telah direvisi pada 18 Oktober 2018
Happy reading guys.
~
"Aarghhhh!!! Aku bisa gila!!" Erang gadis itu frustasi.Dia menatap gedung menjulang tinggi di hadapannya. Dia tentunya memandang lantai paling atas gedung di hadapannya. Tempat ruangan mantan bossnya. Je wo memandang amplop coklat besar yang ia pegang. Pakaiannya sudah sangat sopan. Rok hitam selutut,kemeja biru yang ia masukan,dan tak lupa sepatu heels. Rambutnya di biarkan tergerai. Ini pertama kalinya je wo menggerai rambutnya ke kantor tempat dulu ia bekerja.
Je wo sekarang tahu betapa susahnya mencari pekerjaan. Kesana kemari dia datangi demi mendapat pekerjaan. Namun, nihil hasilnya. Tak ada yang mau menerimanya.Kini je wo datang ke tempat ini lagi berusaha untuk meminta penjelasan dan memohon agar bekerja di perusahaan terkenal itu. Biarlah harga dirinya terjatuh saat ini demi membiayai hidupnya dan adiknya. Je wo hanya tinggal berdua dengan adiknya, shin hyura. Orang tua mereka sudah meninggal dua tahun silam karena kecelakaan parah dan menimbulkan mobil yang mereka tumpangi jatuh ke jurang. Semenjak itu je wo merasa sangat terpukul dan menjalani hidup dengan susah.
Untung saja ia sudah bekerja di perusahaan cho inc sudah tiga tahun dengan gaji yang lumayan besar karena hasil kerjanya yang sangat memuaskan. Itulah sebabnya tuan cho menjadikannya sekretaris andalan.Je wo mulai melangkah memasuki gedung menjulang tinggi itu.
Orang di balik meja resepsionis itu tampak terkejut.
"Ah, je wo kau datang kemari? Bukan kah kau--""Diam kau ikan bau, aku mau bertemu tuan cho apa dia ada di ruangannya?" Ujar je wo dingin. Donghae terkesima melihat sikap je wo yang dingin. Baru kali ini je wo bersikap seserius itu.
"Si-silahkan, tuan cho ada di lantai 12" ucap donghae. Je wo segera melangkahkan kakinya. Je wo menunggu lift terbuka. Ia merapikan tatanan rambutnya.
TING!!!
"Tidak!! Kyu masih mau bertemu appa!! Kyu rindu appa!!! Hiks"
"Nanti saja ya, tuan sedang bekerja jadi kyu ayo pulang bersama imo"
"Kenapa Henry hyung dan appa tidak mau bertemu kyu?!!"
Je wo menatap aneh pada wanita dan pria itu. Tunggu! Pria itu terlihat sudah dewasa bahkan umurnya di perkirakan 26 tahun. Tapi kenapa sikapnya seperti anak bocah yang meronta di tengah jalan karena tidak di belikan mainan. Itulah pikiran je wo. Je wo menatap kepergian kedua orang tadi aneh.
"Ck! Dasar manja!" Je wo memasuki lift.
***
"Tuan saya mohon terima saya kembali, apa salah saya sebelumnya sampai anda memecat saya" je wo menatap tuan cho dengan tatapan memohon.
Pria di hadapannya memandangnya takjub. Tapi jujur ini tidak seperti harapannya. Je wo merelakan harga dirinya demi mendapatkan kembali pekerjaannya."Apa kau tidak bisa cari pekerjaan lain Shin Je wo?!" Tegas tuan cho.
"Saya mohon pak, saya memiliki adik masih sekolah dan saya harus bayar uang sewa apartement. Jadi to--"
"Apa kau menyadari kesalahan mu disini?"
"Apa?" Je Wo melongo dengan pertanyaan itu. Dia bahkan merasa jika dirinya tidak melakukan kesalahan apapun sebelum dirinya dipecat.
"Setidaknya carilah pekerjaan yang sederhana dulu nona, mengapa kau sangat antusias mencari pekerjaan ke perusahaan-perusahaan? Apa karena sekolah dan otak mu yang pintar? Kau sombong sekali ternyata"
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter
Fanfiction[WARNING] Cerita masih berantakan dan typo bertebaran. [MASIH TAHAP REVISI] Shin je wo harus mengerang frustasi mengingat pekerjaan yang sudah meninggalkannya. Gadis berusia 23 tahun itu baru saja di pecat dari pekerjaannya di sebuah perusahaan besa...