Part 14

1.3K 35 14
                                    

Hanya hatinya dan Tuhan yang tau apa yang ada dalam pikirannya sekarang. Tentu saja Frans tidak akan mempermasalahkan kehamilan itu, andai saja Linda berkenan ia akan rela menjadi ayah dari anak yang akan lahir dari rahim wanita yang sangat ia cintai itu, tapi bagaimana bila Linda memutuskan kembali pada suaminya. Frans sadar posisinya sangat lemah sekarang, ia tidak lebih sebagai orang ke tiga yang tidak mempunyai hak apapun terhadap Linda. Bahkan secara hukum pun Linda masih sah sebagai istri orang lain.

Ia tidak menyangka hal ini terjadi disaat Linda mulai membuka diri dan mau menerimanya.

Apakah ini hukuman baginya karna mencintai wanita milik orang lain ataupun balasan karna ia dengan sengaja telah memisahkan suami istri yang masih dalam ikatan suci perkawinan.

Andai saja Linda tau tentang telepon suaminya malam itu, kemungkinan besar Linda dan suaminya akan rujuk kembali, tetapi rasa cemburu telah membuatnya murka. Ia menyembunyikan hal itu dari Linda bahkan dengan sengaja ia menghapus memori panggilan di ponsel Linda. Bahkan ia tau ponsel Linda dalam keadaan kurang batrei, tapi ia sengaja mendiamkannya, ponsel itu akan menjadi penghalangnya. Dan akan lebih baik bila ponsel itu tidak aktif. Dan tebakannya benar, saat pagi menjelang Linda yang masih dalam keadaan labil dengan mudahnya mau mengikutinya ke Jakarta. Tidak sedikitpun mempermasalahkan keadaan ponselnya yang mati, Apalah arti sebuah ponsel bagi seorang wanita yang sedang dalam kondisi bimbang seperti Linda saat ini. Dan Frans langsung menyadari situasi dan mengambil kesempatan itu untuk membawa Linda bersamanya. Ya dan Frans memang berhasil, setidaknya hingga saat ini.

Frans tidak bisa membayangkan bagaimana dirinya jika sehari saja berpisah dengan Linda.

Frans bergidik membayangkan masa kelam yang terjadi saat ia mengalah untuk menjauh dari Linda.

Apakah kebohongannyaa selama ini pada Linda dan Seno bisa diperbaiki???

Tentu saja tidak!!!

Linda beranjak dari tempat duduknya ia mendekati Frans yang berdiri di depan jendela membelakanginya.

"Aku ingin pulang" ucap Linda, Ia berusaha mengatakan kalimat itu selantang-lantangnya. Ia tidak mau terlihat sedang mengalami dilema dalam hatinya. Linda sadar bahwa ia bersikap seperti anak kecil yang tidak punya pendirian, malam tadi pendiriannya sudah sangat bulat, ia memutuskan untuk bersama Frans, tapi setelah tau bahwa ia hamil ada panggilan dalam hatinya yang mengharuskannya pulang pada Seno dengan resiko penolakan Dari suaminya itu. Ia akan ambil resiko itu tapi suaminya harus tau masalah ini, akhirnya setelah perjuangan dan penantian mereka selama 4 tahun akhirnya ia hamil, ini anak Seno, benih yang benar-benar milik suaminya.

Selama beberapa saat Frans tidak bergeming. Ia menatap pemandangan jakarta diwaktu malam dari jendela apartemennya. Ia memang diam tapi hatinya sedang dilanda badai. Kedua alisnya berkedut, rahangnya mengeras, tangannya mengepal. Frans bertekad tidak akan pernah melepaskan Linda. Tidak untuk kedua kalinya. Karna hatinya akan sekarat.

"Kau tidak bisa pulang" jawab Frans

Tanpa berbalik dari posisinya sekarang.

Linda sudah bisa menduganya. Lelaki ini tidak akan pernah melepaskannya, dari cara perlindungannya yang begitu posesif beberapa hari ini, Linda merasakan sedikit rasa takut, cinta Frans padanya terlalu bergairah, mengebu-gebu dan intens, pandangan Frans tidak pernah lepas dari dirinya, mata elang itu seakan-akan menelanjanginya tanpa ampun. Suatu hal yang tidak pernah ia rasakan saat bersama Seno, suaminya sangat terkendali, tatapannya hangat dan memberi kenyamanan padanya.

Linda kembali dari lamunannya. Dua pria yang ada dihatinya ibarat langit dan bumi, api dan air. Mereka berbeda tidak bisa dibandingkan, tapi semua itu terlihat jelas karna Linda hanya pernah dekat dengan dua lelaki selama hidupnya.

Indah Pada Waktunya (New cover)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang