Sejak hari dimana emily bertemu xavier, sekarang hubungannya dan dave menjadi renggang. Emily tidak tahu apa yang terjadi, belakangan ini jika dia berpapasan dengan Dave, Dave selalu mengacuhkannya, tidak ada sapa sapaan lagi, tidak ada senyum khas itu lagi, tidak ada binar cerah dimata itu lagi , yang tinggal hanyalah, tatapan datar dan tajam yang bisa menusuk siapa saja yang melihatnya.
Berhari hari, berminggu-minggu selalu seperti ini, terkadang emily merasa kosong dihatinya, sejak dave mengacuhkannya seolah olah ada yang hilang disitu, apalagi dave sekarang mulai menggandeng perempuan yang sering menggodanya, mereka kelihatan selalu bersama dan mesra. Bahkan dikantin ataupun diperpustakaan dimana emily ingin bersembunyi dari mereka, mereka selalu ada, seolah olah mereka seperti itu untuk membuatnya cemburu.
Sesak, pedih, sedih rindu. Itulah yang dirasakan emily berminggu minggu ini. Dia merindukan senyuman itu, merindukan suara berat itu, merindukan genggaman tangan itu, merindukan peluka posesif itu, merinduka bibir itu, merindukan candaan itu, merindukan wajah tampan itu, dan merindukan sang pemilik dari semua itu.
Ya dia merindukan dave. Sangat malahan, rasanya jika melihat dave sedang berdua dua dengan Lara, ingin rasanya emily datang dan menghampiri mereka dan mengatakan bahwa dave adalah miliknya dan berkata jauhilah dave jalang!.
Tapi..
GENGSI itulah hal yang mengerogoti hatinya ketika ingin menghampiri dua insan yang semakin hari semakin mesra itu. Ugh untuk melihatnya saja emily ingin muntah, terkadang terkesan dave suka risih jika berdekatan dengan lara, karena emily melihat lara yang terlalu posesif dengan dave, bahkan tidak cuma sekali emily melihat lara duduk berdua dengan dave dengan menempelkan payudaranya ke tangan kekar dave, seolah olah menggoda dave , dan mengajaknya keranjang saat itu juga.Ugh Bitch Bitch Bitch.
Itulah makian yang selalu diumpatkan emily dengan keras. Tapi sayang itu hanya didalam kepalanya. Tak jarang emily bolos kekampus atau mengekor kemanapun kedua sahabatnya chris dan emma pergi, terkadang emma suka risih emily mengekorinya sampai sampai emma ketoilet, pernah sekali emma berkata."Emily apa kau menyukaiku sekarang? Kau berubah menjadi belok karena dave-mu sudah dengan yang lain sekarang?" Seru emma pelan.
"Kau gila emma? Aku tidak begitu, aku begini hanya aku tak mau kamu kenapa napa" bohong emily.
"Memangnya aku bakal kenapa? Aku tidak akan kenapa napa"
"Mana tahu nanti ada yang ingin membunuh mu, memotong leher mu dan memotong tubuhmu menjadi bagian bagian paling kecil"
"Kau gila? Pikiran macam apa itu emily? Kau ingin aku mati?"
"Tidak aku hanya tak ingin kamu kenapa napa emma"
"Sudahlah ayo pergi, dari pada aku mendengar ocehan ngaco mu itu" kata emma cemberut, yang dibalas dengan cekikian emily.
***
Ketika tiba tiba dikantin mereka mendapati chris sudah duduk manis disana, meminum jus jeruknya dengan sedotan, dan matanya fokus pada benda tipis ditangannya.
"Hey kalian sudah datang? Dan ada apa dengan muka cemberut emma dan muka devil mu ily?" Cerocos chris.
Emma hanya membalas dengan mengangkat bahu acuh dengan muka cemberut, dan menunjuk emily yang cekikikan.
"Kutebak kau menjahili emma lagi ilyku sayang?"
"Tidak chris aku hanya memberitahunya"
"kalian ini, sudahlah minuman dan makanan kalian sudah kupesan sebentar lagi datang, duduklah dulu" chri.
Emma duduk dihadapan chris, ketika emily ingin duduk disebelah emma dan matanya mendapati dua insan yang lagi lagi lupa pada tuhan dikantin ini, dua insan yang paling emily hindari.
