M.

208 29 19
                                    

Author pov

Hari ini Frieda bekerja dengan senang hati. Ia melupakan segala keperihan hari hari kemarin. Ia tidak bisa terus terusan seperti itu. Meski matanya sembab, ia tetap berusaha tersenyum sebaik mungkin.

"Fri, kau sepertinya tidak sehat. Lebih baik kau duduk saja." ucap Selena. Berbicara tentang Selena, Frieda sudah mengembalikan sepatu milik Selena kemarin.

"Aku baik baik saja, Sel." ucap Frieda tak lupa dengan senyumnya.

"Fri, bantu aku!" teriak Cameron. Frieda segera membantu Cameron.

Selesai bekerja, Frieda pulang bersama Ashton. Karena Ashton yang memaksanya. Ada sesuatu yang aneh bagi Frieda. Ini bukan jalan menuju rumahnya.

"Ashton, kau tidak salah jalan kan?" ucap Frieda.

"Tidak. Aku mengajakmu untuk makan malam." ucap Ashton yang tetap fokus menyetir mobilnya.

---

Frieda turun dari mobil Ashton lalu disambut oleh Michael dan Luke. Lalu Michael dan Luke berjalan di belakang Frieda dan Ashton. Frieda kebingungan melihat rekan kerjanya seperti ini. Lalu mereka masuk ke dalam restoran tersebut. Mereka dipersilahkan duduk di dekat pintu keluar atau masuk oleh pelayan cantik tersebut.

"Aku ke toilet sebentar." ucap Ashton.

"Aku mau menelpon Angel dulu." ucap Michael.

"Aleisha menelponku. Tunggu sebentar." ucap Luke.

Satu persatu dari mereka pergi dan Frieda mendengus kasar sambil memainkan pisau di depannya. Tiba tiba Calum datang dengan memakai kemeja hitamnya yang rapi dan memakai ripped jeans-nya. Hal itu membuat Frieda kaget dan nyaris saja pisau yang ia mainkan tadi menusuk ke tangan kirinya.

"Maaf." ucap Calum. Frieda tetap memainkan pisaunya itu.

"Kau bisa terluka jika bermain dengan pisau itu." ucap Calum lagi dan merebut pisau itu dari Frieda. Dan duduk jongkok di depan Frieda. Lelaki keturunan Kiwi itu memegang lembut tangan kurus nan putih milik Frieda.

"Fri, maafkan aku terlalu lama untuk mengakui hal ini. Aku tau aku terlambat menyadari bahwa namamu Frieda Vlaire William. Aku tau aku juga terlambat menyatakan ini semua. Mungkin kau lelah menunggu? Itu wajar ini salahku, akan ku terima. Aku mempersiapkan ini terlalu lama. Aku bukan lah tipe pria romantis. Aku hanyalah mahasiswa yang akan lulus dan pria pemalu." ucap Calum lalu menarik nafasnya untuk kembali berbicara. Frieda hanya bungkam, ini pertama kali seorang pria menyatakan semua isi hatinya bagi Frieda

"Aku sempat bertengkar dengan Ashton karena dirinya mengantarkan dirimu. Seharusnya, aku yang mengantarkanmu. Aku memendam rasa sakit, cinta, sayang, dan cemburu sendirian." lalu Ashton muncul sambil membawa sebuket mawar kuning.

"Aku bercerita pada Luke karena aku tidak betah bersikap dingin padamu. Aku sadar jika diriku seorang pria cerewet yang telah mengomeli dirimu. Padahal aku hanya rekan kerjamu." Luke muncul dengan membawa sebuket mawar putih, lip pearching-nya terangkat ke atas ketika dirinya tersenyum.

"Michael. Ia yang memberi ide yang gila ini padaku. Ia satu dari dua orang yang bersemangat ketika aku melakukan ini." ucap Calum lalu Michael muncul juga membawa sebuket mawar pink.

"Mali. Orang pertama yang bersemangat hari ini. Ia kakakku. Ia selalu menanyakan gadis misterius yang meninggalkan topeng ini." ucap Calum sambil menunjukkan topeng tersebut, Mali juga muncul membawa sebuket mawar merah.

Frieda menutup mulutnya tak percaya. Sam dan Abraham juga turut muncul.

"Frieda, aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Kau berbeda dengan gadis lainnya. Kau rapuh tapi di luar kau kuat. Aku bersedia menjauhkan kau dari kerapuhan itu. Fri, will you be my girl? I promise, i will protect you from the negative act." ucap Calum.

Kini mata Frieda berkaca kaca. Entah mengapa, ia merasa spesial hari ini. Ia bangkit dari duduknya dan mengajak Calum untuk berdiri juga.

Frieda memeluknya dengan erat seperti enggan melepas Calum.

Frieda memeluknya dengan erat seperti enggan melepas Calum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yes, I do and I love you too, Asian." bisik Frieda di telinga Calum. Lelaki berambut hitam itu tersenyum penuh kemenangan.

Teman teman mereka berdua bertepuk tangan bahagia. Frieda melepas pelukannya pada Calum. Michael, Ashton, Luke, dan Mali berlari menuju Frieda dan memberikan buket buket mawar itu pada gadis pirang itu.

"Calum! Jaga Frieda baik baik. Jangan sakiti dia, jangan bohongi dia, jangan--"

"Abraham, tutup mulutmu." ucap Sam dan menutup mulut Abraham dengan tangan mungilnya. Lelaki beramut coklat itu menggigit tangan Sam dan membuat gadis itu melepaskan tangannya dari mulut Abraham.

"Aku hanya ingin memperingatkan dirinya, Sam. Jika kau berani menyakitinya, kuhajar kau." ucap Abraham tajam.

"Aku akan menjaganya, Abraham." ucap Calum sambil menepuk pundak Abraham. Abraham kemudian tersenyum. Ia menaruh kepercayaan pada calon dokter itu.

Abraham berjalan menuju ke arah Frieda. Lelaki berambut coklat itu memeluk sahabat kecilnya itu. Ia bangga melihat Frieda senang sekali hari ini.

"Aku senang melihatmu seperti ini. Tetaplah seperti ini, Fri. Aku juga selalu menemanimu dan menjagamu." ucap Abraham. Frieda hanya mengangguk senang dan memeluk lelaki di depannya itu.

---

"Fri, kita sudah sampai." ucap Calum setelah mengantarkan Frieda ke rumahnya. Sayangnya, gadis berambut pirang itu terlelap. Calum tersenyum ketika melihat Frieda dengan wajah damainya.

Calum menggendong Frieda menuju ke dalam rumah. Ia bertemu dengan ayahnya. Ia meminta maaf dan meminta izin untuk masuk ke dalam kamar Frieda.

Ia menidurkan Frieda di kasur warna putihnya. Calum menarik selimut hingga ke pundak Frieda. Lelaki itu segera pergi dari kamarnya dan pamit pada Mr. William.

"Ah, Calum. Terima kasih telah menjaga anakku." ucap Mr. William.

"You're welcome. Aku pulang terlebih dahulu, Mr. William." ucap Calum lalu ia pulang ke rumahnya.

A/N: hola!! :3 di mulmed itu foto Abraham sama Sam ya :3 maaf kalo lagi lagi gak nyambung :(( keep vomments yaa!

Skategirl [On Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang