34. As You Wish

1.1K 87 5
                                    

Hey wattpeople, so as I said before, the last chapter is being set to private due to mature scenes. If you (strongly advice: only for you who's 18+ and daring) wants to read 33. Set The Fire, all you need to do is click that follow button, and restart the Wattpad app.

P.S. For those of you thinking this is me just trying to get more followers, don't. That's not my intension. I know that people do private their story because of this exact reason, but not me. I do this because it isn't appropriate for all age, and by making it private, it means that not everyone can see it, and because of not everyone can see it, that means it is entirely your choice to read it or not, and I didn't have any responsibilities if the chapter tainted you somehow. I put explicit caution on the chapter's top, and I put extra measures to make the restriction.

------------------------------------------------------------------------------------------------

First of all. I want to apologise, this past month, I've been a very busy bee. I literally have no weekend, and when I do, I chose sleep rather than anything else. All week long, only work, and little play. So now you know.

P.S. I chose this path, I know the consequences, so now I'm not gonna complain. Because surprisingly, I love every seconds of it. It's been a hella fun ride!

Cheers, fellas. And enjoy, because today is a great day🥂
Happy Saturday.
-------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku terbangun keesokan paginya dan seperti biasanya menemukan sisi kasur tak lagi berpenghuni. Xander selalu bangun pada jam yang sama jam berapa pun ia tidur di malam sebelumnya. Dia adalah pria yang bergantung berat pada kebiasaan dan selalu mengikuti schedule yang ada. Aku belum siap untuk meninggalkan kasur nyaman ini.

Aku baru saja akan kembali menutup mataku saat pintu kamarnya terbuka, menujukkan dirinya satu-satunya.

"Good Morning" sapanya ringan "sudah ku tebak kau telah bangun" lanjutnya masih di pintu

"Bagaimana bisa?" Tanya ku membangunkan diri ke posisi duduk

"Anggap saja insting" balasnya mengangkat bahu

"Kenapa kau tidak di kantor?" Tanya ku walaupun sudah tahu jawabannya

"Aku adalah bos ku sendiri, ingat?" Balasnya melangkah memasuki kamarnya "kenapa kau tidak di kampus?"

"Aku bertaruh kau sudah tahu jawabannya tanpa harus aku jawab" balas ku meliriknya

"Kau mulai memahami pelajaran mu" ucapnya sekilas sebelum memasuki kamar mandi

"Jadi apa kau akan tinggal di apartemen hari ini?" Tanya ku setelah beberapa saat, tapi ia tidak membalas ku "Xander?" Panggil ku cukup keras untuk didengar olehnya

"Aku masih memikirkannya" balasnya akhirnya. Aku baru saja akan turun dari kasur dan memastikan ia baik-baik saja dan tidak semacam tiba-tiba pingsan atau apa.

"Pilih tinggal" balas ku, saat ini aku duduk di sisi kasur, kaki ku menggantung di udara beberapa inci dari lantai "kau berhutang banyak waktu pada ku?"

"Dan apa yang kau sarankan kita lakukan kalau aku tinggal?" Tanyanya ringan sambil kembali muncul di pintu, di tangannya ia memegang alat cukur, dan pipinya putih karena krim cukur

"Kita tidak harus benar-benar tinggal di apartemen" balas ku mengangkat bahu. Aku sungguh tergoda untuk mengambil alat cukur itu dan melakukannya sendiri, tapi aku urungkan niat itu

The Secret Life of The Loveable Daughter (The Secret Life Series #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang