>>
KRING
"Selamat datang" sapa seorang pegawai wanita ketika melihat seorang pengunjung datang ke tempatnya bekerja.
Orang itu hanya tersenyum tipis lalu matanya mengedarkan keseluruh penjuru cafe.
Suasana cafe cukup ramai siang itu karena bertepatan dengan jam makan siang. Tapi sayangnya ia tidak mau untuk sekedar mencicipi makanan disini karena jujur yang ia inginkan bukanlah makanan.
Ia hanya berniat bertemu dengan seseorang."Shin Je Wo! Disini!!" Teriak salah satu pengunjung cafe sambil melambaikan tangannya. merasa namanya terpanggil ia langsung menengok. Kedua ujung bibirnya tertarik ke atas.
Je wo bersemangat melangkahkan kakinya menuju meja paling pojok dekat jendela.
Disana ia bisa melihat seorang lelaki berbahu lebar dengan sejuta pesonanya."Yaampun aku sudah lama tidak melihatmu" seru Je wo begitu mendudukkan dirinya dikusi.
"Aku juga. Apa kabar? Kau tetap cantik ah, lebih cantik"
Je wo sedikit tersipu atas pujian yang diberikan sahabat lamanya.
"Aku baik. Gomawo Seokjin-ssi..aku tidak menyangka kau akan menghubungiku lagi"
"Dan aku tidak menyangka jika nomormu masih yang itu"
"Kau banyak berubah Wo-yya" Seokjin tersenyum. Tangannya terulur mengelus pelan kepala Je Wo.
"Kau juga..aku tidak pernah menyangka bertemu dengan teman membolosku lagi haha"
Mereka larut dalam tawa hangat. Bahkan mereka melakukannya terakhir kali saat duduk dibangku SMA. Kim Seokjin merupakan sahabat sekaligus tempat curahan Je Wo sejak SMP.
Keduanya sangat akrab bahkan terlihat seperti menjalin hubungan. Tapi sayangnya tidak ada yang memiliki perasaan apapun diantara keduanya. Hanya sebatas sahabat."Kau kembali ke Korea?"
"Umm mungkin setelah lama di negara orang aku akan mencoba disini"
Seokjin menyeruput minumannya."Mau kupesankan minum?"
Je wo menggeleng."Sudah sesukses mana kau sekarang? Apa yang kau lakukan di negara orang?"
"Aku sudah memulai semuanya sejak awal jadi sekarang kau bisa lihat.. jas ku harganya melebihi harga sewa apartementmu. Aku banyak melakukan banyak hal tanpamu dan itu membuatku sedih"
Je wo mengangguk paham seraya melihat jas hitam yang dipakai sahabatnya.
Sejujurnya Je Wo tau kalau jas hitam itu bukanlah kostum sebenarnya atas profesi yang didalami oleh Seokjin. Bukankah pria itu seharusnya memakai celemek dan topi yang sangat tinggi?"Kau seperti orang kantoran padahal kau biasanya masak didapur" cibir Je Wo.
Sementara Seokjin hanya tersenyum lebar. Ia merindukan ejekan dan kalimat pedas yang dikeluarkan oleh gadis bernama Shin Je wo.
Cukup lama mereka berbincang-bincang mulai dari hal yang penting sampai tidak penting. Kebiasaan mereka saat sekolah dulu."Apa pekerjaanmu sekarang?" Tanya Seokjin tibatiba.
Je wo memudarkan tawanya."Seperti yang kau tahu, aku selalu ingin bekerja di kantor seperti ayahku dulu" Je wo menghela nafasnya sambil memberi jeda.
"Tapi itu hanya berlangsung sebentar"
"Jadi apa pekerjaanmu?" Tanya Seokjin yang sudah sangat penasaran.
*
*
*PRANK
Vas seharga jutaan dolar yang hanya ada beberapa didunia ini itu berubah bentuk menjadi kepingan kecil yang akan menyakitkan siapapun. Bukan hanya vas saja yang pecah. Melainkan ada barang lain. Yang jelas ruangan itu sudah sangat kacau seperti kapal pecah.
Entah atas dasar apa orang itu menghancurkan semua yang ada dikamarnya. Orang hanya bisa menilai kalau ia meluapkan emosinya.
Terlihat dari matanya yang memerah dan berair. Rambutnya yang berantakan serta tak lupa tangannya yang luka-luka karena terkena pecahan vas.
Tubuhnya jatuh terduduk diantara pecahana vas hasil karyanya.
Ia menekuk lututnya lalu memeluknya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter
Fanfiction[WARNING] Cerita masih berantakan dan typo bertebaran. [MASIH TAHAP REVISI] Shin je wo harus mengerang frustasi mengingat pekerjaan yang sudah meninggalkannya. Gadis berusia 23 tahun itu baru saja di pecat dari pekerjaannya di sebuah perusahaan besa...