27

2.9K 274 84
                                    

Al POv

Aku membuang tubuhku di kasur setelah menerima telepon dari Verrel bahwa ia akan berkunjung di apartemenku malam ini. Tadinya aku sudah berencana untuk menemui Yuki dan kembali melancarkan aksiku, mengeluarkan pesona menawanku dilengkapi dengan kata- kata indahku yang tak diragukan lagi efeknya dalam membuat wanita bertekuk lutut. Tapi tak apalah, sepertinya aku harus berkorban sedikit untuk sahabatku yang satu itu. Bagaimanapun, selama ini hanya Verrel satu- satunya teman berbagi yang memaklumi sikapku yang cenderung melenceng. Verrel pulalah yang tak pernah lelah memberiku kata- kata pukulan untuk berubah dan menjadi lelaki yang tak hanya tampan, keren, memepsona, menawan, kaya tapi juga baik. Yah, dalam hal ini kebaikanku tak melenceng dari aturan, yaitu tak lagi bermain dengan banyak wanita di sisiku.

Kuraih kembali ponsel di saku celanaku. Kucari kontak Barbie sayang, mencoba menghubungi Yuki atau tidak menanyakan kabarnya. Aku yakin hal- hal kecil seperti ini akan sedikit meluluhkan hatinya, apalagi Yuki adalah gadis polos yang sangat mencintaiku. Biarlah kusampingkan dulu egoku. Ah, biasanya wanita- wanita yang menghubungiku untuk dekat dengan lelaki sejuta pesona sepertiku. Namun kali ini, aku benar- benar kalah. Meski masih berat untuk mengakui bahwa aku telah benar- benar jatuh cinta pada anak ingusan itu, kenyataannya bayangan Yuki memang selalu menguasai pikiranku.

To Barbie Manja

Yuki, kamu gimana hari ini? Yuki udah makan? Sekolahnya baik- baik kan? Jangan terlalu banyak kegiatan, entar kamu capek.

Susah payah kukirimkan pesan singkat itu pada Yuki, bahkan tenggorokanku hampir tercekik. Kali ini aku harus memulai dari awal lagi. Kata 'Sayang' yang selalu kuselipkan, kini sepertinya sangat berat dihadirkan lagi. Aku jelas tau diri, penolakan Yuki sudah membuatku cukup frustasi dengan semua ini. Aku berjalan mondar- mandir kesana kemari, menunggu dengan cemas balasan Yuki.

"Ah, gadis itu benar- benar kelewatan? Apa dia nggak sadar kalau seorang AL, si pemuda tampan mempesona yang mengiriminya sms? Berani sekali dia mengabaikan pesanku dan membuatku menunggu seperti ini. Asala dia tau saja, ada banyak bbm, pesan dan mention gadis- gadis yang menungguku. Oh Yuki, you will make me crazy, you know!"

Aku segera berlari kembali ke kasur saat mendengar nada pesan hp ku berbunyi. Kuatur nafasku baik- baik sembari tetap memasang senyum termanisku agar kesan tampan mempesonaku selalu melekat dan tak pernah pudar dalam segala situasi. Kubuka kunci layar ponselku dan tersenyum semakin manis saat melihat nama gadis manja itu yang tertera. Ah Yuki, susah payah kuketik sms ini, meruntuhkan keimanan dan derajatku, dan dia membalasnya setelah 15 menit. Sungguh Terlalu!

From Barbie Manja

Baik kak. Yuki baru aja makan malam, bunda kedatangan tamu. Terimakasih perhatiannya kak. Yuki juga berharap kaka baik- baik.

Entahlah, balasan Yuki sedikit mengiris hatiku. Gadis barbie ini benar- benar telah berubah jauh kepadaku. Tak ada lagi sikap manja- manjaan padaku. Dulu, Yuki akan mengirimiku 10 sms baru aku membalasnya. Balasanku dengan dua kata saja, akan membuatnya loncat kegirangan dan segera menelponku. Dia akan merengek manja meluapkan semua unek- uneknya dan memintaku segera menemuinya. Yuki, kini berbeda. Dan entah kenapa aku merasa kehilangan dia. Kehilangan barbie manjaku.

Aku hendak mengetik balasan untuknya, namun bel apartemenku berbunyi. Aku segera bangkit dan membukanya. Wajah Verrel yang menurutku tak jauh beda ketampanannya denganku, meski aku jelas lebih tampan tersenyum sumringah. Sepertinya lelaki ini benar- benar telah jatuh cinta dan bahkan gila.

"Lo seneng banget deh keliatannya bro." Ucapku sembari mendudukkan bokong seksiku di sofa.

"Yah, well. Hahaha." Jawab Verrel dengan senyum yang tak pernah pudar, membuatku mengernyitkan kening.

Marrie with the BarbieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang