***
Sinar cahaya yang masuk melalui celah jendela mengganggu tidurnya. Perlahan tubuhnya bergerak dan melenguh kecil. Mata sipitnya perlahan terbuka dan berusaha menetralkan pandangannya.
Putih. Yang pertama kali ia lihat adalah putih.
Tubuhnya bangkit dan melakukan beberapa gerakan untuk menghilangkan kaku. Tangannya dengan sekali tarikan membuka gorden yang menghalangi sinar matahari masuk ke ruangan itu.
Matanya terhenti pada satu sosok. Orang yang terbaring di rumah sakit sambil memandanginya. Ternyata dia sudah bangun."Pagi." suara serak khas bangun tidurnya terdengar.
Orang di ranjang itu tersenyum.
"Paman dan eomma ku sedang pulang mengambil barang-barang ku."
"Aku tau. Kau membuatku panik kemarin."
"Wah,senang rasanya seorang Shin Je wo peduli padaku."
Je wo hanya tersenyum kecil.
"Kemarin kau sudah membuat ku takut jika ada pencuri masuk. Ternyata hanya karena air sabun, kau bisa mati konyol kemarin."
Tawa keduanya menghiasi pagi itu. Ucapan dari mulut je wo selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi pria itu. Betapa beruntungnya dia bisa melihat senyuman gadis itu pagi ini. Hanya untuknya. Mengingat selama inu gadis itu tak pernah bersikap peduli padanya dan selalu acuh tak acuh.
"Lalu kemana perginya dia?" Tanya je wo. Seketika senyumannya pudar. Pasti menanyakan hal itu.
"Dia sedang keluar. Entahlah mungkin pergi ke tempat bayi haha"
"Kau benar, dia memang seharusnya berada di sana"
♡♡♡
Mata coklatnya dengan saksama memperhatikan mahluk-mahluk mungil yang berada dalam box kaca. Tangannya tertempel pada jendela yang sengaja di buat untuk para orang tua melihat bayi mereka. Senyum tercipta di wajahnya. Hatinya terasa teduh melihat mahluk kecil itu dengan tenang tidur. Sesekali menggeliat pelan.
"Ommo! Lucu sekali" gumamnya.
Ia teringat satu hal. Apakah gadis itu sudah bangun?
Kakinya mulai melangkah perlahan.
Tangannya melambai pada bayi-bayi itu."Aegi-ya, anyeong"
Rasa sakit di kepalanya menghentikan langkah kakinya. Tangan kanannya memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit. Sementara tangan satu nya lagi menahan tubuhnya ke dinding.
"Appa, kenapa kita disini?"
"Kita ke sini untuk melihat bayi, apa kyu mau melihat?"
"Tentu, ahla nuna tadi bilang kalau dia sudah melihat bayi lucu itu.. kyu juga mau lihat appa!"
"Appa,, kyu bingung soalnya banyak bayi disini"
"Bayinya di sana kyu.. lihat tidak yang itu?"
"Woah, masih melah appa! Kyu suka kyu suka"
"Appa, kyu ingin menciumnya, lihat pipinya itu sangat gembil"
"Kau bisa melakukannya nanti dan jangan membuatnya menangis ne? Dia masih terlalu kecil"
"Tapi appa, siapa nama bayi mungil itu?"
"Namanya shin je wo"
Entah kenapa bayangan kejadian itu melintas di pikirannya. Tubuhnya merosot ke bawah. Matanya memerah dan bibirnya pucat.
"KYUHYUN!!!"
Teriak seseorang dari jarak beberapa meter darinya. Yuri yang melihat itu langsung menghampiri keponakannya yang tak berdaya. Dari belakang, seung hwan bisa melihat kejadian itu. Ia berusaha bersikap tenang."Gwenchana? Kenapa bisa disini? Mana je wo?" Tanya yuri.
Kyuhyun diam tidak menjawab. Matanya memandang ke depan kosong. Membuat yuri semakin khawatir.
"Eo, ahjumma kenapa di sini?" Tanya kyuhyun. Ia kembali sadar. Yuri akhirnya bernafas lega.
"Ayo kita ke kamar henry, kau dan je wo belum sarapan kan?"
Kyuhyun menggeleng."Kajja. Ahjumma bawa makanan kesukaan kyu"
Kyuhyun hanya mengangguk.
Pria itu tetap diam sepanjang jalan menuju kamar henry. Tatapannya kosong namun pikirannya terpenuhu dengan bayangan singkat yang terlintas di benaknya.
Sebenarnya apa yang terjadi dengan dirinya?***
Shin je wo pov
Setelah yuri ahjumma datang aku langsung berpamitan pulang. Kemarin aku tidak pulang karena cemas dengan henry. Entah kenapa aku merasa cemas padanya. Ini tidak
Seperti biasanya. Huft. Aku harus pulang sekarang. Hyura pasti mencemaskan ku karena kemarin aku tidak pulang dan tidak mengabarinya. Dan sekarang, bayi besar itu duduk di bis yang sama dengan ku. Dia memaksa ingin ikut. Huft. Semoga dia tidak bertindak aneh di depan hyura nantinya.Sedari tadi dia hanya diam sambil menunduk. Seperti memikirkan sesuatu. Ada apa dengannya?
"Kyu.."
Oh lihat lah pria tampan memakai kupluk ini tidak merespon."Kyuhyun"
"Ne?"
"Kau kenapa?"
"Gwenchana" lirihnya.
Ah iya, apa dia sudah tau tentang pernikahan kami?"Uhm apa kau sudah tau tentang...."
Dia menoleh cepat.
"Apa?""Apa kau ingin menikah dengan ku?" Tanyaku. Dia terdiam sejenak.
Kemudian dia tersenyum manis padaku."Tentu saja kyu mau..memangnya kita akan menikah nuna?"
"Mungkin..setelah kau sembuh"
Kyuhyun tibatiba murung. Apa aku salah bicara?"Wae kyu?"
"Kalau kyu tidak sembuh bagaimana?"
"Ani, kau pasti bisa. Orang yang hilang ingatan itu pasti bisa kembali kok"
Aku berusaha menenangkannya. Dia menatap ku dengan berbinar-binar."Tapi kyu mulai mengingatnya..tadi kyu lihat kejadian" ucapnya antusias.
"Benarkah? Ingatan apa?"
"Ummmm appa dan kyu sedang menjenguk seorang bayi"
Author pov
Je wo diam. Sambil menunggu kyuhyun melanjutkan kalimatnya.
"Nama bayi itu shin..."Ya tuhan dia berhasil..
"Akh kyu lupa..tapi tibatiba saja kyu melihat kejadian itu dan kepala kyu jadi sakit"
Kyuhyun memegangi kepalanya. Sementara je wo mendesah gusar. Kenapa kyuhyun tidak mengingat nama bayi itu. Walau je wo sendiri sudah tau ceritanya seperti apa, tapi setidaknya ia ingin pria itu mengingatnya."Nuna marah ya?"
"Aniyo. Ayo turun kita sudah sampai" ucap je wo malas.
***
Henry termenung di kamarnya. Ia baru saja kembali dari rumah sakit kemarin. Mengingat apa yang membuatnya masuk rumah sakit, itu menaikan emosinya.
Pikirannya saat ini tengah kacau. Kepalanya yang sakit tidak pernah berhenti untuk memikirkan gadis itu.
Henry berjalan ke dekat jendela. Di pandangnya dua orang manusia yang tengah bermain air di halaman belakang rumahnya. Mereka begitu ceria dan menikmati setiap moment bersama.
Apakah ia juga bisa seperti itu? Bahkan gadis itu pun tak pernah mau jika di ajak berdua dengannya. Karena pasti kyuhyun selalu ikut.Ia memandang sendu pada kyuhyun maupun je wo yang sedang main selang air.
"Senjata makan tuan" gumamnya.
Henry mengepal tangannya dengan kuat sampai buku jarinya memutih.
"Kau tidak bisa menikah dengannya hyung...satu bulan lagi itu tidak akan pernah terjadi"
Next? Or end?
Keep vomment^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter
Fanfiction[WARNING] Cerita masih berantakan dan typo bertebaran. [MASIH TAHAP REVISI] Shin je wo harus mengerang frustasi mengingat pekerjaan yang sudah meninggalkannya. Gadis berusia 23 tahun itu baru saja di pecat dari pekerjaannya di sebuah perusahaan besa...