"Hinata."
Hinata pun masuk ke ruangan naruto dan betapa senangnya naruto akhirnya bisa bertemu dengan hinata.
Hinata terkejut mendengar naruto memanggilnya. Ini berita yang sangat memuaskan baginya dan ini moment yang hinata tunggu selama ini.
Hinata berlari memeluk naruto dengan erat sambil menangis.
"Hikss..hikss..hikss.. naruto-kun akhirnya kau mengingatku." Ucap hinata terus menangis terharu. "Kau mengingkari janjimu dan juga sempat melupakanku. Kau membuatku tersiksa naruto-kun."
"Ssttt.. maafkan aku hinata telah melupakanmu selama ini. Sekarang berhentilah menangis." Ucap naruto memberi ketenangan untuk hinata.
"Eheemm.."
"Maaf sebelumnya telah mengganggu moment kalian tapi, di ruangan ini bukan cuman kalian saja." Ucap khusina menggoda mereka berdua. Karna merasa malu, hinata pun melepaskan pelukan terlebih dahulu sambil menundukkan kepalanya menahan malu.
"Aha.. ibu menganggu saja." Ucap naruto cemberut.
"Haha.. sepertinya mereka berdua membutuhkan waktu bersama." Ucap khusina menggoda lagi.
"Ayo minato-kun, sasuke. Kita keluar dan berikan mereka waktu melepas rindu." Ajak khusina.
"Semoga cepat sembuh dobe."
Mereka bertiga pun pergi meninggal dua sejoli yang terlihat menahan malu sampai keheningan meliputi mereka berdua.
Hening..
Heningg..
Heninggg..
"Hinata kenapa kau menundukkan kepalamu? Kau kan sudah berjanji tidak akan menundukkan kepala lagi." Tanya naruto memecahkan keheningan tadi.
"E..eh! Gomen naruto-kun."
"Ternyata kebiasaanmu ini tidak bisa dihilangkan." Ucap naruto sambil memegang dagu hinata untuk melihat wajah hinata.
"Aku suka kau seperti ini hinata-chan." Ucap naruto membuat hinata merona.
"Dan juga wajahmu yang terlihat memerah setiap melihatku." Ucap naruto hampir sukses membuat hinata pingsan.
"Sudah pak gombalnya?" Ejek hinata.
"Kurasa iya."
"Bagaimana bisa kamu tau aku di rumah sakit? Apa ibuku yang memberitahumu?" Tanya naruto
"Sasuke-kun yang memberitahuku. Waktu kami berdua di kampus sedang berjalan kekelas, sasuke-kun mendapatkan telepon dari ibumu dan memberitahu kalau kau masuk rumah sakit. Dan sasuke-kun pun mengajakku menemuimu." Ucap hinata panjang lebar.
"Apa kau sudah makan naruto-kun?"
"Belum"
"Aku ambilin makananmu dulu."
"Suapin." Rengek naruto
"Iyaiya.. manja banget sih." Ucap naruto mencubit pipi naruto gemes.
"Aww... sakit."
"Ayo dimakan, buka mulutnya."
Naruto membuka mulutnya tapi hinata sengaja membuat naruto cemberut.
"Aha.. hinata-chan jangan digituin." Rengek naruto lagi
"Haha.. bercanda naruto-kun."
Hinata pun menyuapi naruto dengan hati-hati dan sampai habis.
"Kenyangnya."
"Aku pulang dulunya. Besok aku datang lagi." Ucap hinata berpamitan.
"Kenapa harus cepatan pulangnya? Nanti aja." Ucap naruto kesal.
"Aku mau membuat tugas laporan. Besok aku janji akan datang lagi." Ucap hinata
"Baiklah."
"Hinata-chan sudah mau pulang?" Ucap khusina yang baru masuk di ruangan.
"Iya bi. Hinata ada tugas kuliahan." Ucap hinata sambil mencium tangan khusina.
"Hati-hati pulangnya."
"Iya bi. Aku pulang dulu naruto-kun. Cepat sembuh." Ucap hinata lalu pergi.
"Ehemm.. sepertinya anak ibu ini lagi cemberut. Sudahlah naru hinata besok akan datang lagi." Ucap naruto sambil mengelus kepala naruto.
"Kau sudah menembaknya? Atau mungkin melamarnya gitu? Ibu mau hinata itu menjadi menantu ibu." Tanya khusina sambil menggoda naruto.
"Apaan sih bu." Ucap naruto menahan malu
"Haha.. kau ini. Sudah istirahatlah agar besok kau bisa pulang."
"Iya bu."
Bersambungggg......
Wow udah dikasih lampu hijau nih narutonya. Pensrannya buat chapter berikutnya? Apa naruto akan menembak hinata? Atau melamarnya?
Rahasia.. hanya thor dan naruto yang tau
Vote & comentnya jangan lupa..
Jaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Waiting For You
FanfictionAku mencoba berhenti dan mencoba mengetahui maknanya... Aku yakin diriku ini masih belum dewasa... Hal yang kulihat saat ini dan orang yang kucintai saat ini... Di dalam hatiku, aku masih melihat pada masa lalu... Namun pertemuan yang seperti itu...