O.

206 29 4
                                    

From: love
Hi, Calum! Maaf membuatmu khawatir tadi. Aku sudah di rumah dengan selamat. Akan kutemui kau besok di Madam's cafe. Good Night, Calum xx.

Calum menghela nafas lega karena kekasihnya itu baik baik saja. Tapi lelaki itu yakin gadisnya tengah dilanda masalah.

To: love
Okay xx

---

"Frieda, kemana saja kau kemarin?" tanya ayahnya saat Frieda turun ke bawah.

"A-aku kemarin pergi ke minimarket sebentar lalu aku bertemu dengan temanku." Frieda agak kalap mendengar pertanyaan ayahnya.

"Kenapa kau tidak mengangkat telpon ayah? Omong omong, dimana skateboardmu?" tanya Everett lagi.

"Ponselku kemarin aku silent, jadi aku tidak tau jika ayah menelpon. Skateboardku umm dipinjam oleh temanku" ucap Frieda terkekeh kecil.

"Ya sudah lain kali angkat telpon dari ayah. Jangan buat khawatir ayah lagi. Kau mau kemana?"

"Bekerja. Kenapa?"

"Frieda! Tolong belanja ini semua ya! Itu amplop ada uang dan list." jelas Elena dan Frieda mengangguk lalu ia pamit untuk bekerja.

---

25 menit setelah naik bus, ia sampai di Madam's cafe dengan selamat. Ia mengganti pakaiannya lalu melayani pengunjung. Kali ini yang bekerja adalah Shawn, Taylor, Mattew, Selena, Camilla, Calum, dan Luke. Ya, sebenarnya Frieda sendiri bosan sering memiliki shift yang sama dengan Luke tapi bagaimana lagi?

Bekerja selama 4 jam membuat energi Frieda terkuras. Ia memutuskan untuk beristirahat di ruang staf.

"Calum! Kau itu bagaimana sih? Lihat, Frieda sendirian disitu dan kau asik bekerja?" teriak Luke, Frieda hanya menggelengkan kepalanya.

"I'm coming!" teriak Calum balik.

"Hey! Maa--"

"C-Calum, I'm scared." ucap Frieda sambil memeluk kekasih pertamanya itu.

"W-what happened?" ucap Calum agak bingung. Frieda menceritakan kejadian kemarin pada Calum. Ia benar benar takut sekarang.

"Frieda, I'm sorry. Now, i'm here and i'll protect you. I'll be by your side" ucapan Calum menenangkan hati Frieda. Lalu Frieda meminta pada Calum untuk ikut berbelanja nanti.

---

"Calum! Kau gila memasukkan semua sayuran ini di trolley!" pekik Frieda membuat orang di sekitar itu menoleh. Itu karena ulah Calum, lelaki itu memasukkan banyak sayuran.

Flashback on

"Cal, ini sangat banyak sekali yang harus dibeli. Kita bagi tugas ya." ucap Frieda dan kekasihnya itu mengangguk.

"Kau ambil sayuran, minyak goreng, dan kecap. Sayurannya hanya wortel, kentang, bunga kol, brokoli, dan sawi." jelas Frieda.

"Ayeaye, captain! Dan kau belanja apa?" ucap Calum setelah mengambil trolley.

"Kosmetik dan keperluan wanita. Nanti sisanya kita berdua. Okay?"

"Okay." ucap Calum sepakat

Flashback off

"Kau tidak bilang jika sayurannya sedikit saja." ucap Calum sambil mengeluarkan mimik innocent-nya.

"God, kukira kau mengerti, Calum si hidung besar. Sekarang untuk apa aku membeli wortel 1 kg?" ucap Frieda kesal. Calum hanya tertawa terbahak-bahak melihat gadisnya kesal.

"Kau bisa menjadikannya jus wortel atau cake atau ya apapun itu." ucap Calum santai. Frieda mendengus kasar dan batal mengambil barang yang ia butuhkan. Ia harus mengembalikan 4 bunga kol, 4 ikat sawi, dan 4 batang brokoli.

30 menit berbelanja dengan Calum, Frieda kini harus membayar belanjaannya itu.

"Aku lelah." ucap Calum saat ia sudah memasuki mobilnya.

"Siapa suruh mengambil sayuran sebanyak itu?" ucap Frieda sambil mencubit hidung Calum itu dan lelaki itu mengaduh kesakitan.

"Lepaskan tanganmu itu dari hidungku, Frieda. Aku tidak bisa menyetir dalam keadaan seperti ini." ucap Calum dan Frieda menurut.

"Aku ingin mengajakmu jalan jalan hari ini" ucap Calum saat ia fokus menyetir.

"Tapi aku belum--"

"Aku sudah menelpon Everett tadi." potong Calum.

Perjalanan menuju mall lumayan memakan waktu. Entah mengapa, Calum ingin membelikan sesuatu untuk Frieda. Ya, Calum ingin Frieda hadir di wisudanya 2 minggu kedepan.

"Kenapa kau mengajakku ke toko gaun?" tanya Frieda.

"Agar kau hadir di wisudaku 2 minggu kedepan." ucap Calum santai.

"What? No! Aku tidak suka memakai gaun, Cal. Gaun waktu Hallowen party itu saja sobek." gerutu Frieda.

"Anggap saja ini gantinya." ucapan Calum hanya dibalas dengusan kasar dari Frieda.

20 menit mencoba gaun, hanya 1 gaun yang memikat hati. Gaun itu sederhana, gaun pendek yang memiliki lengan panjang berwarna hitam.

"Aku ambil itu saja." ucap Calum dan mata Frieda terbelalak.

"Maaf, Sir, gaun ini sepaket dengan sepatu. Jadi harus mencoba sepatunya juga." ucap pelayan toko itu. Ia mengambil sepasang heels hitam, lagi lagi mata Frieda terbelalak.

"Heels? Oh, shit. Calum, aku tidak akan memakai sepatu ini." gerutu Frieda.

"Aku berpura pura tidak mendengar gerutuanmu." ucap Calum dan dibalas Frieda dengan pukulan di pundak Calum.

---

"Aku kenyang." 2 kata itu terlontar dari mulut Calum setelah makan siang bersama Frieda.

"Cal, aku ingin pulang." ucap Frieda

"Ya sudah mari kita pulang." balas Calum.

Kini Calum membantu Frieda membawa belanjaan tadi. Frieda menaruh gaun beserta sepatu dari Calum di kamarnya lalu ia menaruh 2 kantong belanjaan di pantry.

"Terima kasih banyak, Calum." ucap Frieda dan dibalas dengan 1 kecupan di kening oleh Calum. Ya, di rumah Frieda sedang tidak ada orang. Mungkin Everett, Elena, serta anaknya pergi.

"Ah, aku hampir lupa. Ini undangan wisudaku. Jangan lupa, okay?" ucap Calum dan Frieda mengangguk.

Frieda mengantarkan Calum menuju mobilnya yang terparkir di depan rumah. Calum pamit dan mengecup kening Frieda lalu ia masuk ke mobilnya. Entah kenapa, Calum senang memberi kiss on forehead. Lalu Frieda masuk ke rumahnya.

A/N: hola! Aslinya vote di chapter sebelumnya belum sampek 15 si tapi aku dipaksa sama RestiAnanda dan kawannya ninesiaaryandi :(( mereka sampek spam di line tembus 90+ :(( maaf ya kalo romance scene nya ancur njahahaha yang buat jomblo si :(( keep vomments ok? Ok.

Skategirl [On Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang