Part 13

1.6K 36 5
                                    

Pov Linda

Aku tercekat melihat sosoknya, Frans berdiri tegap di dekat almari sambil membuka kemeja dan celana jeansnya, ia menyadari keberadaanku ketika jeansnya sudah terlepas sempurna dari tubuhnya. Kini ia hanya mengenakan celana boxer hitam. Ia tersenyum padaku dan terlihat menatapku dari ujung kepala sampai ujung kaki, oh Tuhan lelaki ini begitu tampan. Jantungku berdetak ta beraturan, entah mengapa kepalaku terasa berat, pandanganku kabur dan terasa berputar-putar, ada perasaan aneh diperutku yang membuat aku mual dan ingin memuntahkan semua isi diperutku. Tiba-tiba Frans sudah ada didepanku, Ia meraih kepalaku dan membelainya lembut. Aku tidak tahan lagi, rasa ini begitu menyiksaku, kaki ku sudah tidak bisa menopang berat tubuhku dan satu-satunya tumpuanku adalah Frans yang sekarang ada di depanku. Aku menghamburkan diriku padanya, aku memeluknya erat tanpa bisa berkata-kata. Aku masih bingung dengan keadaan tubuhku, Frans memelukku lebih erat lagi dan membelai punggungku, aku merasakan sedikit kenyamanan tapi aku tidak bisa menahan lagi rasa sakit pada kepalaku, pandanganku seperti berputar-putar, tenggorokanku terasa pahit dan perutku seolah-olah akan memuntahkan semua isinya..ada apa ini, perasaan ini sangat lah asing, apa yang terjadi dengan tubuhku???oh Tuhan aku tidak sanggup lagi. 

Semua gelap..

"Sayang..."

Samar-samar aku mendengar suara Frans disampingku.

Ia terlihat lebih pucat dari ku. Ia membelai dahiku lembut dan memegang tanganku erat..aku terbangun dan merasakan rasa yang aneh dari perut dan tenggorokanku, aku mengerang menahan rasa mual yang semakin memburuk. Akhirnya aku terbangun, dengan semua kekuatanku aku berdiri dan tidak menghiraukan Frans yang berusaha mencegahku berdiri. Aku ingin mengeluarkan semua isi perutku, yang kuinginkan sekarang adalah mencari tempat untuk muntah dan membasahi kepalaku dengan air.

Frans akhirnya menyerah dan membimbingku menuju wastafel,, sampai di depan wastafel aku hampir memuntahkan semua isi perutku, rasa pahit ditenggorokan menyiksaku.

Frans tampak khawatir dan memijat tengkuk ku dengan lembut, ia tidak berkata apa-apa, tapi ekspresi khawatir jelas terlihat di wajahnya. Aku menatap bayangan wajahku dicermin wastafel. Wajahku terlihat pucat, dengan dua kantong mata yang terlihat jelas dikarenakan malam-malam berat yang kujalani beberapa hari ini. Aku membasuh tangan dan mencuci wajahku. Frans masih berdiri disampingku sambil memegang rambut panjangku kebelakang dengan tangan kanannya

Setelah dirasa rasa mual itu telah hilang Frans membimbingku kembali ke ranjang. Ia mengambil minyak kayu putih dan menggosoknya ditengkukku sambil memijatnya pelan. Oh tuhan pijatan itu benar-benar manjur dan satu-satunya yang ku inginkan saat ini hanyalah berbaring..

Saat ku menutup kedua mataku Aku terkesiap, betapa bodohnya aku tidak menyadarinya. Bukankah aku seharusnya sudah menstruasi Tiga hari yang lalu, bagaimanapun aku pernah menjadi seorang petugas medis, tidak sulit bagiku untuk mengetahui siklus normal, dan mengetahui tanda-tanda bahwa seseorang telah hamil.

"Oh, ya ampun:!!Aku hamil"

Ucapan singkat ku membuat Frans terkejut. Frans hanya diam dalam keterkejutannya, ia terlihat berpikir keras dan sedang memutuskan kebenaran apa yang baru saja aku ungkapkan.

Oke, aku harus tenang, aku mulai menghitung masa subur dan fakto-faktor yang meyakinkan kehamilanku.

kapan terakhir kali aku berhubungan???Oh Tuhan pertanyaan yang bodoh. Tentu saja pagi tadi, bahkan aku masih merasakan belaian lembut Frans ditubuhku, bahkan bibirku masih berdenyut karna ciumannya.

Berbicara tentang Berhubungan???

Selama hidupku aku hanya pernah bercinta dengan dua lelaki, suamiku dan lelaki tampan yang sedang duduk disampingku..aku langsung berdiri tanpa ada pencegahan berarti dari Frans, aku membuka tas kosmetikku dimana aku selalu membawa test pack yang selalu aku gunakan setiap bulan. Walaw aku tau mas seno memiliki kemungkinan kecil membuatku hamil tapi aku yakin suatu saat aku akan menjadi seorang ibu. Entah darimana pikiran itu berasal, yang jelas, aku selalu meyakini apa yang aku yakini akan terjadi. Mas seno bukan mengalami kelainan hormonal yang fatal, dengan therapi yang dijalani mas Seno, dr Ryan mengatakan masih ada kesempatan bagi kami untuk mempunyai seorang anak. Walaupun 80 persen penderita Varikokel seperti mas seno akan mengalam kemandulan sekunder yaitu bisa mendapatkan anak pertama tapi akan sulit untuk mendapatkan anak kedua. Mas seno selalu berkata padaku disela-sela percintaan kami. Ia selalu bilang ini hanya masalah waktu. Yah ia selalu optimis, dan akupun percaya.

Aku berlari menuju kamar mandi dan bertepatan dengan keinginanku untuk buang air kecil. Sangat mudah, setelah menampung air seniku di wadah kecil aku mencelupkan alat itu dan menunggu kurang lebih satu menit.

Aku memejamkan mata dan berdebar debar untuk mengetahui hasilnya. Saat ku membuka mataku dan melihat alat itu bekerja dan....

Aku shock..

Benarkah itu...

Dua garis????

Aku benar-benar positif hamil.

Aku menatap garis itu berkali kali dan memandang Frans yang kini sudah berdiri menjulang di dekat pintu masuk. Masih diam dan tanpa ekspresi. Tatapannya lekat mengarah pada test pack yang sedang aku pegang.

Tanpa menanyakan hasil tes itu ia sudah bisa menebaknya. Frans berbalik dan aku mendengar umpatan keras Frans dari dalam kamar.

"Siallll"

Aku yakin Frans sangat sadar atas fakta yang ada. Bahwa calon bayi dirahimku ini bukanlah miliknya.

Anak ini adalah anak mas Seno.

Indah Pada Waktunya (New cover)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang