ayah....? mengapa aku harus memanggilmu ayah?
karena mulai saat ini aku akan menjadi ayahmu
kenapa?
karena aku ingin menebus kesalahanku
kesalahan apa?
....
...........
................kesalahan kami pada putra kami...kami gagal menjaga Titipan Tuhan..
Tapi aku bukan putramu...
kau akan menjadi putraku...menjadi pewarisku..satu-satunya penerusku..
ta..tapi aku tidak pantas...
aku...
aku....bukan anak kandungmu
aku tahu kau bukan anak kandungku...tetapi Tuhan mengirimmu pada kami...untuk menjadi putera kami..
ku mohon...kau adalah harapanku sekarang
mengapa aku...? mengapa kau memilihku?
....
Aku juga tidak tahu...aku hanya merasakan disini...
disini?
ya...disini.
dia...menyentuh tepat dihatiku berada.
Jadi...apa kau mau menjadi puteraku?
Ya, Ayah...
...
***PRELUDE***
javier pov
mariana terlelap dipangkuanku, ibuku yang selalu menangis dan menyalahkan dirinya, terus meracau tak keruan..bahkan ia selalu melukai dirinya disetiap aku lalai memperhatikannya, kini ia tertidur cukup lama, dengan belaian sayangku di kepalanya.
Wanita yang penuh dengan masalah, bayangannya memenuhi mataku. Setengah jam berlalu...aku putuskan untuk memindahkan perlahan kepalanya dengan sangat hati-hati agar seluruh tubuhnya bersandar di jok mobil dengan posisi sempurna, merendahkan sandaran mobil kemudian memasangkan seat belt sebelum meneruskan perjalanan kami.
Kami...tidak punya banyak waktu lagi.
aku tidak tahu kemana destinasi yang tepat..aku hanya ingin membawanya jauh, sejauh mungkin.
bahkan terbesit membawanya ketempat yang tak banyak warga setempat, sebuah pedalaman agar ibuku aman, tanpa berfikir dua kali..karena aku tak punya pilihan.
aku mengemudikan mobilku menuju lapangan besar, meminta bantuan jose menyewa jet khusus tanpa sepengetahuan siapapun.
Ya...kami harus lari, walau ibuku belum di cap sebagai buronan.
disana pilot bayaranku menanti, dia menyambutku dengan ramah, membantuku mengangkat ibuku untuk di tidurkan disofa besar, ku pandangi sekitar dengan degup jantung berdetak amat keras, selintas memikirkan ayahku...dan dia yang bersamanya.
kepalaku menggeleng cepat menepis rasa sedihku yang selalu tiba-tiba datang, aku tak boleh lemah pada pilihanku, walau bayangan wanita cantik bernama vanilla tak pernah singgah sedikitpun dari kepalaku, aku harus menetapkan hati.
"tuan..." sang pilot memutar setengah tubuhnya, ia menanti perintahku.
"jalan..."kataku singkat, menoleh ke arah ibuku, memperhatikan bagaimana mariana tertidur dengan alis menyatu dan raut wajah gelisah, dia merintih tak tenang sambil menyebut-nyebut nama ayahku berkali-kali. perasaan tak tenang ini makin membingungkanku, dia pasti ingin bersama suaminya...menemaninya...aku bisa merasakan perasaan ibuku, tapi tak mungkin ku biarkan ibuku berada didekat ayah, jika posisinya saat ini terancam.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRELUDE
Romance" love you like crazy! " Aku tidak menganggap diriku gila sebelum mengenalmu. Aku normal... sangat normal Kau yang tidak normal karena merusak semua ke normalanku. Membencimu? ...sangat! Mencintai mu...? Tunggu... Aku butuh proses untuk mencinta...