sadly

2.4K 102 6
                                    

Pernah kah kalian merasa kehilangan yang sangat. Padahal yang kau cari ada didekatmu. Dia dekat tapi tak terjangkau. Terdengar tapi tak tersentuh. Dialah my queen. Aku dan dia terhalang tabir tipis tapi tak tergoyahkan. Berbulan-bulan aku tak mendapat kabar tentangnya. TL twitternya pun seperti tak pernah ditengok. Dia menghilang dari peredaran. Yang kudengar dari Walhiyaa dia masih di London tetapi pindah flat. No ponselnya sudah tak aktif lagi. Jika aku pulang ke Bradford aku masih berharap bertemu dengannya tapi itu hanya harapan. Mencoba melewati rumah kakeknya tapi tak pernah kulihat bayangannya. Sepertinya keluarganya juga berusaha agar kami tak bertemu lagi. Kesibukanku menjelang World Tour kami juga membuatku jarang pulang ke Bradford. Aku di London dia di London tapi kami tak pernah bertemu. Aku dan Queeni seperti berada di dunia yang berbeda.

Hari ini aku lelah sekali. Take vocal untuk album terakhir One Direction menguras energi kami habis-habisan. Kami berniat mengambil karier masing-masing setelah ini. Aku sendiri sudah mantap bergabung dengan managemen Brother Maher Zain. Itu permintaan ayahku. Menurut beliau itu yang terbaik untukku. Aku sih setuju karena bagaimanapun aku juga ingin hidup lebih baik. Menjadi muslim yang baik.

Aku berniat pulang dan mandi air dingin sedingin-dinginnya. Hujan deras mengguyur London beberapa hari ini. Dimana-mana hanya terlihat wajah muram. Langit ke abu-abuan dan hujan deras benar-benar tak peduli pada kami. Memakai payung tak banyak membantu. Tusukan jutaan jarum air tetap membasahi orang-orang yang berlindung di balik payung.

Aku mampir sebentar ke sebuah supermarket yang menjual makanan halal. Hujan deras melindungiku dari serbuan fans. Bagaimanapun bila hujan begini orang-orang lebih memilih diam dirumah berselimut tebal dan berkumpul bersama keluarga.  Aku memasuki deretan daging dan sosis beku. Sekarang aku memang berhati-hati untuk soal makanan ( yang ini beneran, soalnya gue pernah liat di yutup si Zayn bilang doi ga makan b*** dan sangat hati-hati, jempol untuk mu Zayn). Dan syukurlah pihak manajemen mau mengusahakan untukku jika kami tour. Aku memasukkan beberapa pak daging ke troli ku sampai akhirnya tanganku bersamaan dengan seseorang  yang hendak mengambil sosis. Dan tangan itu segera ditarik ketika kami hampir bersentuhan. Aku reflek menoleh. Dan hampir membeku. Melihat seseorang yang berbulan-bulan ini kurindukan berdiri disampingku. Aku sadar dia juga sama kagetnya denganku.

“ assalamualaykum, bagaimana kabarmu?” aku berinisiatif membuka percakapan.

“ wa’alaykumsalam, alhamdulillah..fine” dia menjawab sambil menunduk.

Pasmina biru lautnya sempurna menutup auratnya.  Ada rasa nyeri didada ketika dia tak menanyakan kabarku. Toh itu tidak perlu karena aku akan terdengar aneh jika menjawab-tidak baik-baik saja-.

“ Bagaimana kuliahmu?” aku bertanya sambil tersenyum sembari mengambil beberapa bungkus sosis.  Dia juga mengambil dua pak sosis.

“ Seperti biasa” jawabannya singkat. Suaranya bergetar. Dia gugup.

Oh My Queen tahukah kamu? betapa aku merindukanmu.

Kami berjalan beriringan. Aku mengambil beberapa barang. Queeni juga mengambil beberapa barang. Aku agak kaget ketika melihat berpak-pak kopi instant di dalam trolinya.

“ Sejak kapan kau minum kopi? Aku bertanya heran.

“ Yeah sejak kuliah mulai menggila. Tugas kuliahku bertumpuk. Kalau ada cerita mahasiswa kedokteran bisa hang out, percayalah padaku, itu hanya ada di opera sabun atau cerita fiksi” Salma menjawab sambil memasukkan dua karton susu ke keranjangnya.

Mendekati kasir aku menoleh padanya yang ada di belakangku.

“ Kau langsung pulang? Diluar masih hujan”

“ Aku membawa payung” Jawabnya cepat

“ Jangan bodoh payung tak banyak membantu disaat seperti ini”

My QueenWhere stories live. Discover now