B.

348 44 2
                                    

[mulmed: Dove Cameron as Samantha Bowman]

Frieda's pov.

"Ternyata Niall dan Harry itu..." ucapan Sam sangat menggantung. Oh ayolah, ini membuang waktu.

"Cepat katakan Sam"

"Mereka berusaha memperebutkan dirimu, Fri. Um, lebih tepatnya mereka membuat taruhan untuk mendapatkan dirimu. Taruhan mereka adalah mobil sport mereka sendiri, Fri!" ucap Sam lebih lembut-dari biasanya-

"Sam, itu sangat lucu" ucapku tergelak. Bagaimana tidak, tingkah mereka bagaikan bocah umur 5 tahun yang merebutkan botol susu.

"Fri, aku serius. Tapi kuharap kau bersama Niall, karena menurutku Niall itu laki-laki yang baik. Daripada Harry selalu membawa gadis yang berbeda setiap harinya"

"Aku tidak memilih siapapun, Sam. Aku memilih melamar pekerjaan disini." ucapku santai. Ya, memang disini ada lowongan kerja. Kau ingat, kan uang sakuku dipotong oleh Elena?

"FRIEDA! YANG BENAR SAJA KAU?!" ucap Sam heboh hingga seisi cafe menoleh ke arah Sam.

"Sam! Kau tidak malu dilihat banyak orang?!" ucapku dan mengusap mukaku kasar. Sam hanya meringis dan kembali duduk.

"Sam, antarkan aku untuk melamar pekerjaan, ya" Sam mengangguk dan mengantarkan aku untuk melamar pekerjaan.

Aku keluar dari cafe, dan ya aku diterima disini. Aku bisa mulai bekerja besok sehabis kuliah. Namun, Elena menelponku dan menyuruhku untuk pulang. Aku segera pulang dan sialnya jalanan sedang macet. Lebih sialnya, seseorang menabrakku dari sebelah kananku. Aku pun sudah mencium trotoar.

"Hey! Hargai pengguna jalan, bodoh!" teriakku dan membersihkan bajuku dari tanah. Bagus, tampilanku sudah seperti pengemis di pinggir jalan.

"Ah, iya maaf. Akan kuganti dengan uang saja ya! Aku sedang terburu-buru" ucapnya lalu keluar dari mobilnya.

"Frieda?!"

"Oh, ternyata playboy tolol yang menabrakku. Aku tidak butuh uangmu, idiot." ucapku dingin dan segera meninggalkannya.

Sesampainya di rumah, aku segera menghampiri Elena.

"Terlambat 15 menit, Frieda. Dan oh, lihat tampilanmu seperti gelandangan sekarang" ya, Elena sedang menertawakan seorang Frieda Vlaire William.

"Sekarang, bersihkan kolam renang, bersihkan kamar anak-anakku, siapkan makan malam." ucapnya santai sekali. Tuhan, kapan aku bisa bebas?

"Baik, nyonya. Nyonya, mulai besok aku akan bekerja. Aku akan pulang sekitar pukul 6."

"Yayaya, tapi sepulang kau kerja, kau harus membereskan rumah."

'God, ini lebih buruk dari sebelumnya'  batinku bersorak tidak setuju.

"Ba--baiklah" ucapku dan segera membereskan rumah.

Makan malam kali ini lebih tenang daripada kemarin. Kali ini Ralda ikut makan malam bersama. Setelah membereskan makan malam, aku menuju kamarku dan membersihkan lukaku tadi sore. Ya, daritadi hanya kubilas dengan air. Katakan aku nekat, silahkan.

Setelah membersihkan luka, aku langsung belajar. Kemudian Niall menelponku, ada apa lagi dengan dirinya. Jujur saja, aku malas sekali jika berhubungan dengan Niall.

"Halo, Niall. Ada apa?"

"Hai, Fri! Besok aku akan menjemputmu, okay?"

"Niall, aku bisa menggunakan skateboardku. Kau menjemput Ralda saja."

"Aku tidak menerima penolakan kali ini. Ayolah, kali ini saja, ya? Okay, aku akan menjemputmu!"

"Tid---"

"Fuck fuck!" umpatku kesal. Aku tidak mau dijemput oleh Niall, ini akan menjadi berita di kampus dan itu artinya aku mendapat siksaan lagi dari Elena dan Ralda. Lebih baik aku bolos kuliah daripada harus dijemput Niall.

maaf ya kalo -lagi lagi- absurd, ada typo(s), sama kalo masih short chapter :D keep vomments ya!

Skategirl [On Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang