Angin berhembus perlahan, menerbangkan dedauan dan kelopak bunga. Terlihat dari kejauhan seorang yang tengah duduk di padang bunga. Angin nakal itu perlahan menguraikan helai-helai dari surai Indigo sang gadis, yang bernama Hyuga Hinata yang berumur 21 tahun. Dia memejam mata lavender merasakan Angin sore.
"Naruto-kun, apa kabarmu baik? Aku merindukanmu." Batin hinata yang lagi menunggu seorang yang dulu Dia cintai sampai saat ini. Seorang yang lama meninggal konoha. "Aku harap kau masih mengingatku." Batin Hinata lagi.
Flashbak 5 tahun lalu
.
.
.Naruto menatap Hinata, gadis yang selama ini menjadi teman dari Akademi. "Aku.. akan pergi melanjutkan studi suna."
Mata Amethyst Hinata terbelalak mendengar ucapan Naruto. "A..apa suna?"
Naruto meraih tangan kecil milik Hinata, lalu menggenggamnya. "Mulai besok Tousan ku akan bekerja disana dan aku, Okasan harus ikut bersama Tousan ku kesana. Dan juga akan melanjutkan studi ku disana. Aku tak tau akan kembali kapan? Tapi aku mohon jangan melupakanku." Ucap Naruto
Dengan perlahan Hinata membalas menggenggam tangan Naruto erat. Tidak ingin melepaskannya. Air mata mengalir dari pelupuk matanya. Rasanya pasti sangat berat melepas sahabatnya pergi. Mereka sudah berteman selama 10 tahun lamanya, dan itu tidaklah sebentar. Mereka saling mengenal,mengerti satu sama lain. Ingin Rasanya Hinata berteriak 'jangan pergi' akan tetapi apa yang dapat dilakukannya, mengeluarkan suara saja tidak bisa.
Seperti Hinata, sebanarnya Naruto juga tidak ingin pergi. Tetapi bagaimanapun Dia tak akan mungkin menentang Tousan-nya. Naruto tiba-tiba memeluk Hinata, dia benar-benar tak ingin meninggalkan Hinata. Dirasakannya Hinata membalas pelukan Naruto, menangis sesenggukan di dadanya. Kini kedua remaja yang baru berumur 17 tahun itu saling berpelukan dibawah siraman kilau senja yang hampir berakhir.
"Aku akan pergi besok..Hinata"
Hinata mengeratkan pelukannya, menghabiskan moment-moment terakhir bersama orang yang dicintainya.
Keesokkan harinya....
Pagi ini nampak berbeda bagi Hinata, pagi ini sahabat sekaligus seorang yang disukai akan pergi meninggalkan konoha. Hinata nampak tak bersemangat rasanya, tapi paling tidak mengantarkan kepergian Naruto adalah hal yang dapat dilakukannya sekarang.
"Naruto-kun!" Panggil Hinata saat melihat Naruto keluar dari rumahnya.
"Hinata!"
Naruto berlari kearah Hinata, memeluknya erat serasa tidak akan melepaskan pelukkan Mereka."J-jadi Naruto-kun akan pergi sekarang?" Tanya Hinata dengan wajah sedih sambil melepaskan pelukkan mereka.
"Iya." Kepala Naruto bertunduk, "tapi Hinata..jangan sedih kita pasti akan bertemu lagi. Aku janji kok! Hinaya mau berjanji padaku?" Ucap Naruto. Lalu Hinata mengangguk.
"Janji, jangan sedih selama aku pergi"
"Janji"
"Janji, jangan menundukkan wajahmu lagi, janji jangan pernah menyerah. Dan janji kau akan terus menungguku..." wajah Naruto agak memerah ketika menyampaikan janji terakhirnya.
"Hinata berjanji pada UZUMAKI NARUTO." kata Hinata dengan tegasnya.
"Kalau begitu! Aku pergi dulu Hinata! Jaa ne!" Naruto pun melangkahkan kakinya memasuki mobil sambil melambaikan tangannya pada Hinata.
"Kami pergi dulu hinata-chan." Ucap paman minato dan bibi kushina.
Hinata hanya mampu menahan tangisannya dan membalas salam perpisahan Naruto dan orangtuanya Naruto.
'Jaa ne, sampai jumpa! Hati-hati dijalan." Ucap Hinata lirih.End flashback
Bersambung...
Haii minna-san aku kembali lagi dengan cerita baru . Sebelum itu SELAMAT TAHUN BARU...
Semoga cerita kali ini seru dan para readers menyukai ceritaku yang ini..
Jangan lupa vote and coment minna-san
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Waiting For You
FanfictionAku mencoba berhenti dan mencoba mengetahui maknanya... Aku yakin diriku ini masih belum dewasa... Hal yang kulihat saat ini dan orang yang kucintai saat ini... Di dalam hatiku, aku masih melihat pada masa lalu... Namun pertemuan yang seperti itu...