H (2)

238 28 4
                                    

Hari yang kutunggu tunggu tiba. Aku menyiapkan baju, topeng, dan beberapa make up yang aku punya ke dalam ranselku. Hari masih pagi, ini saatnya aku izin pada ayah.

"Ayah!" teriakku dari tangga. Ayah hendak pergi tapi aku memanggilnya. Aku pun menuruni tangga.
"iya, sayang?"
"Aku bekerja di cafe boleh? Aku akan dapat shift sore hari ini." ucapku dan Elena terus melirik kepadaku.
"Boleh. Memang uang bulananmu kurang? Kalau kurang akan ayah tambah."
"um ee, kenapa kau bekerja sayang? Kan sudah diberi ayah uang bulanan." sahut Elena
"Aku ingin merasakan berbelanja dengan uangku sendiri, Mom, ayah." ucapku santai.
"Oh, bagus juga. Tapi jangan pulang larut malam. Okay?" ucap ayah dengan senyuman yang tulus. Mungkin itu salah satu alasanku mencintai sosoknya.
"Okay! Thank you" ucapku.

Kemudian ayah pamit untuk bekerja di Chicago. Ya, ayah dinas ke luar kota. Elena langsung menarik diriku ke dalam rumah. Dan membiarkan aku tersungkur di lantai.

"Aku tak mau tau pokoknya rumah ini harus bersih! Tidak ada tumpukan baju, sepatu kotor, perapian kotor, peralatan dapur kotor dan semuanya harus bersih!" ucapnya lantang.
"Baik, nyonya." ucapku pelan
"Kau tidak boleh ke Halloween party itu! Jangan halangi anakku memenangkan party itu! Oh, ya aku akan pergi perawatan dan shopping dan aku pulang sebelum tengah malam. Jadi tidak usah buat makan malam." ucap Elena sambil meninggalkan diriku.

Kesempatan emas! Thanks, God! Aku segera menuju kamarku mengerjakan tugas tugasku. Setelah itu, aku membersihkan rumah. Aku menelpon Ashton untuk mengabarinya jika aku pasti ikut party itu. Aku menelponnya di gudang, ya agar Elena dan anaknya tidak mendengar.

'Halo, Ashton! Aku pasti ikut party itu. Pukul 3 aku menuju cafe.'
'okay, aku siap mengantarkanmu.'
'Aku pulang dengan siapa, Ash? Jangan bilang aku harus jalan kaki'
'tentu denganku. Ah, 1 hal yang harus kau ingat. Ketika jam berdenting 11 kali kau harus segera pulang. Get it?'
'Okay, thank you, Ashton'

Aku langsung memasukkan ponselku ke dalam sak dan membereskan gudang. Tak terasa, ini saatnya berangkat bekerja. Elena dan anaknya tidak ada di rumah, mereka sudah pergi perawatan 10 menit yang lalu. Aku menuju cafe menaiki bus. Sesampainya di cafe, Ashton dan Angel sangat senang melihatku.

Sore ini yang bekerja adalah aku, Ashton, Angel, Mattew, Cameron, dan Selena. Memang lebih banyak karena hari ini adalah hari Sabtu.

5.56 p.m
"Nah, perfect!" ucap Angel yang selesai mendandani diriku. Hanya make up yang simple, hanya perlu taburan bedak, blass on, dan lip gloss. Angel juga membenahi rambut pirangku. Selena juga turut membantu mendandani aku.

Aku melihat pantulan diriku di kaca. Ini seperti bukan diriku. Kemudian aku mengganti bajuku dengan dress milik Angel. Aku keluar dari ruang ganti dan melihat Angel serta Selena mematung.

"Aku tampak aneh?" tanyaku dengan bingung.
"Tidak. Kau cantik sekali." ucap Angel sambil memelukku.
"Fri, lepas sepatu converse mu, ganti dengan heelsku. Mungkin cantik mu bertambah." ucap Selena sambil melepas heels miliknya.
"Bagaimana aku mengembalikannya?" ucapku sambil melepas sepatuku.
"Kau bisa taruh di lokerku."
"Thank you so much,guys!" ucapku.

Aku pun berangkat bersama Ashton. Sebelumnya kami sudah mendapat izin dari Madam tentunya. Ashton mengeluh ketika aku memakai jubah hitam karena Ashton ingin melihat dressku. Aku memang sengaja memakai jubah hitam agar tidak terlalu menjadi tontonan.

Akhirnya aku sampai di tempat party. Sudah kuduga ini pasti ramai. Kemudian aku memakai topengku. Aku memasuki gedung itu dan sebelum aku turun ke lantai dansa, Ashton menarik tanganku.

"Ingat, Fri. Jam berdenting 11 kali kau harus segera mencariku dan kita pulang. Lepaskan jubahmu sekarang." ucap Ashton.
"O-okay." Aku gugup sekarang. Aku pun melepaskan jubahku dan banyak orang yang melihatku. Ashton sudah turun lebih dahulu.

Skategirl [On Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang