Semua yang dianggap nyata...adalah sebagian ilusi....
-aj quote-
Vanilla Pov
Untuk pertama kalinya... aku melihat sinar kebahagiaan terpancar tulus diwajah javier, wajah tampan yang selalu menatapku dengan angkuh nampak berbeda saat ia melihat penuh cinta wanita didepannya, dia mengikuti seorang wanita cantik yang sepertinya tak tahu kehadirannya.
Wanita itu pastilah jeanita, Aku tahu dari cara mariana menyebut-nyebut namanya ditelpon.. lagipula tidak mungkin javier mengikuti sembarang wanita kalau tidak sangat berarti untuknya.
Wanita yang dibicarakan william padaku..Yang dijelaskan secara detail oleh mariana....wanita yang sangat dicintai javier sampai detik ini.
Dia Jeanita...
Betapa lembut javier menatapnya..tatapan cinta membara yang tak lekang oleh waktu, seolah tak pernah padam meski
sudah menjadi milik orang lain.Kenapa...kenapa dadaku terasa sakit?! Seperti ada yang meremas-remas jantungku, menahan detaknya agar berhenti.
Aku tersenyum kecut mengalihkan pandanganku kearah mariana yang masih sibuk menelpon entah ke siapa lagi, kutepuk dadaku keras-keras, sekuat tenaga meski fiori menatapku bingung, aku menggelengkan kepala berusaha menenangkan keributan di hatiku.
Tidak tidak...ini tidak mungkin..!
Mataku kembali melihat kearah tempat javier berdiri, disebrang sana ia masih mengendap-endap seperti stalker! Penguntit tampan yang juga di untit banyak wanita.
Ya Tuhan...kenapa rasanya tak nyaman..argh dadaku terasa sesak...! Rasanya seperti ditekan benda keras dan sakitnya tak wajar.
Ada apa denganku?! Jangan katakan aku dilanda cemburu...jangan!
Cemburu?! Itu tidak mungkin...!
Mataku mengerjap berkali-kali, mencari kesadaranku yang hilang sejak beberapa detik lalu dari rasa aneh yang tak pernah kurasakan sebelumnya.
Namun bukan hatiku semakin mereda..justru gemuruh hebat menerpa di sisa-sisa kesadaran yang kupunya, menyaksikan pria yang sejak tadi memenuhi fikiranku itu berjalan cepat...tidak, bahkan kini berlari memasuki lift, pandanganku tak lepas menyusuri setiap gerakan yang dimunculkannya, sampai tak mendengar suara fiori yang memintaku untuk tetap ditempat, "maaf..."aku berkata tanpa suara dan ia mengangguk diselipi senyum kecil.
Dari sisi kaca bening kutatap sosok javier yang semakin mendekat. Setiap langkahnya menimbulkan getaran aneh di jantungku...tenggorokkanku menjadi kering sekering musim kemarau begitu ia melangkah sampai diambang pintu, melewati kedua doormen dengan sikap cueknya.
Tenangkan dirimu vanilla....tenangkan dirimu...tenang kau harus tenang!
Entah kenapa aku menjadi tak tenang melihat pria jangkung yang nampak sempurna itu menjadi sorotan para pegawai fiori dan langkah besarnya dihadang sang ibu. Mariana tak akan melepaskan putranya begitu saja..jadi tanpa basa basi ia langsung mengutarakan kekesalannya, memarahi javier sampai wajahnya merah padam mengeluarkan unek-unek yang tak bisa ku dengar karena jarak kami cukup jauh.
Lalu dari kejauhan sana..ketika ibunya tengah mengoceh panjang lebar sekilas javier melirikku, membalas tatapan tajamku. Degh . . . Degup jantungku terdengar keras.
Kenapa dia melihatku seperti itu? Apa yang dikatakan ibunya sampai ia melemparkan sorot dingin kearahku.
Javier tak mengalihkan matanya, bahunya perlahan berputar meninggalkan mariana yang masih cuap cuap.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRELUDE
Romance" love you like crazy! " Aku tidak menganggap diriku gila sebelum mengenalmu. Aku normal... sangat normal Kau yang tidak normal karena merusak semua ke normalanku. Membencimu? ...sangat! Mencintai mu...? Tunggu... Aku butuh proses untuk mencinta...