Part 1

3.7K 41 0
                                    

Suseno Ari Atmojo adalah nama yang sedang menjadi trending topic minggu ini di rumah sakit tempatku bekerja. dr Seno adalah dokter baru yang datang dari kota metropolitan. Ia Tampan, mapan, berkarisma dan nilai plusnya tentu saja masih lajang. Tubuh yang tinggi tegap ditambah kacamata minus berframe hitam yang membingkai wajah sempurnanya membuat ia terlihat seksi sekaligus jenius. Dua unsur yang jarang bisa sinkron ditemukan dalam satu orang pria.

Sebelum pindah di rumah sakit daerah ini ia pernah bekerja di rumah sakit swasta di kawasan elit Jakarta. Entah apa yang menjadi alasan ia memilih berkarir di kota kecil ini.

Diumur nya yang menginjak tiga puluhan, dr Seno masih mempertahankan statusnya sebagai bujangan. Pasti banyak yang bertanya tanya, sosok sempurna seperti dr Seno tentunya mempunyai daftar antrian panjang wanita yang berharap menjadi pendampingnya.

Memang dr Seno bukanlah lelaki yang supel dan mudah bergaul dengan orang lain. Kesan awal semua orang ketika pertama kali melihat dr Seno memang mengesankan ia adalah lelaki yang sombong. Ia jarang basa basi bahkan jarang memperlihatkan senyumannya. Lelaki yang dingin dan sombong itulah julukan wanita-wanita di rumah sakit untuk nya.

Tapi tetap saja karisma seorang dr Seno tidak bisa diabaikan begitu saja. ia tetap menjadi idola semua kalangan dari rekan seusiaku yang masih lajang hingga wanita yang sudah menikah. Tap tidak banyak wanita yang terang-terangan berani mengajaknya untuk berhubungan serius. siapa yang berani meruntuhkan tembok beton itu.

..............

Dinas Siang terakhir.

"Ah munafik kamu Lin, mana mungkin sih kamu tidak tertarik pada dr seno!!!"

Ucap teman-teman satu shiftnya malam itu.

"Entahlah, aku rasa ia tidak setampan itu", jawab Linda.

"Aihhhhh,,,jangan-jangan kamu lesbi ya lin,,ihhhh takuutttt, jangan deket-deket kita deh. Hush..hush sana jaga jarak".

canda Vani dan Arina yang sedang sibuk mempersiapkan obat untuk para pasien malam ini.

"Kalian tega deh ma aku" rengek Linda pura-pura hendak menangis.

"Jiahhh, simpan saja air matamu untuk dinas malam esok karna kita akan satu shift dengan dr Seno" ucap vani centil.

"Oh ya????" Linda menjawab datar.

"Memang apa alasannya aku harus menangis hanya karna alasan satu shift dengan salah satu dokter jaga hahhh", Linda manyun sambil mencubit pinggang Vani yang ada disebelahnya.

"Ayolah Lin, siapa sih yang tidak akan menangis mendapatkan kesempatan dekat dengan dr Seno??? Yah kecuali kamu mungkin Lin, hormon mu kemungkinan ada kelainan", ejek Vani.

"Tanda - tanda keanehan itu sudah jelas-jelas terlihat pada dirimu lin" . tambah Arin.

"Apa aku ini aneh???"

Linda mengerutkan kedua alisnya sambil mengarahkan telunjuknya pada dirinya sendiri.

"Ya kamu aneh", ucap Vani dan Arina serentak sambil berlari menjauh dari Linda yang sudah menggenggam baskom Stainless Steel ukuran sedang yang siap melayang ke arah mereka berdua.

.....................

Shift malam kedua

Seorang pria tampan yang sedang berjalan dengan penuh percaya diri itu tiba dipintu masuk ruang perawat bangsal anak. Ia melepaskan kacamata minusnya, merapikan kerah kemejanya yang ia rasa kurang rapih. Kini ia sudah menemukan apa yang dicarinya sejak tadi. Yah seorang suster, suster yang sudah menarik perhatiannya sejak pertama kali ia melihatnya. Seno adalah seorang penganalisa yang baik, iya tau gadis satu ini berbeda dengan gadis-gadis yang lain di tempat ia bekerja. Gadis ini selalu menghindar bila berpas-pasan dengannya, gadis ini seakan menganggapnya virus menular yang berbahaya. Sedikit ketertarikan, sedikit tantangan sudah menjadi modal awal bagi Seorang lelaki yang sudah terbiasa menerima tatapan memuja dari banyak wanita seperti Seno. Kata hatinya kali ini sangat kuat. Yah ia harus mendapatkan gadis ini.

Indah Pada Waktunya (New cover)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang