Happy, happy New Year!
May this year be better than the last.
💥 🎊 🎉 🎺
2️⃣0️⃣1️⃣7️⃣
-----------------------///////////-----------------------WARNING!!!
Chapter contains rated R scene.
-------------------------------------------------------------1,5 jam dalam penerbangan ini, sesuatu yang sangat menyeramkan terjadi.
Kau tahu bagaimana disebuah penerbangan sudah bukan lagi hal yang mengejutkan saat pesawat melintasi bagian di udara dengan kondisi tertentu (i.e. badai atau angin kencang) pesawat akan mengalami turbulence. Hanya saja biasanya, turbulence hanya akan terjadi sesaat, dan biasanya itu sudah cukup menyeramkan. Jadi bayangkan kalau kejadian itu terjadi pada mu, hanya saja tidak berdurasi beberapa detik saja atau mungkin maksimal 1 menit, tapi hampir mencapai 5 menit lebih tanpa henti. Aku berani bertaruh tidak ada seorang pun yang akan bisa tenang dan diam melewati hal seperti yang saat ini aku alami. Tidak bahkan para pramugari yang sudah biasa berada di udara dan melewati hal semacam ini. Itu hanya bagaimana manusia seharunya.
"Relax, Chloe" ucap Xander dari sisi ku menggenggam tangan ku "kita akan baik-baik saja" walaupun aku sebenarnya yakin dia juga sedikit tidak mempercayainya
"Bagaimana kau bisa tahu?" Tanya ku menoleh padanya, sama sekali tidak mempercayainya
"Kau hanya harus mempercayainya" ucap Xander menatap ku
"Kau bahkan tidak sepenuhnya mempercayainya" balas ku bergetar
"Kau begitu, kau sebaiknya mempercayainya untuk kita berdua" dia mengalihkan wajahnya dan entah mengapa tatapan mengeras, tapi tidak tangannya yang menggenggam ku, jempolnya masih tetap mengelus tangan ku, menenangkan, entah bagaimana gestur simple itu bisa membantu ku.
Beberapa saat kemudian, P.A. System pesawat berbunyi, dan sang kapten pesawat sendiri berbicara kalau kita sudah melewatkan masa kritis sebelumnya, para penumpang terlihat sangat lega, dan saat itulah tiba-tiba sebuah petir menggelegar dan pesawat tergoncang amat sangat keras sampai aku berpikir aku akan pingsan akibat pesawat yang rasanya seperti sedang jatuh bebas. Sepertinya aku saat ini menangis.
"Ini hanya sedikit kendala" Xander menarik ku ke dadanya. Seatbelt mencegah ku untuk berada lebih dekat dengannya, tapi setidaknya ini sudah cukup.
Dari posisi ku saat ini, aku bisa mendengar detak jantungnya, yang sama seperti ku, berderap sangat cepat, ia juga takut, tapi ia menujukkan ketenangan yang luar biasa tak normal. Dia terus menenangkan ku saat sebenarnya ia juga memerlukan hal yang sama. Kadang, hal seperti ini lah yang membuat ku berpikir aku bisa saja jatuh cinta padanya.
"Chloe" aku merasakan sesuatu yang kasar dan disaat yang sama juga lembut, mengelus wajah ku "bangun, sudah waktunya untuk turun" saat aku membuka mata ku, yang aku lihat pertama adalah lautan hijau yang sangat dalam "kita sudah mendarat dengan aman" ucapnya tersenyum saat melihat ku sudah membuka mata ku.
Bagaimana tepatnya aku bisa jatuh tertidur di saat seperti tadi? Apalagi tertidur sampai kita mendarat? "Aku tidak ingat aku jatuh tertidur" balas ku sedikit serak dan Xander hanya mengangkat bahunya
Saat pesawat sudah mulai sepi, aku dan Xander berdiri dari kursi kami dan mengikuti para penumpang untuk turun dari pesawat, aku tidak melewatkan fakta kalau Xander masih terus menggenggam tangan ku bahkan setelah kita turun dari pesawat dan berjalan di koridor menuju lobby kedatangan.
Dari bandara, kita menggunakan taksi untuk kembali ke apartemen sejak Xander belum menghubungi supirnya atau Raymond untuk menjemput kami di bandara. Aku tidak keberatan dengan menggunakan taksi, aku sama sekali tidak keberatan. Aku mungkin memang tumbuh besar dikelilingi oleh uang, tapi orang tua ku tidak pernah membiasakan ku hidup dalam kemewahan, kecuali mungkin mereka menugaskan supir untuk mengantar ku ke berbagai tujuan, tapi selain itu, kau bisa menganggap ku sebagai gadis normal yang harus menabung kalau menginginkan sesautu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Life of The Loveable Daughter (The Secret Life Series #3)
Chick-LitOrang-orang dengan hidup yang mudah selalu berharap mendapatkan sesuatu yang lebih rumit untuk memberikan hidup mereka sebuah tantangan. Namun orang-orang dengan hidup yang penuh tantangan pasti berharap untuk mendapatkan yang sebaliknya. Lalu...