Chapter 18

1.9K 86 4
                                    

Makasih buat kalian yang telah doain dan memberikan semangat. Aku gak tahu bakalan menang atau gak?! Yang penting sudah berusaha maksimal mungkin sekali lgi makasih untuk semuanya Readers... LoveYou

Karna hari ini aku lagi baik hati tidak sombong,rajin menabung. Selagi belum ada kesibukan kayak artis✌✌ aku lanjutin aja chapter ini dari pada ngagur

READING READERS....

******************************

"Astaga! Kenapa kamu menangis hinata-chan?"

"Nii-gaara kita pulang sekarang."

"Apa yang sih-baka lakukan padamu hinata-chan? Astga! Aku akan memberi perhitungan pada baj*ngan itu yang telah membuat adik manisku menangis." Ucap gaara marah sambil mengepal tangannya kuat.

"Jangan Nii kumohon jangan. Kita balik kerumah ya." Ajak hinata yang tidak ingin menambahkan masalah. "Aku belum membereskan keperluanku besok nii." Asalan hinata agar gaara bisa mengerti keadaan saat ini.

"Baiklah kita balik."

"Hapus air matamu itu. Jangan sampai ayah melihatnya bisa-bisa aku dibunuh olehnya." Ucap gaara mencairkan suasana yang sedih.

"Hihi.. iyaiya nii-gaara."

Melihat adik manisnya tersenyum lagi tapi, gaara tahu senyuman itu hanya paksaan dan masih jelas ADA kesedihan dimatanya. Tapi, gaara tidak mau menambah keadaan semakin buruk. Walaupun sebenarnya gaara tangan gaara sudah gatal sangat memukuli muka sih-baka itu. Kalau saja hinata tidak menahannya dan bermohon, kupastikan naruto itu tidak akan melihat matahari lagi.

Mereka meninggalkan arena rumah naruto dan balik kerumah.

Keadaan didalam mobil sangat hening walaupun sebenarnya gaara bukanlah tipe-tipe seorang yang gampang mencairkan suasana. Tapi, untuk kali ini gaara sangat ingin menanyakan keadaan hinata hanya untuk basa-basi saja. Sedangkan hinata hanya menatap pohon-pohon sekitar yang mereka lewat dari balik kaca mobil. Sungguh ini sangat hening bagiku. Apa aku harus memulai pembicaraan? Ayolah! Sifat cuekku kali ini harus hilang dulu untuk hari ini. Baiklah kucoba.

"Anuu..hmm.. hinata-chan kau tidak apa-apa? Maksudku keadaanmu baik?" Ucap gaara menggaruk tengkuknya. Untuk kali ini gengsi yang dia punya dihilangkan sementara waktu.

"Kenapa nii-gaara menanyakan seperti itu? Lihat! Aku baik-baik saja Nii-chan. Hehe... jangan mengkhawatirkanku." Ucap hinata.

"Aku tahu kau sebenarnya tidak apa-apa. Tenang hinata! Aku akan membalaskan perbuatan naruto yang telah membuatmu menangis seperti ini." Batin gaara menatap hinata dengan sayu.

"Heloo nii-chan jangan memperhatikanku seperti itu." Ucap hinata melambaikan tangannya didepan wajah gaara. "Nanti nabrak sesuatu, aku tidak mau mati konyol sebelum menikah." Bercanda hinata.

"Kau ini ada-ada saja."

Mereka sampai dirumah sudah mulai gelap.

"Darimana saja kalian? Ini sudah malam." Tanya hiashi.

"Ki..kita hanya jalan-jalan ayah." Jawab hinata gugup.

"Bener ayah kita hanya jalan-jalan saja." Ucap gaara membenarkan ucapan hinata.

"Aku kekamar dulu ayah mau istirahat dan membereskan baju-baju akan dibawah nanti." Pamit hinata.

"Selamat malam Ayah dan Nii-gaara."

"Malam juga Hinata-chan." Ucap hiashi dan gaara.

Sepeninggalan hinata pergi kekamarnya. Gaara meminta izin pada Ayah angkatnya untuk keluar sebentar.

"Ayah aku keluar sebentar."

"Jangan pulang larut gaara."

"Baik ayah."

Gaara pun cepat-cepat masuk ke dalam mobil dan langsung menacap gas kuat agar supaya cepat sampai ditujuan yang akan gaara kunjungi.

Tidak perlu memakan waktu yang lama, gaara sudah sampai ditempat tujuannya. Kalau kalian ingin tahu gaara pergi kemana? Yah! Gaara balik lagi kerumah naruto dengan amarah yang sudah memuncak saat ini.

"NARUTO KELUAR KAU SEKARANG."

Gaara meneriaki nama naruto dengan keras sambil mengedor pintu yang tidak sabaran.

Kkreeakkk...

"Jangan berteriak dirum..."

Bbruukkk...

Belum selesai melanjutkan ucapan, gaara yang tidak sabaran pun memukuli wajah seseorang yang telah membuat adik manisnya menangis.

"Kau apakan adikku baka? Walaupun ini bukan masalahku tapi, kalo menyakut adikku! Aku tidak akan segan-segan menghabismu saat ini." Ucap gaara menarik kerak baju naruto dengan kasar lalu melepaskan begitu saja.

"Aku tidak membuat membuat A--- Adikmu? Apa yang terjadi? Sebenarnya kau ini sesiapanya hinata? Hinata tadi menyebutmu dengan sebutan 'Nii'." Tanya naruto ekspresi shock dan tidak tahu kalau dia saat ini diposisi 'Bersalah.'

"Iya! Hinata itu adikku. Aku bukan Nii-chan kandungnya tapi, aku hanya nii-chan angkatnya." Jawab gaara.

"Apa yang kau maksud? Aaarrggghhh." Ucap naruto frustasi mengusap mukanya dengan kasar.

"Aku hanya diasuh oleh Hiashi-san karna waktu itu aku berumur 6 thn semua keluargaku meninggal karna perampokkan. Hanya aku yang selama atas kejadian itu dan Hiashi-san menemukanku dipinggir jalan dengan keadaan pingsan. Akhirnya hiashi-san mengangkatku sebagai anaknya dan imbalannya aku harus menjaga Hinata dan juga hanabi. Hanya merekalah keluargaku saat ini. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi dengan diriku yang dulu." Ucap gaara menahan sesak dihatinya menceritakan masa lalunya yang menyedihkan.

"Gaara aku benar-benar minta maaf" Naruto menjatuhkan tubuhnya dan memegang lutut gaara untuk meminta maaf apa yang naruto perbuat terhadap hinata.

"Jangan meminta maaf kepadaku, minta maaflah kepada hinata. Besok kami semua keluarga akan berangkat bersama termasuk hinata juga yang harus ikut." Ucap gaara mengangkat tubuh naruto yang menurutnya itu sangat risih.

"Jam berapa kalian berangkat?"

"Jam 10.00. Kuharap ini bisa jadi pelajaran buatmu, datanglah besok dan meminta maaf pada hinata." Ucap gaara menepuk bahu naruto pelan.

"Aku akan datang. Percayalah!"

Bersambunggggg.......

Laki2 tidak pernah mengingkar janjinyasemoga dengan ini Naruto sadar atas perilakunya terhadap hinata

Ditungguin aja chapter berikutnya...

Jangan lupa KEWAJIBAN ngevote & coment-Nya

Jaaa...

I'am Waiting For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang