I feel much better now. Sure still in love and heartbroken at the same time, but I am much better. So, so much better. The weight in my heart has been lifted off a little, or maybe a lot. I'm not sure which one, but I know for sure, I am better than before. So, be happy.
----------------------------------Aku kembali ke Washington 2 hari kemudian dan menemukan barang-barang ku sudah berada dalam kardus dan sedang dikeluarkan dari apartemen ku. Kemana aku akan pindah? Apa aku membutuhkan kendaraan untuk bisa sampai ke kampus?
"Kemana kau membawa barang-barang ku?" Tanya ku mencegat seorang pemindah barang
"Aku hanya pengangkut" balasnya malas
"Guys, tolong berhenti mengangkat barang-barang ku" ucap ku menarik kardus yang dibawa salah seorang pemindah
"Sorry, lady, kita tidak menerima perintah dari mu" balas si yang ku tarik kardusnya
"Kau menerima perintah dari siapa kalau begitu?" Tantang ku kesal
"Bos kami" balasnya menarik kembali kardus yang dibawanya lalu pergi
Alexander sialan!!
Aku menyingkirkan harga diri ku sesaat dan menjadi yang pertama untuk menghubunginya. Dalam dering ke tiga, ia mengangkatnya
"Ya" aku tahu ia tahu ini aku yang menelpon
"Kemana kau pikir kau akan membawa barang-barang ku?" Tanya ku to-the-point
"Kita akan tinggal bersama ingat?" Balasnya santai "jadi barang-barang mu akan dibawa ke rumah baru kita" lanjutnya
"Dan apa yang membuat mu berpikir aku masih akan pindah dengan mu setelah apa yang kau lakukan di London?" Tanya ku berapi-api
"Fakta kalau kau, Chloe, tidak memiliki pilihan lain" balasnya terdengar serius
"Semua orang selalu memiliki pilihan lain" balas ku geram
"Diam di sana, aku akan menjemput mu menuju rumah baru kita" ucapnya kembali santai
"Aku tidak akan pindah tinggal dengan mu, Alexander!" Ucap ku menolak
"Kau akan, Chloe. Karena kalau kau tidak, kau tidak memiliki tempat tinggal" balasnya mengejutkan ku "jadi jangan pergi kemana pun, karena kau terjebak dengan ku, Chloe" lalu ia mematikan sambungan telepon
"Argh!!" Jerit ku menahan tangan ku agar tidak melempar HP ku ke dinding. Aku sungguh membenci Alexander!
Di dalam apartemen masih ada sofa dan perabot lain sejak memang sejak awal apartemen ini sudah datang dengan furniturnya, jadi aku tidak perlu duduk di lantai dan menatapi dinding kosong.
Para pemindah masih memindahkan kardus-kardus yang aku tidak tahu bagaimana bisa jadi sebanyak itu saat akhirnya Alexander datang menjemput ku.
"Ayo pergi, Chloe" ucapnya ringan
"Aku masih marah pada mu" ucap ku membuang muka
"Dan aku juga masih marah pada mu" balasnya berjalan mendekat "tapi kau tidak melihat ku komplain bukan?" Lanjutnya mengulurkan tangan
"Jangan anggap ini berarti kita baik-baik saja" ucap ku menerima uluran tangannya "aku sangat membenci mu" tambah ku menatap wajahnya
"Dan kau sangat kekanak-kanakan" balasnya menarik ku keluar dari apartemen
Kita baru saja beberapa langkah menuju lift saat aku mendengar nama ku dipanggil, dan saat aku berbalik, aku menemukan Denov berdiri disana
"Apa kau akan pindah?" Tanyanya bingung
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Life of The Loveable Daughter (The Secret Life Series #3)
ChickLitOrang-orang dengan hidup yang mudah selalu berharap mendapatkan sesuatu yang lebih rumit untuk memberikan hidup mereka sebuah tantangan. Namun orang-orang dengan hidup yang penuh tantangan pasti berharap untuk mendapatkan yang sebaliknya. Lalu...