Setelah menonton film The Hunger Games di bioskop dan keliling-keliling melihat Mall yang isinya itu-itu saja, mereka mampir di foodcourt. Perut mereka menjerit minta diisi karena lelah berjalan-jalan dari tadi siang.
Selagi menunggu pesanan datang, mereka membicarakan betapa kerennya Katniss Everdeen di film yang tadi ditonton. Tetapi Rana seperti tidak tertarik. Dilihat dari raut wajahnya, ia tidak menikmati film itu. Karena sejujurnya, cewek itu benci film action. Berbeda dengan Freesia yang nampak menggebu-gebu menceritakan film tersebut.
Terlepas dari itu semua, Rana merasa senang karena bisa bertemu langsung dengan salah satu penyiar favoritnya yang ia dengar setiap jumat dan sabtu sore. Oh, sekarang ia tau kenapa waktu itu Kakaknya tiba-tiba suka mendengarkan radio. Jadi karena Freesia.
Satu jam setelah itu, mereka berpisah. Saling berpamitan untuk pulang. Rana dengan Abi. Freesia dengan Rei.
Kalau boleh jujur, ini adalah hari paling complicated menurut Abi. Disatu sisi, ia senang bisa pergi dengan Freesia. Tapi di sisi lain, hatinya sepeti hangus terbakar melihat kedekatan Freesia dengan Rei. Dan bagi Abi, Rei merupakan cowok cool. Oke, ini terdengar menjijikan jika Abi yang berkata seperti itu. Namun memang begitu adanya. Cowok berumur 21 tahun itu terlihat sangat tenang dan karismatik.
***
"Sumpah, Ya, gue kesel sama lo." Ina berlagak marah di depan Freesia. Tetapi Freesia malah menaggapinya dengan kekehan dan melempari temannya itu dengan kacang polong.
Suasana kelas sedang ramai-ramainya. Guru matematika yang killer itu-Pak Yanto- sedang berhalangan hadir karena sakit. Murid-murid hanya diberi tugas oleh guru piket yang tentu saja sangat malas untuk dikerjakan. Seluruh penghuni kelas berbicara seperti tanpa jeda.
"Kan gue udah pernah bilang, Rei itu sukanya sama gue." Freesia mengambil satu butir kacang lalu dimasukan ke mulutnya. Sebelum bel masuk tadi pagi, dirinya dan Ina membeli makanan di kantin, lalu membawanya untuk dimakan di kelas.
Ina bersedekap, dan kembali menghadap Freesia. "Abi itu orangnya gimana, sih? Penasaran gue."
"Tunggu," Freesia mengambil teleponnya di kantung seragam sekolahnya. Ia membuka fitur galeri dan mengklik salah satu foto. Tapi tiba-tiba ponselnya bergetar. Dari Abi rupanya.
Nanti pulang bareng, ya. Jangan kemana-mana sebelum gue jemput.
Freesia tersenyum sedikit dan membuka galerinya lagi. "Nih, Abi, yang pake kemeja biru."
"Subhanallah," ucap Ina terkagum-kagum. "Buat gue aja, deh."
"Ah, lo mah sama siapa aja mau."
Kemudian, guru piket datang dengan wajah gaharnya. Ia memarahi murid sekelas karena berisik. Saking berisiknya, suara-suara dari kelas XII IPA 2 ini terdengar sampai lantai dua.
Yang lain hanya diam tak berkutik. Pura-pura mendengarkan ocehan guru piket itu. Saat guru pergi, mereka kembali membuat kegaduhan.
Lagi.
***
Ulangan Biologi memang hal yang selalu dibenci Abi. Kepalanya terasa pusing membaca kertas soal ulangan harian dengan nama-nama ilmiah yang tidak ia mengerti sama sekali. Sementara pengawas-yang merupakan guru dari mata pelajaran itu- terus saja mondar-mandir mengelilingi kelas.
Dengan bodohnya, Abi mengeluarkan Hand phone dari saku seragam sekolahnya. Telepon genggamnya ia sembunyikan di kolong meja, sementara pandangannya memperhatikan setiap gerak-gerik gurunya itu. Tangannnya mengetikan kata kunci agar bisa menemukan jawaban dari soal itu di papan pecarian Google.
Tepat saat Google menampilkan hasil pencarian, tepat saat itu juga ponselnya ditarik oleh pengawas ulangan. Mata Abi terbelalak menyadari hal itu. Dengan gerakan lamban, ia menoleh ke samping kirinya dan mendapati pria paruh baya yang mengenakan kemeja biru navy dan kacamata bulat.
"Pak, sa-"
Sssrttttt
Belum sempat Abi melanjutkan ucapannya, Pak Guru sudah merobek lembar jawaban cowok itu. "Silahkan keluar!"
"Tapi Pak-"
"Silahkan keluar, dan ambil ponsel kamu saat pulang sekolah di ruang BK!" Kata guru itu. "Dan nilai ulangan harian Biologi kamu nol!"
***
P.s maafkan karena chapter ini sangat nggak penting dan terlalu pendek. Syukur-syukur kalo ada yang baca.
P.s.s cover baru yay! Meskipun tetep ancur, tapi semoga suka ya!
Oke.
- VV
KAMU SEDANG MEMBACA
Laugh And Pain
Teen FictionKarena kabur dari hukuman yang diberikan guru matematika killer itu, Freesia tidak sengaja bertemu dengan Abi. Sejak saat itu, keduanya menjadi sering bertemu dan semakin dekat. Freesia menganggap Abi sebagai teman yang baik dan asik. Ya, hanya seba...