[Chapter 6] Found You(?)

1.7K 143 3
                                    

"Aku pulang.."

Myungsoo sedikit membuka pintu ruang kerja ibunya. Berharap ibunya sudah berada disana. Sayangnya, hal yang diinginkannya itu salah besar. Ruangan itu kosong. Tak ada orang yang dicarinya disana.

"Aishh.." Raut wajah malas terlukis di wajah tampannya. Myungsoo baru akan berbalik dan pergi, namun..

"Siapa yang kau cari?"

"OMONA!"

Ia sukses dikejutkan oleh seorang yeoja yang umurnya sudah menginjak kepala empat, yang kini berdiri dihadapannya. Yeoja yang tak muda lagi namun masih tampak cantik itu tertawa senang melihat reaksi kaget Kim Myung soo.

"Yaa.. eomma.."

Rengek Myungsoo layaknya anak kecil.

"Wae? Kau terkejut?" Tanya sang ibu.

"Anni."

Myungsoo baru saja akan melangkah pergi, namun dicegah ibunya. Sang ibu berdiri dihadapannya. "Wae? Kau kesini pasti ingin menceritakan sesuatu pada eomma. Ada apa?" Tanya Sang ibu yang bisa dengan mudah membaca pikiran putra bungsu kesayangannya itu.

"Aigoo.. nyonya kim. Aku memang benar-benar tidak bisa menyembunyikan hal kecil sedikitpun darimu." Celoteh Myungsoo.

"Namja pintar.." Nyonya Kim merasa gemas dan mengelus pelan rambut Myungsoo. "Sekarang ceritakan. Ada apa?" Tanya Nyonya Kim mulai merasa penasaran.

Myungsoo menyunggingkan senyum manis andalannya. "Eomma," Di tatapnya manik mata Sang ibu.

"Hum?" Sang ibu tersenyum manis menunggu lanjutan ucapan putranya itu.

"Aku.. sudah bertemu dengannya."

Seketika senyuman diwajah nyonya kim sirnah, berganti dengan raut keterkejutan. "Myungsoo-ah.."

"Ne. aku sudah berhasil menemukannya. Dan aku.. akan melakukan apa yang telah aku janjikan kepada hyung, eomma. Aku akan menepati janjiku."

Raut keterkejutan itu kini berganti dengan raut kesedihan. "Eomma mengerti maksud baikmu. Tapi.."

"Aku tahu, eommaa." Myungsoo memotong ucapan sang ibu. "Aku tahu jika semua ini terbongkar, dia pasti akan sangat membenciku. Dan dia akan sangat terluka. Aku tahu. Tapi.. aku sudah terlanjur memulainya. Dan aku tidak bisa mengakhiri ini semua. Aku rasa.. kami sudah terikat satu sama lain. Dan aku.. akan tetap berada disampingnya." Tegas Myungsoo panjang lebar.

Nyonya kim langsung memeluknya. Mencoba memberikan kekuatan kepada putra bungsunya itu. "Eomma mengerti.. kau boleh melakukannya. Itu sudah menjadi perjanjian antara kau dengan kakakmu. Eomma tak mungkin bisa melarangmu. Jagalah dia, demi Myunggeol." Lirih sang ibu. Nyonya Kim berusaha menahan air matanya agar tak tumpah. Ia tak ingin melihat Myungsoo ikut sedih sepertinya.

_***

"MWO!!?"

PLAK!

Jitakan pelan dari Seo jung pun seketika melayang ke kepala Wendy.

"Auuww!" Wendy meringis dengan lebaynya sambil mengusap kepalanya. "Yaa..! sakit..!"

"Karena volume suaramu itu benar-benar keras. Kau tak sadar kita sedang berada dimana, hum?" Omel Seo jung dalam keadaan berbisik.

Wendy memutar matanya. Ia sontak menyadari semua orang yang berada di ruang perpustakaan besar itu kini tengah menatapnya dengan tatapan bingung.

"Aisshh.. kau juga. Kalau ingin menceritakan sesuatu yang mengejutkan semestinya jangan ditempat seperti ini. Membuatku malu saja." Balas Wendy. Yang malah berbalik mengomeli Seo jung.

"Kalau gitu ayo kita keluar saja." Ajak Seo jung sembari berdiri dan berjalan duluan.

"Aigoo.. tumben kau peka. Aishh sering-seringlah seperti ini." Ucap Wendy seraya beranjak dan mengikuti Seo jung keluar dari ruangan yang membuatnya tidak nyaman itu.

---

"Berani skali namja brengsek itu melakukan hal itu padamu. Aishh jinjjaa! Aku benar-benar tak bisa tinggal diam!" Marah Wendy. Ia baru saja ingin melangkah pergi namun dicegah Seo jung.

"Ya! Berhentilah." Cegah Seo jung. "Aku sudah tahu kau pasti akan seperti ini, makanya aku sebenarnya tak ingin menceritakannya padamu." Lanjutnya dengan nada malas. Seo jung duduk di bangku taman dan menyandarkan tubuhnya pada bangku berukuran besar itu. Wendy hanya mengikutinya duduk disana dan membuang nafas kesal. Wendy merasa marah. Kalau tidak karena Seo jung yang mencegahnya, Ia sudah mencari Namja bernama Seoungyeol itu dan menghajarnya habis-habisan. Mendengar cerita pahit yang diceritakan oleh sahabatnya barusan tentang kejadian kemarin di taman itu, membuatnya benar-benar tak terima jika Seo jung diperlakukan seperti itu.

"Gurae. Aku takkan menghajar Si Seoungyeol brengsek itu. Gundae, kita harus tetap memberikan sedikit pelajaran padanya agar dia mau meminta maaf padamu. Aigoo.. Syukurlah para bodyguardmu tidak mengetahui apa yang telah ia lakukan padamu kemarin. Kalau tidak, aisshh... mungkin dia sudah dikubur hidup-hidup skarang." Ujar Wendy menahan emosinya.

"Yaa Wendy-ah," Seo jung berbalik menghadap sahabatnya itu.

"Waee??" Balas Wendy malas.

"Aku.. tak ingin ada urusan apapun lagi namja bernama Seoungyeol itu. Dan aku sudah melupakan kejadian kemarin. Bukan berarti aku memaafkannya. Tapi.. aku hanya.. tidak ingin ada urusan lagi dengan namja itu. Melihatnya pun aku tak sudi. Guresso, Wendy-ah.."

"Ara.." Wendy memotong perkataan Seo jung. "Aku takkan mengungkit hal ini lagi dan tak akan mencari masalah dengan Seoungyeol. Kau tak perlu cemas seperti itu." Ujarnya mengerti. Seo jung tersenyum mendengar ucapan sahabatnya itu. Wendy membalas senyumannya. "Gundae, Seo jung-ah.."

"Hum?"

"Ngomong-ngomong, aku merasa penasaran dengan namja yang kemarin menolongmu. Siapa dia?" Tanya Wendy penasaran.

"Aaa... Maksudmu Myungsoo?"

"Myungsoo? Nugu? Aku baru pernah mendengar nama namja itu di kampus ini." Wendy tampak bingung.

"Aishh dia bukan orang yang penting. Intinya dia anak baru di kampus kita ini." Seo jung melirik jam tangan Heuer keluaran terbaru yang terpasang cantik di pergelangan tangan kirinya. "Omona! Yaa Wendy-ah. Mianhae, aku ada kelas skarang. Aku pergi." Pamit Seo jung sambil meraih Tas Hermes kesayangannya dan pergi terburu-buru.

"Yaa.. yaa.. Jung Seo jung.."

Yeoja itu sampai tak perduli dengan teriakan Wendy.

"Aisshh.. padahal aku masih penasaran dengan namja bernama Myungsoo itu." Gumam Wendy.
.
.
.
•Tinggalkan jejak setelah membaca ya^^

I'M NOT HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang