F.

277 34 4
                                    

Frieda pov
Harry Styles si playboy tolol yang suka menggoda wanita.

"Hey, Frieda aku berbicara denganmu. Kau sedang apa disini sendirian?" ucap Harry.
"Bukan urusanmu, idiot." ucapku dingin dan meninggalkan Harry.
"Wait, Frieda. Aku bukanlah Harry yang dulu yang suka bermain wanita dan suka ke club. Aku kembali menjadi Harry yang normal." ucap Harry dan menarik tanganku.
"Lalu apa peduliku?" ucapku lagi lagi dingin.
"Fri, aku tau kau benci padaku karena aku sudah kurang ajar dan padamu. Maafkan aku, Fri. Jangan benci aku lagi." ucapnya sangat lembut

"Aku tidak membencimu dan aku memaafkan dirimu" ucapku dengan tulus dan senyuman Harry mengembang.
"Thank you, Frieda! I love you!" ucap Harry dan langsung memelukku, aku membalas pelukannya.

"Thank you, Frieda! I love you!" ucap Harry dan langsung memelukku, aku membalas pelukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jujur saja, aku tidak tega dengan Harry. Sepertinya dia benar benar berubah kali ini. Dia manis jika bersikap baik.

Aku berbicara dengan Harry. Kami tertawa bersama dan saling bercerita tentang keluarga kami. Harry menceritakan masa kecilnya yang benar benar konyol. Tak sadar sekarang sudah pukul 11 p.m. Aku segera pamit pada Harry dan menuju ke rumah.

Sesampainya di rumah, aku mengendap ngendap agar Elena tidak memarahiku. Aku melewati pintu belakang rumah, melepas sepatuku dan berjalan dengan sangat pelan.

"Kau tertangkap basah Frieda. Habis darimana kau tadi? Sekarang pukul berapa?" gotcha, di depanku terdapat Elena dan Ralda.
"A-aku tadi makan di cafe dan berbelanja ini." Aku menjawab dengan menundukkan kepalaku.
"Kau kuhukum sekarang! Berani beraninya kau pulang malam membawa mobil suamiku!" God, aku ketakutan sekarang.
"Cepat bersihkan kolam renang sebelum suamiku datang!" ucap Elena dan Ralda menjambak rambutku hingga kolam renang. Aku meringis kesakitan dan Ralda tidak mempedulikan aku.
"Dasar wanita malam!" ucap Ralda melepaskan rambutku dan meninggalkan aku sendirian

Aku menangis. Ya seorang Frieda yang terkenal cuek dan dingin kini menangis. Entah mengapa aku disini terlihat lemah dan ketika diluar aku terlihat biasa saja.

Aku ingin bahagia seperti gadis lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku ingin bahagia seperti gadis lainnya. Mereka memiliki ibu dan saudara yang siap mendengarkan keluh kesahku. Sedangkan aku? Aku memiliki ibu yang siap menyuruhku setiap saat.

Aku merindukan kasih sayang Mom. Aku ingin Mom membelai rambutku lagi. Aku ingin Mom memelukku ketika aku menangis. Tangisanku semakin deras. Sekeras apapun aku menangis tak akan ada yang peduli. Ayah tidak mengetahui ini semua.

Aku membersihkan kolam renang dengan sesenggukan. Air mataku terus mengalir. Entah kapan aku terakhir meneteskan air mataku. 3 jam selesai, aku menuju kamar dan kembali tidur.

9 a.m
Sial, aku kesiangan. Aku langsung mandi dan berangkat kuliah. Aku menuju kampus -dengan terpaksa- menaiki taksi. Sesampainya di kampus, aku membayar taksi dan berlari menuju kelas. Dan sudah 30 menit aku terlambat. Ya, ini pertama kali aku membolos kuliah.

Aku menuju cafe kampus. Aku lapar sekali. Dan ketika aku menuju cafe, aku bertemu dengan Abraham.

"Hi, cutie pie!! Kau sering membolos kuliah ya? Aku lama tidak melihatmu." ucapku
"Jika aku membolos, Momku akan membunuhku, idiot." ucap lelaki berambut pirang di depanku.
"Kau ada jam kuliah? Kalau tidak, temani aku makan." ucapku manja. Wow, seorang Frieda sekarang bisa manja.
"Baiklah, Princess idiot." Abraham adalah temenku sejak aku berada di playground. Abraham sempat melihat Mom seperti apa.

Setelah memesan makanan, aku duduk di dekat pintu cafe bersama Abraham.
"Fri, kau sedang bersama Harry ya? Kau tau fotomu dengan Harry dekat loker tersebar luas! Lihat, lihat!" ucap Abraham heboh sambil menunjukan hpnya.
"Abraham, itu kecelakaan okay?" ucapku lalu menyuapkan spaghetti ke mulutku.
"Kau tau?"
"Tidak."
"Aku belom selesai berbicara Frieda! Niall tau foto ini dan dia menangis. Fri, Niall mencintaimu dengan tulus. Kau tau sendiri kan jika Harry itu playboy idiot yang pernah menabrakmu?"
"Harry sudah seperti waktu di high school, cutie pie. Kemarin dia meminta maaf kepadaku." ucapku santai
"Fri, kau yakin? Wtf! Sekarang sudah pukul 9.45, aku ada kelas! Aku peringatkan jangan pernah jatuh cinta pada Harry, Fri. Aku duluan, Princess idiot!" Abraham pergi meninggalkan aku.

---

Selesai membayar, aku menuju kelas. 3 jam berkuliah, aku segera bekerja. Hari ini aku bekerja dengan Michael, Angel, Ashton, dan Calum. Michael menggantikan shift Luke hari ini karena Mrs. Hemmings sedang sakit.

Tiba-tiba aku terpikir dengan perkataan Abraham. Perkataan Abraham terngiang di otakku. Hingga secangkir kopi panas tersiram di bajuku.

"Wtf! Aw, panas panas panas panas!" ucapku sambil mengambil tisu yang ada di sebelahku dan mengelapnya.
"Calum! Kau sungguh ceroboh. Kasian Frieda bajunya kotor dan basah. Kau tak apa, Fri?" tanya Angel dan aku mengangguk.
"Aku tidak sengaja. Fri, kau bisa ambil kaosku di loker." ucap Calum dingin. Dasar Calum!

Aku mengambil kaos Calum dan mengganti bajuku. Baju Calum kebesaran -sekali-. Aku memakai celemekku dan keluar dari ruang staff.

"Calum kau tidak punya baju lainnya? Ini kebesaran."
"HAHAHAHA FRIEDA KAU TAMPAK KONYOL JIKA SEPERTI ITU!" Michael tertawa terbahak-bahak dan dengan cepat Angel mencubit perut Michael. Seketika tawa Michael hilang dan berubah menjadi kesakitan.
"Tidak" ucap Calum singkat
"Sudah, Fri tak apa yang terpenting kau memakai baju bersih sekarang." ucap Ashton.

4 p.m
Aku menunggu taksi di depan cafe. Hari ini aku berniat mengunjungi Mom dan beruntung Elena mengizinkan aku.

"Bye, guys!" ucap Angel, Ashton, dan Michael. Tersisa Calum dan aku disini.
"Akan kuantar kau pulang sebagai permintaan maafku tadi." Calum memberikan helm kepadaku.
"Aku ingin ke suatu tempat sebelum pulang, Cal jadi tak usah. Dan aku sudah memaafkanmu." ucapku dingin.
"Akan kuantar. Cepat naik." ucap Calum dan aku menurut.
"Pegang--" Aku sudah memeluk tubuh Calum.
"Aku tak mau terjatuh di tengah jalan." ucapku cepat.
"Kau mau kemana?" ucap Calum yang 3 menit yang lalu sudah menancap gas
"Pemakaman di jalan 66st Street."

Ya, Calum mengantarkan aku. Dia baik sekali hari ini. Sebelumnya, aku sudah membeli bunga Mawr putih untuk Mom. Aku dan Calum menuju makam Mom. Sebenarnya aku ingin Calum menunggu di depan tetapi Calum menolak.

"Hi, Mom. Ini aku, Frieda. Mom ingat aku, kan? Mom, aku kangen kasih sayangmu. Elena tidak pernah memberi kasih sayang padaku. Ia hanya pernah memberi luka padaku. Mom, aku kesini bersama lelaki ceroboh yang tadi menumpahkan kopi ke bajuku namanya Calum. Dia berwajah Asia tapi bukan Asia--"
"Frieda, astaga. Kenapa kau mengingat kejadian tadi, sih?" Aku terkekeh
"Mom aku kesini membawa bunga mawar putih kesukaanmu. Aku masih ingat semua kesukaanmu. Mom, tampaknya sudah sore. Aku pulang ya, Mom. I love you, Mom" ucapku dan meneteskan air mataku. Oh, ayolah aku sudah membendung ini daritadi.

Calum memelukku dan berusaha menenangkanku. Aku dan Calum keluar dari pemakaman tersebut. Calum mengantarkan aku pulang.

"Fri, call me if you need a friend." ucap Calum sambil memberikan secarik kertas berisi nomor Calum.

A/N: Haiii :3 chapter kepanjangan ya?.-. Gapapa de ya :3 maaf kalo ada typo(s) maaf juga mungkin lama update ya(?) wattpadku agak error :''oh ya vomments ok? Ok.

Skategirl [On Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang