilih keluar dari kelas dan sebagian ada yang memilih tetap didalam kelas.

"Kalo Dylan, gimana?"

"Iya. Dylan aja"

"LAN. PERMINTAAN MURID CEWEK NIH. LO HARUS NYANYI"

Diam-diam aku melirik Dylan yang sekarang sudah duduk dikursi guru sambil memegang gitar. Disebelahnya Romi——sang ketua kelas duduk dengan kaki dinaikkan keatas meja.

Sesungguhnya aku katakan

Apa yang dipikirku

Mengapa aku sangat risau

Bila kau masih dengannya

Suara Dylan membuat suasana kelas mendadak hening. Yang terdengar hanya petikan gitar yang mengiringi nyanyian Dylan.

Tak kah kau rasakan sesuatu

Yang lain dari biasa

Contohnya senyumku terpaksa

Karena tak inginkan ini

Entah kenapa jantungku mendadak berdegub tidak karuan. Mataku bergerak liar menyusuri seisi kelas yang tampak menikmati suara Dylan.

Mengertilah... aku risau

Mungkinkah aku cemburu

Tolonglah tenangkan aku

Putuskan dia... bercintalah denganku

Kini tatapan Dylan terkunci padaku. Setiap lirik yang keluar dari mulutnya seolah menghipnotisku agar tidak berpaling darinya.

Putuskan dia... putuskanlah...

Deg!

Tertiba-tiba perutku rasanya mulas tidak menentu. Bukan, ini bukan karena aku ingin buang angin atau buang hajat. Hanya saja rasanya ini seperti ada ribuan kupu-kupu bergejolak disana.

"Aaaak Dylan sweet bangeeet"

"Lagunya buat siapa siiiiih?"

"PASTI BUAT CHERY"

Chery [21/21 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang