Lovely Lily

2.9K 80 20
                                    

Orang2 yg merindu, namun tetap menjaga kehormatan perasaannya, takut sekali berbuat dosa, memilih senyap, terus memperbaiki diri hingga waktu memberikan kabar baik, boleh jadi doa2nya menguntai tangga yg indah hingga ke langit. Kalaupun tidak dengan yang dirindukan, boleh jadi diganti yg lebih baik.

--Tere Liye

Salma meletakkan horn telepon kemudian beranjak dari duduknya. Ia tersenyum sekilas kepada petugas jaga. Ia menumpang menelpon di markas Eroupe Moslem Charity (sebuah organisasi bantuan dari muslim Eropa) oia ini asal aja namanya ntar dikira gue kampanye lagi..tapi kalau mau gugling ada koq organisasi ini. Harap maklum di Palestina sinyal itu susah sodar-sodara.  Seluruh volunteer yang ada disini adalah kebanyakan dari Prancis, Turki, Inggris dan Jerman. Brother Yousoff  adalah pemimpin relawan disini. Ia seorang mualaf asal Prancis. Ia membalas senyum Salma ramah.

“ Sudah selesai menelponnya dokter” tanyanya ramah. Salma mengangguk.

“ Tidak menunggu sebentar, mungkin ada telpon lagi untuk anda” tawarnya ramah. Dan itu sukses membuat Salma tersipu. Bikin malu saja. Sepagian ini ia mendapat lima panggilan internasional di lapak orang.

Pertama dari ummi dan daddynya. Yang mendoakan keberkahan untuknya. Yang kemudian di sambut abang Osamanya dengan teriakan keras.

“ Hey gadis cengeng....kau mau minta hadiah apa dariku?” tawarnya menggoda

“ apapun?” tanya Salma jahil

“ Ya, apapun asal jangan Zayn Malik” jawab abangnya

Dan kalimat itu sukses membuat Salma membeku. Ia benar-benar tidak ingin mengungkit Zayn sekarang dan kenapa abangnya malah menggoda nya dengan hal paling menyakitkan itu. Untungnya abangnya segera menyadari

“ Sorry ...” katanya meminta maaf dan kemudian berlanjut dengan ceritanya konyolnya. Salma sampai tergelak-gelak mendengar ceritanya. Osama dipaksa menginap dirumah oleh umminya karena lantai atas immaarahnya (apartemen) sedang di renov...

“ Kenapa gue yang disuruh ngungsi kan yang di renov lantai atas” kata abangnya just wondering. Salma terkikik. Ia kangen dengan abangnya yang songong ini.

Kemudian ketika dia sudah hampir keluar dari markas ia mendapat telpon dari Linda yang sekarang sedang residence di London. Linda mengabarkan tentang pernikahannya yang akan di laksanakan di awal musim semi nanti. Oh, senangnya dia. Salma mengucapkan selamat. Meskipun di akhir telpon Linda bertanya kapan ia akan segera menyusul. Salma  menjawab diplomatis menunggu pemberian Allah.

Tak lama setelah Salma meletakkan horn telpon ia mendapat telpon dari Fateema yang mengabarkan kehamilannya. Sekarang Fateema sedang menjalani residence obsgyne di Jerman bersama  suaminya. Salma bahagia mendengar sahabatnya sedang hamil. Tak sabar menunggu lahirnya keponakan baru.

Dan baru saja ia meletakkan telpon ada lagi telpon dari abangnya Shuhaib. Yang tiba-tiba bilang kangen padanya. Salma tertawa. Ada-ada saja. Abangnya yang satu ini memang pendiam tapi sangat penyayang. Perhatian dan peduli. Sekarang abangnya sedang mengikuti konferensi internasional Ekonomi syariah di Kairo. Dan bilang jika izin visanya disetujui ia akan menjenguk adiknya melewati perbatasan Mesir. sekedar informasi. memasuki Palestina paling mudah jika melewati perbatasan Mesir. Tetapi tidak mudah juga sih. izin exit-permit di Mesir termasuk memakan waktu berminggu-minggu. Salma melonjak kegirangan ketika mengetahui abangnya akan datang. Ia menawarkan membelikan sesuatu untuk adiknya. Dan Salma langsung menyodorkan daftar permintaanya. Diantaranya buku-buku terbaru tentang medis populer dan sebuah buku pemenang Pulitzer tahun ini. Abangnya hanya terkekeh.

“ Just it?” tanyanya. Salma berpikir apalagi ya?

“ Aku berniat mengajak seseorang juga. Sahabatku yang sekarang bersamaku. Kebetulan dia sedang menghadiri festival para penghafal qur’an di Kairo. Aku ingin mengenalkannya denganmu. Daddy juga membolehkan koq. Ummi juga sudah kasih lampu hijau” Shuhaib menambahkan sambil menggoda adiknya.

My QueenWhere stories live. Discover now