>>>>
Satu bulan kemudian...
Suara dari monitor yang terletak di samping tempat tidur ruangan itu menjadi penghias keheningan yang ada. Tubuhnya terbaring kaku dan lemah diatas ranjang rumah sakit. Tak terasa sudah sebulan lamanya ia belum juga membuka mata. Padahal pihak rumah sakit sudah mengatakan jika dirinya akan segera sadar. Kabar itu kian terdengar hingga sekarang.
Seorang wanita paruh baya datang sambil membawa bingkisan ditangannya. Diikuti seorang pria berusia 26 tahun dibelakangnya. Pria itu tampak rapi dengan jas kantorannya. Namun, wajahnya sangat kusut dan juga ada lingkaran hitam dibawah matanya.
Yuri meletakkan bingkisan itu diatas nakas kecil sebelah ranjang."Sebaiknya kau tidur disini. Kau terlalu lelah mengurus semuanya"
Pria itu tidak menjawab. Ia malah duduk disamping ranjang sambil memandangi wajah pucat yang ia lihat selama satu bulan ini. Diraihnya tangan yang kini mengurus lalu ia tempelkan pada pipinya yang semakin tirus. Matanya menatap sendu pada gadis yang tengah tidur nyenyak diatas ranjang.
"Kapan kau bangun? Aku ingin melakukan banyak hal denganmu dengan diriku yang sekarang" lirihnya. Yuri melihat itu hanya bisa menghela nafasnya.
"Jika dia sudah sadar, ayo kita buat pesta pernikahannya yang sah" Ucap Yuri sambil menepuk bahu keponakannya.
"Tidak. Dia sudah sah menjadi istriku walau dia tidak bilang 'saya bersedia', aku sudah tahu hatinya"
"Tapi setidaknya biarkan orang lain tahu kyu"
Kyuhyun mengeraskan rahangnya. Tiba-tiba emosinya meluap begitu saja saat Yuri membahas soal pesta pernikahan.
"Bisakah kita tidak membicarakannya? Aku muak dengan hal itu. Yang terpenting sekarang dia sudah menjadi milikku" tegasnya.
"Inilah dirimu sebenarnya..aku tahu kau trauma. Tapi bagaimana jika dia menginginkannya kyu?"
"Imo, kumohon...aku sedang lelah" pintanya. Akhirnya Yuri pun mengalah. Ia bisa memaklumi hal itu jika Kyuhyun trauma dengan pernikahannya. Karena ia mereka memutuskan untuk melakukan pernikahan didalam kamar rawat Je Wo saat itu. Kyuhyun melakukan itu dengan cepat karena sebuah alasan. Ia tidak ingin gadisnya pergi dan diambil orang lagi. Sekarang cincin yang ada dijari manisnya sama dengan cincin yang ada di jari manis Je Wo.
"Imo akan bertemu dokter. Kau bisa istirahat"
Yuri keluar dan menyisakan Kyuhyun sendiri. Pria itu tak lelah memandangi wajah gadis yang kini menjadi istrinya. Walau menikah hanya satu pihak yang melaksanakan, tapi setidaknya Je Wo sudah menjadi miliknya. Ia sangat benci jika ada pria lain yang mengambil miliknya.
Tangan Kyuhyun beralih mengelus rambut Je Wo."Dokter bilang luka tusukan itu bahkan sudah mengering..tapi kenapa kau belum juga bangun hmmm?"
Tidak ada jawaban. yang ada hanya suara monitor jantung yang menjawab. Kyuhyun membenci benda kotak yang bersuara sama setiap harinya. baginya benda itu berbohong.
"kau tahu? aku benci benda itu. dia selalu menunjukan kau baik-baik saja tapi nyatanya, kau disini belum membuka matamu"
Satu kecupan ia ciptakan di punggung tangan Je wo.
"maafkan aku karena tidak bisa melindungimu saat itu..kau harus terkena kayu dan pisau disaat bersamaan. a-aku..."
Ia tak sanggup melanjutkan perkataannya lagi. ingatan kejadian itu kembali ia ingat. bahkan kejadian saat itulah yang membuat dirinya seperti sekarang.
"Kenapa saat itu kau malah mendorongku? Jelas-jelas kau malah membenturkan kepalaku ke lantai. Haha, kita sama-sama sakit waktu itu..tapi karena itu aku jadi mengingat semuanya dan aku sembuh, tapi tidak denganmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter
Fanfiction[WARNING] Cerita masih berantakan dan typo bertebaran. [MASIH TAHAP REVISI] Shin je wo harus mengerang frustasi mengingat pekerjaan yang sudah meninggalkannya. Gadis berusia 23 tahun itu baru saja di pecat dari pekerjaannya di sebuah perusahaan besa...