Part 2

2.5K 26 3
                                    

Setiap Minggu Pagi, biasanya Linda dan Seno menghabiskan waktu dengan hang out bersama. Menghabiskan waktu berdua untuk Nonton film, belanja kebutuhan sehari-hari dan aktivitas yang menjadi favorit mereka adalah berburu buku di toko buku.

Walaupun setelah masuk toko buku mereka tidak pernah bisa selalu berdampingan karena mereka selalu berpencar di pojok buku kesukaan masing-masing. Seno akan bergelut di bagian buku-buku Kedokteran dan Komputer dan Linda memburu novel-novel romantis kesukaannya.

Untuk Minggu kali ini, Linda sedikit kecewa karna Seno harus mengikuti Seminar Kesehatan diluar kota dan baru akan pulang Selasa malam. Awalnya ia membayangkan akan seharian bergelut dengan pekerjaan rumah tangga dan bermalas-malasan sambil membaca novel-novel yang belum sempat dibacanya. Tapi baru menginjak siang hari Linda sudah mulai jenuh dirumah. Akhirnya ia memutuskan utk keluar rumah menemui Sarah teman akrabnya sewaktu di rumah sakit dulu.

Siang itu langit tampak mendung, sesekali matahari mengintip. Malu dari balik sang mega. Linda memutuskan untuk membawa payung dan mengganti pakaiannya dengan busana yang lebih hangat. Celana jeans hitam yang dipadukan dengan kaos putih berlengan pendek dilapisi jaket tebal berwarna maroon. Melihat cuaca yang sepertinya tidak bersahat Linda memutuskan untuk menggunakan taksi menuju rumah sarah yang berjarak tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Walaw Seno sudah berusaha berkali-kali untuk membelikannya sebuah mobil tapi Linda selalu menolaknya. Ia lebih suka menggunakan kendaraan umum kemana pun ia pergi, Sampai akhirnya Seno menyerah dan mengikuti keinginan istrinya itu. Linda mempercepat langkahnya menuju pintu gerbang depan dimana taksi yang sudah ia pesan menunggunya disana. Sambil terus melihat kelangit hitam yang terus menggelayut tebal, seakan-akan akan segera turun ke tanah.

"Pak, tolong antar saya ke Jalan Adisucipto ya!"..Linda segera menempatkan posisi di belakang dan mengeratkan pegangannya pada Tas besarnya yang berisi Payung lipat dan lauk yang dimasaknya spesial untuk sahabatnya itu. Baru beberapa menit perjalanannya, hujan sudah turun dengan derasnya.

"Huhhh aku rasa sebaiknya tadi aku berdiam dirumah saja", pikir Linda dalam hatinya. Tapi bila ingat harus terkurung dalam kamar sendirian di saat hujan lebat membuatnya bergidik. Linda bukanlah wanita penakut tapi rasa jenuh sudah mulai dia rasakan.

Rutinitas rumah tangga membuatnya jarang bersosialisasi dengan siapapun.Tetangga rumahnya adalah orang-orang sibuk yang jarang terlihat dari gerbang tinggi yang menutup rumah-rumah mereka. Seolah-olah mereka mempunyai kerajaan sendiri yang tidak tersentuh dunia luar.

Lagipula sudah lama Linda ingin bertemu Sarah, sahabat dan teman satu asramanya dulu saat masih bekerja di Rumah sakit, Sarah masih bekerja walaw dia sudah menikah satu tahun yang lalu. Suami Sarah adalah seorang kontraktor yang selalu bepergian keluar kota, nasibnya lebih beruntung daripada sahabatnya itu. Walaw seno adalah dokter yang sibuk tetapi setidaknya setiap hari ia bisa bertemu walaw kadang Seno harus datang tengah malam ke Rumah Sakit saat ada pasien darurat.

Tak terasa taksi yang Linda tumpangi sudah sampai ditujuan. Hujan masih sangat deras saat itu, Jarak jalan raya ke rumah Sarah tdk terlalu jauh tapi lumayan menantang di tengah hujan deras seperti ini.

"hmm,untung aku tadi membawa payung". gumam Linda.

Setelah membayar ongkos taksinya Linda membentangkan Payungnya dan berjalan menelusuri jalan setapak. Banyak air menggenang di trotoar,dan karna ia hanya menggunakan sandal santai tanpa hak, membuat Linda harus berjalan jinjit agar air tidak membasahi celana jeansnya. Sambil setengah berlari Linda memeluk tubuhnya sendiri dengan salah satu tangannya yang bebas..rasa dingin mulai terasa dikulitnya, celana jeansnya sedikit basah dikarenakan percikan air saat ia turun dari taksi tadi. Tangannya memutih saking dinginnya gagang payung besi yang ia pegang sejak tadi.

Sampai di depan pintu, Dengan tergesa gesa Linda memencet bel berharap segera masuk dan mencari kehangatan didalam sana. Setelah 3 kali pencet tidak ada jawaban, Linda memegang handle pintu dan membukanya dan ternyata tidak terkunci.

"Aneh, tidak biasanya Sarah teledor seperti ini?."

"Sar, Sarah" Linda memanggil-manggil nama Sarah tapi tidak ada jawaban. Rumah mungil 2 tingkat ini memang selalu tampak sepi karna hanya sarah sendiri yang menempatinya. Iqbal, suami Sarah sudah sebulan ini mngerjakan proyek di Bali.

"Hmmmm mungkin sarah sedang tidur"gumam Linda. Linda memang sengaja tidak memberitahukan dulu kedatangannya, Linda ingin memberikan kejutan buat Sarah. Kamar utama yang biasa ditempati Sarah tertutup rapat dan sebaliknya kamar tamu yang jarang ditempati Sarah terbuka setengahnya. Perlahan Sarah memasuki kamar itu, gelap karna korden jendela msh ditutup dan lampu juga tidak dihidupkan.

"Sarah????". Linda mengendap-ngendap mendekati ranjang yang ada dipojok dinding. Iya ingin mengejutkan Sarah. Dengan perlahan tangan Linda mendekati sosok tubuh yang ditutupi selimut itu dengan posisi tangan seperti menerkam dan sebelum ia menyentuh sosok yang sedang tertidur itu tiba-tiba seperti ada tangan kokoh yang memegang kedua pundaknya dan menarik kemudian menjatuhkannya keranjang. Masih shock dengan apa yang baru dialaminya Linda berusaha mendorong sosok asing yang sedang menindihnya itu.

"Aku salah,ini bukan sarah". Linda bergelut dengan pikiran nya sendiri saat itu. Sosok yang ada diatas tubuhnya sekarang ini adalah pria. Sarah bisa merasakan dari besarnya dan kerasnya otot dada lelaki yang bertelanjang dada ini. Bau keringat maskulin yang khas dan deru nafas pria yang baru terbangunkan dari tidurnya mengingatkannya pada Seno.

"Tidak, ini bukanlah aroma suamiku", bathin Linda tapi tetap saja membuat membuat desiran didadanya. Linda menggeleng dan berkata "Tidak.", iya tau sekarang ia ada dalam bahaya. Sebelum Linda bisa meronta untuk bangkit dari posisinya sekarang Pria itu menangkup bibirnya dengan lembut, turun cepat menuju lehernya. Kaget dengan serangan yang tiba-tiba itu Linda meronta dan reflek membuka mulutnya untuk berteriak tapi tidak ada suara yang keluar dari bibirnya malah membuatnya terhenyak karna lelaki itu telah menciumnya lagi.

Linda tidak bisa berkata apa-apa. Suaranya seolah-olah terperangkap didalam dada, bergemuruh dan mencengkram udara. Ruangan itu semakin panas dan baju ia merasa jaket dan kaos yang masih ia gunakan terasa menyesakkan. Ketika pikiran dan logikanya berputar-putar diluar kendali ia mengetahuinya secara pasti.

Ia tau ini salah tapi tidak berusaha untuk menghentikannya.

Tanpa disadarinya tangan Linda yang tadinya berusaha menjauhkan tubuh pria itu malah menggelayut pada leher pria yang kini masih mencumbunya.

Tubuh pria itu sangat hangat dan aroma yang memabukkan dari tubuhnya membuat Linda lupa diri.

Dua sosok manusia yang sama-sama sedang dimabukkan oleh gairah dan nafsu yang tanpa mereka berdua sadari bahwa kenikmatan yang sedang mereka rasakan saat ini adalah awal dari perubahan besar masa depan mereka.

Indah Pada Waktunya (New cover)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang