34

2.9K 247 20
                                    

Author POV

Yuki mengerjapkan matanya saat merasakan sentuhan lembut membelai rambut pirangnya. Gadis berkulit putih mulus itu mencoba membuka matanya perlahan sambil menguap kecil.

"Kakak El..."

Yuki segera bangkit ketika matanya langsung menangkap sosok pemuda di depannya. Pemuda itu tersenyum manis seperti biasanya.

"Ah, rasanya lelah sekali." El membuang tubuhnya di atas kasur di sisi Yuki.

"Kak El..." Yuki kembali menyebut nama El pelan sembari menatap wajah kakaknya itu.

"Sudah cukup kamu mandangin wajah tampan kakak. Sini baring lagi." El menarik Yuki untuk merebahkan kepalanya di atas lengannya. Yuki hanya menurut meski dengan perasaan yang sedikit berbeda.

"Kak El, Yuki..."

"Kamu kenapa bie? Sekarang kamu udah tujuh belas tahun yah, ah rasanya cepat banget sekarang adik cantik kakak udah dewasa. Jadi, siapa yang memenangkan hati adik kesayangan kakak ini? Si Kinclong anaknya tante Vena? Ayang Gib Gib yang konyol atau abang kupret kita yang buaya?"

"Kak El nih. Sebenarnya Yuki mau bertanya sesuatu sama kakak?"

"Tanya apa sayang?" El menatap wajah Yuki intens.

"Setelah semua isi diary kakak El, apakah masih ada yang belum Yuki baca dan ketahui? Apa selama ini kaka El nggak pernah menganggap Yuki seperti halnya perempuan lain? Yuki hanya..."

"Bie, stop." El menutup mulut Yuki dengan telunjuknya. " Kita sudah sama- sama berjanji dan memohon akan menjadi saudara selamanya. Menjadi kakak adik paling bahagia di dunia. Bahkan di kehidupan selanjutnya pun, kita sudah meminta untuk tetap menjadi kakak adik. Kakak nggak mau ada yang berubah di antara kita bie. Kakak nggak mau kehilangan adik kesayangan  kakak. Nggak. Lupakan isi diary bodoh kakak itu. Itu hanya coretan anak kecil bernama El yang merasa kecewa karena gagal menjadi superman bagi barbienya. Namun meski gagal menjadi pahlawanmu waktu itu, kaka udah menempati tempat yang jauh lebih istimewa dari sekedar pahlawan yang harus selalu kamu puja. Kakak jadi saudara kamu yang selalu mendengar semua keluh kesah kamu setiap harinya. Menjadi yang pertama mendengar semua kabar bahagiamu. Semua itu jauh lebih berharga dibanding hanya menjadi pahlawan yang nggak bisa melakukan apa apa untuk membuatmu tersenyum. Lagian, cewek manja, suka tidur sembarangan, jago ngancurin masakan dan suka nyanyi nggak jelas kayak kamu mana bisa dianggap sebagai wanita di mata kakak. Kamu itu barbie kesayangan yang jauh lebih berharga di banding wanita manapun, ets setelah bunda yah."

"Kaka El. Yuki bahagia mendengarnya. Tapi, gimana dengan janji Yuki?"

"Janji kamu itu yah janji anak kecil yang dulunya mengharapkan pahlawannya menjadi kekasihnya kan? Yah, sekarang kamu kekasih kakak. Kekasih itu tak hanya hubungan sebatas hubungan dua insan memadu kasih. Kekasih itu adalah orang yang akan saling mencintai dengan tulus. Anggap saja kamu kekasih kedua kaka setelah bunda dan nantinya yang ketiga adalah wanita pilihan kakak El. Sama seperti kamu bie, kita kekasih.Kekasih yang mencintai sebagai saudara selamanya."

 El mengecup singkat kening Yuki. Yuki tersenyum kemudian memeluk erat tubuh kekar El. Kini, lelah dan ketakutannya perlahan menguap oleh kata- kata bijak yang keluar dari bibir kakaknya yang selama ini nampak konyol.

"Kembali lagi, siapa pilihan kamu?" Tanya El yang membuat ekspresi wajah Yuki berubah.

"Haruskah?" Tanya Yuki dengan nada bicara terdengar cuek.

"Tentunya. Hidup ini pilihan bie, dan beruntungnya kamu dikelilingi banyak cowok tampan, yang tentu saja kakak lelakimu ini yang tertampan. Sebenarnya kakak harusnya bersikap obyektif dan nggak boleh melibatkan emosi atau apapun dalam memberikan sedikit saran untuk adik kesayangannya ini. Jujur saja diantara tiga lelaki yang menggilaimu itu, ada yang lebih pantas bersamamu. Yah, walaupun si ayang Gib Gib itu sahabat terbaik kakak, yang selalu konyol dan akan menuruti semua perintah kakak. Tentu saja akan membahagiakan ketika dia menjadi adik ipar yang akan gampang kakak perintah, tapi ini masalah hati dan hidupmu bie. Gibran masih terlalu lugu dan polos untuk bisa melindungi adik kesayangan kakak ini." Yuki menatap El intens, menyelami mata El yang terlihat begitu serius berucap sembari terus membelai rambut Yuki.

Marrie with the BarbieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang