[ T w e n t y - t w o ]

1.1K 145 19
                                    

21 march, 2014.

Dear diary,

Daddy dan mommy bertengkar lagi, apa yang harus aku lakukan?

Aku sudah lelah mendengar semua nama binatang keluar dari mulut kedua orang tuaku, aku lelah ya Tuhan. Bisakah kau mencabut nyawaku sebentar? Agar aku bisa tenang dari segala masalah yang ada?


*

"Bagaimana Niall? Maksudku, bagaimana perkembanganmu dengan Adrienne?" Terdengar suara yang cukup berat dari ujung sana.

"Cukup mudah bagiku, brother. Aku sudah membuatnya nyaman, tapi sikeriting sialan itu menghalangiku."

"Harry, eh?"

"Siapa lagi kalau bukan dia?"

"Ah, kau tenang saja. Aku akan membuat Harry tidak bisa pulang untuk menemui Adrienne."

"Yeah, kau harus melakukan itu."

"Aku serahkan semuanya padamu, aku ingin membalaskan dendamku kepada Adrienne."

"Sure, jangan lupa mansionmu yang ada di-LA, aku ingin itu."

"Seriously, Niall? Ah biayamu tinggi sekali rupanya."

"Tentu saja, aku adalah orang yang profesional."

"Okay, akan kuberikan apapun padamu. Asalkan-"

"Asalkan apa?"

"Sakiti Adrienne, buat hatinya benar-benar hancur dan buat ia menderita."

"Serahkan semuanya kepadaku."

"Oke, bye!"

"Bye!"

Niall menghempaskan tubuhnya ketempat tidur, melempar ponselnya keatas tumpukan bantal.
Mata biru Niall menatap langit-langit kamarnya, lalu terpejam dengan waktu yang lumayan lama.

"Apa yang harus aku lakukan?"

*

Hayley berulang kali menatap jam yang melingkar ditangan kirinya, kemudian menatap keadaan sekitar.

"Dimana Adrienne?" Hayley meraih ponselnya cepat, menggerakkan jari-jarinya dilayar ponsel.

Send.

Ddrrttt drttt.

From: Adrienne

Sebentar lagi aku sampai.

Tak lama kemudian Adrienne muncul dari arah depan, dengan outfit yang casual.

"Lama sekali sih, mentang-mentang Harry akan pulang." Hayley menatap Adrienne sambil tersenyum.

"Ah, shut up. Memang penampilanku seperti ini kan?"

"Ya whatever, red hair. Btw, kapan Harry akan sampai?" Hayley mengaitkan tangannya ketangan Adrienne.

"Kau ingin kutonjok seperti Niall?" Adrienne mengepalkan tangannya.

"Maaf."

"Harry tiba diLondon setengah jam lagi, kurasa kita masih bisa menunggunya diStarbucks. Kau mau?"

"Kau yang teraktir eh?"

Adrienne memutar bola matanya, "Ah, fine."

Mereka memasuki starbuck dengan diiringi tawa yang pecah, mereka sedang berfikir bagaimana jika seorang Niall Horan menjadi botak. Lmao

Roleplayer - Nh [ Slow Update babe ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang