I will always love you, no matter what happens

2.3K 83 38
                                    

Seperti Kabut

aku akan menyayangimu 

seperti kabut

yang raib di cahaya matahari

aku akan menjelma awan

hati-hati mendaki bukit

agar bisa menghujanimu

pada suatu hari baik nanti

Sapardi joko damono

Zayn baru bangun tidur. Ia melirik jam yg ada di nakas pukul 09.12. Hmm. Tadi selepas subuh ia memilih tidur lagi. Kepalanya masih pusing. Ia terkena gejala flu. Sekarang di Doha mulai masuk musim dingin. Temperatur yang rendah memang agak menyulitkan jika daya tahan tubuh sedang drop. Beberapa hari ini pekerjaannya menumpuk. Ia kurang istirahat dan sering mengabaikan jadwal makannya.

Sebenarnya musim dingin di Arab paling banter 17 derajat tapi itu sudah membuat menggigil. Padahal di London jika musim panas suhu juga tak jauh dari 20 derajat. Tapi bahagianya tak terkira karena merasa udara begtu hangat. Begitulah tubuh kita bekerja jika otak kita mengkondisikan demikian artinya meskipun suhu rendah tapi jika otak kita berpikir itu summer maka kita merasa hangat. Dan sebaliknya. Hebatnya kekuatan pikiran.

Zayn bangun dari tempat tidur dan berjalan ke ruangan sebelah. Mengintip ke arah box besar di dalamnya. Dua jagoannya sedang tidur. Sepertinya mereka berdua baru saja selesai bermain. Mainan nya berserakan di dalam box. Zayn menatap putra kembarnya dengan sayang. Pipinya montok dan kemerahan. Saat ini mereka sedang aktif-aktifnya. Usia mereka baru 19 bln. Zaid Malik dan Zyad Malik adalah hiburan di keluarga Malik. Zayn mengelus pipi kedua putranya dan kemudian meninggalkan babies room yang terhubung dengan kamarnya.

Zayn melangkahkan kakinya menuju dapur. Menemukan secangkir kopi yang masih panas diatas meja makan. Rumah terasa sepi. House maid yang biasa membantu mereka sedang ada urusan keluarga sehingga harus pulang ke Somalia. Dan permintaannya ke agen penyedia untuk mendapat pengganti sementara belum terlaksana. Sebenarnya Zayn lebih menyukai tanpa pelayan. Ia terbiasa melakukan apa-apa sendiri. Keluarga di barat lebih mandiri ketimbang kebanyakan keluarga Asia. Tetapi memang di barat segala sesuatunya lebih ergonomis tinggal pencet tombol. Itulah yang membuat anak-anak lebih mandiri.

Zayn duduk dan menyesap kopinya sebentar kemudian berdiri lagi. Melangkah pelan-pelan menuju service room. Berdiri dengan diam sambil mengetatkan tali jubah tidurnya. Menatap ke seorang perempuan yang berdiri membelakanginya sambil membawa keranjang pakaian berukuran besar. Tubuhnya mungil berdiri di depan mesin pengering pakaian yang berbunyi samar. Menggunakan rok katun lebar dan kaos wool kebesaran. Rambutnya di gulung asal dan dan disangga dengan sumpit bambu memperlihatkan tengkuknya yang putih kekuningan. Perempuan itu terlihat lucu dengan tubuh padat dan perut membuncit. Zayn mendekatinya diam-diam. Kemudian menelusupkan kedua tangannya dipinggang perempuan itu. Membuat si pemilik rambut disanggul asal itu memekik kaget dan menengok kebelakang. Ia cemberut...

 “ Kau mengagetkanKu Malik” ucapnya gusar dengan mata membulat.

Zayn tertawa. Tangannya mengelus perut perempuan itu sebentar kemudian mengambil alih keranjang cucian sambil mencium leher istrinya. Perempuan mungil itu tersenyum sambil menekuk kegelian. Tak lama Zayn langsung bersin. Ia mencoba melepaskan diri dari suaminya dan mengambil masker di ruang makan dalam kotak obat. Kembali mendekati Zayn mencoba berjinjit untuk memasang masker dikepala suaminya. Zayn kemudian merunduk didepan istrinya membiarkan sang istri memasang masker di wajahnya.

Sang istri tertawa memandang  Zayn, dengan masih berjinjit ia menyentuhkan hidungnya ke hidung pria di depannya itu. Menatap bola mata coklat yang selalu dirindukannya bertahun-tahun lalu. Senyum manisnya membuat Zayn tidak bisa tidak untuk memeluknya dengan erat.

My QueenWhere stories live. Discover now