[Chapter 13] I'll making you fall in love with me

1.4K 140 4
                                    

•Tinggalkan jejak setelah membaca ya^^
.
.
.

"JAEBUM-ahhhh"

Teriak Wendy pada seorang namja berblonde yang kini tengah duduk tidak jauh dihadapannya. Jaebum yang tengah menyantap makan siangnya dikantin saat itu, hampir saja memuntah kembali makanannya mendengar teriakan Wendy.
Namja berblonde itu segera meraih segelas air didepannya sembari meneguknya tak tersisa. Tau-tau Wendy sudah duduk saja dihadapannya memasang wajah polos.

"Eotteo?"

Pertanyaan itu tiba-tiba saja keluar dari bibir mungil Wendy. Jaebum mengerjapkan matanya bingung.

"Apa maksudmu??" Tanyanya tak mengerti arah pembicaraan teman sekelasnya itu.

"Aishh jinjjaa.." Wendy sukses mendesah berat. "Igeo..!" Yeoja itu dengan emosi menyentuh rambutnya. "Apa kau buta? Rambutku.. bagaimana rambut baruku? Bagus bukan?" Tanya yeoja itu kemudian.

"Aaa.. Ternyata kau meminta pendapatku tentang rambut barumu?"

"Ne.." Jawab Wendy malas. Ekspresinya berubah murung. Benar-benar tak percaya dengan namja yang satu ini. Bagaimana mungkin ia tak bisa peka saat sudah melihat perubahan diri Wendy dari pintu masuk kantin tadi. "Eotteo, hum, hum?" Wendy sedikit memajukan kepalanya menunggu tanggapan Jaebum.

"Uummm.." Jaebum terlihat menggantung kalimatnya. "Ummm.. Bagus." Ucapnya singkat seraya kembali sibuk menyantap nasi goreng kimchi yang mulai dingin di mejanya.

Wendy benar-benar dibuat geram oleh namja dihadapannya itu. "Aigoo.. Dwaesseo." Lirih Wendy lemah.

"Mwuow?" Tanya Jaebum di sela-sela makannya.

"Anni, anni.. makanlah."
Wendy tersenyum hambar. Ia rasanya ingin sekali mencekik leher Im Jaebum. Bagaimana mungkin namja itu tak pernah bisa peka. Padahal Wendy sudah sengaja mengganti model rambut sekaligus warnanya agar rambut keduanya bisa terlihat kembar. Setidaknya, ia berharap Jaebum bisa memuji dengan kalimat.. Yang sedikit panjang. Wendy membuang nafas berat. Ia sungguh bingung dengan perasaannya saat ini. Apa harus meneruskan menyukai teman sekelasnya ini, atau membuang perasaannya saja. Karena ia rasa.. Jaebum sama skali tak terlihat tertarik padanya. Tapi, bagaimana? Wendy sudah terlanjur menaruh hati pada Jaebum. Ini benar-benar situasi yang sulit yeoja itu terima.

Wendy sedari tadi asyik melamun, sampai sampai panggilan Jaebum tak terdengar sama skali oleh indra pendengarannya.

"Yaa.. Son Wendy!"

Guncangan keras dari tangan kekar Jaebum pada bahunya, sukses membuat yeoja berblonde itu tersadar. "Ne ne?"

"Aisshh kau tak mendengarkanku ya?"

"Ne? Mendengarkan apa?" Wendy memasang wajah kebingungan.

"Dwaesseo." Jaebum malah beralih mengaduk Jus alpukat yang ada dimejanya dengan sedotan.

"YAA" Dengan cepat Wendy mengambil paksa sedotan itu. "Katakan. Tadi.. apa yang kau ceritakan." Tegas Wendy. Sebenarnya yeoja itu penasaran. Yah, ia memang selalu merasa penasaran akan apapun yang menyangkut tentang namja dihadapannya kini.

Jaebum membuang nafasnya perlahan. "Igeo.. aku tadi bertemu dengan seorang yeoja di lift." Jaebum memulai ceritanya.

"Yeoja?"

"Ne.." Jaebum mengangguk mengiyakan.

"Guresso?"

"Kau tahu.. aishh jinjjaa.." Jaebum terlihat tidak ingin meneruskan ceritanya.

"Yaa Wae??" Namun sepertinya teman berblondenya yang satu itu tampak penasaran.

"Haruskah aku melanjutkan cerita ini?"

I'M NOT HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang