***
Henry menatap nanar pada orang yang tengah mengobati lukanya. Gadis itu begitu serius mengobati memar di wajahnya sampai tidak sadar kalau Henry memerhatikannya sejak tadi. Ya, memar di wajahnya itu akibat perbuatan sepupunya sendiri. Wajah tampannya harus mengalami luka memar akibat pukulan keras secara tiba tiba karena kesalahpahaman terjadi. Henry bahkan tidak tahu jika bola yang dimainkan Kyuhyun bukan bola mainan plastik biasa. bola itu memiliki bobot dan sangat menyakitkan.
"Sudah selesai, rasa sakitnya masih ada?" Je wo memasang raut khawatir.Henry menggeleng lalu tersenyum.
"Gomawo."
"Aku juga tidak menyangka dia bisa sekasar itu."
Henry mengangguk. Kini mereka termenung dalam pikiran masing masing. Henry dengan asiknya memandang wajah Je wo dari dekat. Je wo sangat cantik di matanya. Mata indahnya selalu menebarkan keceriaan dan keramahan,pipinya yang sedikit tembem sangat menggemaskan,hidungnya yang mancung membuatnya semakin cantik dan bibir mungilnya yang merah cherry itu selalu tersenyum. Henry suka kata apa pun yang keluar dari bibir merah je wo. Ingin sekali henry bisa mengecupnya. Entahlah mungkin suatu saat.
"Henry-ssi, aku akan siapkan makan siang" je wo membereskan kotak obat.
"Ck! Sudah ku bilang tidak usah pake embel-emble ssi dan hey...aku meminta mu memanggil ku oppa kan?" Ucap henry gelisah. Je wo tersenyum padanya.
"Maaf tapi aku hanya menggunakan sebutan itu untuk orang yang sudah sangat dekat dan aku percaya"Je wo meletakan kotak obat itu pada tempatnya semula. Henry membuntutinya sampai ke dapur.
"Tidak usah memasak kita makan diluar saja. Lagian aku ingin makan siang bersama babysitter kyuhyun yang baru" henry tersenyum. Je wo hanya mengangguk. Lagian bahan makanan di rumah itu sepertinya kurang. Mungkin yuri ahjumma belum belanja lagi.
"Sebaiknya kita sekalian belanja saja?"
"Tidak usah, itu urusan pembantu jadi ayo" henry menarik tangan je wo.
"Tu-tunggu...kyuhyun kemana? Kita ajak dia juga" je wo melepaskan pegangan tangan henry di tangannya.
"Benar juga, bayi besar itu harus ikut juga kalau tidak aku bisa diturunkan gaji oleh ahjussi"
Je wo naik ke lantai dua untuk ke kamar kyuhyun. Semenjak pulang dari taman dan adegan memukul sepupunya, kyuhyun menghilang entah kemana. Bahkan je wo tak melihat ekspresi kyuhyun terakhir tadi karena je wo langsung mengajak mereka pulang. Je wo lebih perhatian pada henry karena harus mengalami luka memar. Kamera henry juga harus terjatuh dan rusak.
Shin je wo membuka pintu kamar kyuhyun namun terkunci. Ia mulai khawatir. Masalahnya kyuhyun itu sedang dalam fikiran anak-anak. Je wo takut kuncinya hilang dan kyuhyun tidak bisa keluar dari kamar itu lagi.
Je wo mulai menggedor-gedor(?) Pintu kamar kyuhyun. Ada rasa cemas juga di hatinya.
"Kyuhyun-ah!! Palli buka pintunya!!! Kyu sedang apa di dalam?!!!" Teriak je wo dari luar. Tapi tak terdengar suara apa pun dari dalam. Je wo semakin giat memukuli pintu kamar kyuhyun.
Henry yang merasa berisik dari lantai dua segera menuju sumber suara."Ada apa?"
"Sepupumu tidak mau keluar kamar. Aku lupa akan dirinya sejak kita pulang padahal aku disini bekerja untuknya. Aish otthoke" ucap je wo cemas. Henry menautkan alisnya.
"Tapi kenapa kau beg--"
"Aku disini untuk menjaganya dan menemaninya tapi aku malah seperti ini..mianhe" je wo sangat cemas. Henry pergi ke kamarnya.
Tak butuh waktu lama, henry datang membawa sebuah kunci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter
Fanfiction[WARNING] Cerita masih berantakan dan typo bertebaran. [MASIH TAHAP REVISI] Shin je wo harus mengerang frustasi mengingat pekerjaan yang sudah meninggalkannya. Gadis berusia 23 tahun itu baru saja di pecat dari pekerjaannya di sebuah perusahaan besa...