1

12.4K 603 37
                                    

Al Ghazali, pemuda dengan paket komplit. Tampan, kaya, cerdas dan mempesona. Siapa yang tak akan takluk padanya. Semua wanita akan dengan senang hati menyerahkan hati bahkan tubuhnya untuknya. Namun Al terjebak dengan seorang gadis. Gadis berseragam SMA yang menjadi kekasihnya. Gadis yang mencintainya sejak gadis itu bermain Barbie sampai kini ketika ia berubah menjadi secantik Barbie. Al tak pernah mencintai gadis itu. Ia hanya terikat janji kepada ayahnya, dan jelas saja gadis itu bukan wanita impiannya. Namun, sang gadis selalu berusaha membuat Al jatuh cinta padanya, hingga akhirnya gadis itu akhirnya menyerah mencintainya. Lalu bagaimana, ketika gadis itu menyerah namun justru Al yang mulai berjuang. Berjuang mendapatkan kembali cinta si gadis barbie. Akankah keduanya kembali bersatu seperti keinginan kedua orangtua mereka? Akankah rencana pernikahan mereka yang sepuluh tahun lalu akan terwujud? Silahkan di Read, DI VOTE dan DI KOMEN yah guys,,,,happy reading..Salam kece Author Rhany...


Yuki Pov

"Kau kekasih yang sangat menyebalkan." Gerutuku.

Dan lihatlah, aku sudah mengeluarkan seluruh tenagaku untuk marah, membuat wajahku hampir keriput dan dia masih saja tersenyum. Tersenyum sangat tampan, membuatku tak berdaya.

"Maafkan aku sayang. Kau tahulah, kekasihmu ini sangat sibuk." Dia menatapku dengan sangat manis, membuat semua kemarahanku berubah sepersekian detik menjadi semakin cinta.

"Kau akan menyesal Al Ghazali, selalu membuat gadis secantik diriku menunggu dan menunggu. Kau tidak takut, lihatlah banyak lelaki yang akan menyalibmu. Mereka sangat perhatian padaku. Mereka bahkan akan melakukan apapun untuk mendapatkanku." Aku mencoba mengontrol perasaanku, menyembunyikan raut wajahku yang kini sudah sedikit terperdaya oleh pesonanya.

Ah, kekasihku ini memang tampan. Sangat tampan malah. Jutaan wanita di dunia akan iri melihatku bersanding dengannya. Tapi seperti itulah, dia seorang pengusaha muda  yang sangat sibuk. Aku, gadis cantik yang dikejar oleh banyak lelaki harus rela menunggunya setiap hari karena ia akan selalu terlambat jika berjanji. Aku sempat ingin menyerah. Melihat ada banyak lelaki yang menurutku jauh lebih perhatian dari dia mendekatiku, namun kembali lagi. Saat bersamanya, menatap mata indahnya, aku seperti tersihir. Yah tersihir dengan ketampanannya.

Sebutlah aku gadis sial yang berpacaran dengan lelaki super sibuk tapi juga super tampan. Hari- hariku diisi dengan kecemasan, takut ia dilirik perempuan lain. Dilirik yah, sekali lagi dilirik. Karena aku yakin, ia tak akan berani melirik wanita lain. Yah, disamping wajahku yang memang cantik, manis dan menggemaskan, aku juga tahu ia sangat mencintaiku. Dan aku juga sangat mencintainya.


Al Pov

Entah mengapa aku harus jatuh pada pelukan gadis manja sepertinya. Gadis belia yang menurutku masih kekanak- kanakan dan labil. Tapi, dia kekasihku. Gadis cantik dan lucu itu kekasihku. Sebut saja aku bodoh.  Aku pria tampan dan sangat keren. Lulusan sarjana ekonomi luar negeri dan pengusaha muda dengan banyak prestasi. Banyak gadis yang jatuh cinta padaku, tapi aku malah bersama gadis ini. Gadis bawel yang selalu mengekoriku dan mengatur semua kehidupanku.

Dia Yuki. Gadis berusia 16 tahun yang lebih muda 10 tahun dariku. 10 tahun men. Aku seperti om- om yang mengencani cabe- cabean. Tapi memang, beginilah keadaanya. Aku tahu ia mencintaiku sejak ia masih bermain barbie dan sampai kini ia menjadi secantik barbie. Bagaimana sejarah aku bersamanya sangatlah panjang.

"Yuki sayang, malam ini aku akan mengajakmu menonton film. Mau kan?"

Yah, lagi- lagi aku merayunya. Dia selalu seperti itu, setiap kali bertemu, aku selalu mebuatnya kesal. Aku memang jahat. Selalu terlambat untuk menjemputnya. Harus kuakui, aku ini lelaki normal yang butuh sentuhan wanita, dan dia, terlalu menggemaskan untuk kujadikan wanitaku. Aku pria brengsek yang hanya boleh menatapnya, tapi bukan berarti aku tak boleh membiarkan wanita lain menatapku. Aku tak sesempurna yang ia selalu bayangkan. Meski bagi dia, aku ini malaikat dan pangerannya yang sempurna, tapi kenyataannya aku ini lelaki bejat yang mengencani banyak wanita dewasa yang lebih menggiurkan di luar sana.

Gadis ini memang cantik, sangatlah cantik. Tapi jelas, aku tak akan membuatnya ternoda. Bagaimanapun, bagiku dia masih anak kecil yang mencintaiku sangat besar.

"Kakak sangat menyebalkan." Jawabnya ketus dan terlihat sangat lucu. Aku menelan ludahku, dalam hati aku memang sedikit terpesona padanya. Tapi lihatlah, dia memakai seragam sekolah dengan dandanan ala anak abg. Bagaimanapun cantiknya, jelas ia tak pernah hadir dalam fantasiku sebagai pria dewasa.

"Tapi kakak sangat tampan bukan?" Kataku mencubit hidungnya yang bangir.

Dia menatapku tajam. Aku tahu dia sedang menyembunyikan kegugupannya. Tapi tenanglah, aku tak mungkin menyentuhnya, dia itu hanya gadis belia.  Rambut pirangnya yang indah itu tak bisa membuatku terpesona. Aku hanya menganggapnya adikku, tak lebih. Meski kini, aku harus terjebak dalam perjanjian ini. Perjanjian untuk menjaganya dan bahkan aku harus menikahinya kelak. Maka, aku harus bersabar menunggunya tumbuh menjadi wanita sungguhan, yang seksi dan menawan seperti kriteriaku. Aku harus bersabar melihatnya menjadi gadis kecil manja dan bawel dulu, sembari aku menikmati sentuhan wanita lain.

Oh ya, aku ini kekasihnya dan calon suaminya. Perjanjian konyol itu memang sangat menyiksaku. Bagaimana mungkin aku harus menunggu terlalu lama untuk menikah karena usia kami yang terpaut sepuluh tahun. Semuanya berawal sepuluh tahun lalu. Saat itu umurku masih 16 tahun, dan dia 6 tahun. Aku memang menyayanginya sejak ia kecil. Keluargaku dan keluarganya sangat akrab. Ibuku dan ibunya seperti saudara kembar yang tak terpisahkan. Ayahku dan ayahnya bagai saudara kandung yang selalu bersama, baik di urusan pekerjaan maupun di luar. Aku ini anak pertama di keluargaku, dan adikku El Rumi yang setahun lebih tua dari Yuki. Yuki adalah anak tunggal di keluarganya. Sejak kecil, kami hanya bermain bersama Yuki, dan aku harus dengan sabar menjaganya yang bermain barbie.

Aku memang sedikit marah, saat mengapa justru aku yang harus menikah dengannya, bukan El yang menurutku sangat cocok dengannya. Mereka sama- sama anak kecil yang masih alay. Tapi sebagai anak pertama, aku harus bertanggung jawab. Dan demi janjiku kepada kedua orangtua Yuki dan ayahku, aku harus rela menikahinya nanti. Kecuali jika Yuki sendiri yang menolaknya. Bundaku sangat menyayanginya, bahkan melebihi sayangnya padaku dan El. Yuki bahkan tinggal bersama bunda dan aku tinggal di apartemen. Menyedihkan, tapi itulah kenyataanya.

Sepuluh tahun yang lalu, kedua orangtua Yuki meninggal karena kecelakaan mobil saat ingin menjenguk ayahku yang dirawat di rumah sakit. Waktu itu, ayahku sakit kanker dan dirawat begitu lama di rumah sakit. Selama tiga tahun, aku dan El memang dititipkan di rumah Yuki, sementara ayah dan bundaku bolak balik ke luar negeri untuk pengobatan ayah. Saat ayah kembali ke Indonesia, kedua orang tua Yuki kecelakaan di perjalanan menuju rumah sakit saat mendengar ayahku kritis. Seketika itu, ibuku sangat hancur. Beberapa hari kemudian, ayahku menghembuskan nafas terakhirnya dan memintaku untuk berjanji menjaga Yuki seumur hidupku. Yah, seumur hidupku. Artinya aku harus selalu di sisinya dan menjadi suaminya kelak. Ingin rasanya aku menolak, tapi itu permintaan ayahku yang terakhir kalinya, dan aku harus mengabulkannya.

Aku memang berbeda dengan El. El sangat nakal dan bandel, sedang aku sangat cuek, dingin dan dewasa. Aku memang sosok lekaki sempurna yang diimpikan semua wanita, sayangnya ada penghalang gadis ini di sisiku. Yang dengan tatapan manisnya, ia akan dengan senang hati mengusir semua wanita yang mendekatiku. Semenjak orangtua Yuki meninggal, dan ayah meninggal, aku mewarisi perusahaan ayah dan juga orangtua Yuki. Tak ayal, aku menjadi pemuda tampan paling kaya sekarang. Dua perusahaan besar sekarang dibawah kendaliku. El, tidak sepertiku. Dia tumbuh menjadi anak muda yang menikmati hidupnya. Bermain musik dan tidak memperdulikan perusahaan. El lah yang harus menggantikanku untuk menemani Yuki setiap kali aku sibuk bekerja, ke luar negeri berbisnis atau keluar kota mengencani gadis lain. El selalu dengan senang hati melakukannya. Mereka justru kelihatan sangat serasi. Bermain dan bersenang- senang menikmati hidup.


Yuki Pov

Aku melupakan semua amarahku saat dia merayuku dengan wajah mempesonanya. Lihatlah, aku meleleh dan tak berdaya. Aku ini gadis bodoh yang terus saja mengekorinya dari dulu. Bahkan saat dia keluar negeri untuk kuliah, aku akan disana dua bulan sekali mengunjunginya, memastikan tidak ada wanita lain di hidupnya. Mendatangi kampusnya dan mengatakan kepada semua teman wanitanya bahwa aku kekasihnya. Al mungkin sangat kesal, tapi dia tidak akan pernah berani memarahiku. Tak sekalipun ia membentakku. Mungkin karena ia terlalu cinta, atau karena ia takut pada bunda Maya yang akan menghukumnya dengan kejam jika membuatku menangis.

Al ku sayang, Al ku malang....





Marrie with the BarbieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang