Prilly baru saja usai mengganti baju olahraga dengan seragam putih abu-abunya. Yap, Senin sudah datang lagi. Bagi Prilly, Senin tuh hari paling nyebelin sedunia! Belum lagi harus ikut Upacara Bendera yang bikin pegel setengah mampus.
Mana abis upacara, langsung olahraga lagi. Gempor, deh.
Ichel masih mengganti bajunya di toilet, urusan ganti-mengganti baju, Ichel paling lemot.
Prilly duduk di kelas sebagai anak cewe sendiri karena isi kelasnya cuma cowo yang abis olahraga plus bau keringet.
Cewe itu mengulas senyum setipis mungkin saat mengingat kejadian dua hari lalu. Tepatnya, Malam Minggu. Nggak nyangka, saat paginya Prilly bangun di samping Ali. Catat. Samping Ali. Disitu, Ali juga tertidur di bahu Prilly.
Rasanya tuh, gimana ya? Seneng, enggak. Biasa aja, juga enggak. Ah, pokoknya intinya tuh nggak bisa di deskripsiin.
Terdengar suara cekikikan dari Toby, sang Ketua Kelas. Suaranya buyarin lamunan Prilly yang ngawur abis.
Ngapain juga gue mikirin dia? Prilly menggerutu dalam hati. Bener-bener nggak banget mikirin Ali. Dan Prilly punya prinsip; nggak boleh baper sebelum dia ngasih kepastian.
Lalu, gelak tawa dari Toby CS terdengar lebih menggelegar sambil melirik Prilly. Yang diketawain, malah bingung.
Ada yang salah dari gue? Pikir Prilly sambil membenarkan penampilannya.
Cewe itu mulai merasa risih saat mendengar tertawaan Toby. Akhirnya, Prilly bangun dari duduknya.
Tapi, tunggu. Kok, Prilly nggak bisa bangun dari duduknya, sih? Padahal, nggak ada apa-apa.
"Astaga!" Prilly melihat kursinya ditempelin lem. Alhasil, Prilly nggak bisa bangun dari duduknya. Dan dia maksa buat narik roknya.
Dan, roknya-malah-sobek. Lebih parahnya lagi, Prilly lagi PMS. Kalo nembus, gimana?
Kebayang nggak, sih? Lagi di kelas cewe sendiri, rok sobek. Dan isi kelas cowo ngeselin semua.
Tobias, atau akrab disapa Toby emang terkenal usil banget. Nggak salah lagi, kalo ini tuh kerjaan Toby.
Prilly teriak di tempatnya. Karena, nggak mungkin Prilly nyamperin Toby saat roknya lagi robek gini.
"TOBY! Ini tuh kerjaan lo, kan? Lo tuh caper banget tau, nggak?!" Prilly mulai emosi. Saat itu juga, Ichel masuk ke kelas dan nyamperin Prilly yang mulai berkaca-kaca.
"Lo apain temen gue?" Tanya Ichel ke arah cowo-cowo itu.
"Ih! Kok pada diem, sih? Dasar banci," ucap Ichel sinis. Ia pun menghampiri Prilly yang sudah menelungkup di mejanya.
"Rok gue robek, Chel. Gue malu banget. Itu... G-gara-gara Toby," gumam Prilly dalam isakan kecilnya. Ichel ngerti banget, Prilly kalo udah PMS sensi-nya kebangetan.
"Iya, iya... Gue ngerti," Ichel mengusap punggung Prilly. Kemudian, ia merogoh sakunya dan mengetik sesuatu disitu.
Sekitar 8 menit, cowo dengan baju seragam yang dikeluarin itu tiba di ambang pintu kelas sambil memegang jaket hitamnya.
Ichel tersenyum saat mengetahui cowo itu sudah datang dan mulai mendekat ke arah Prilly.
"Pake ini. Jangan nangis lagi, ya?" Ucap cowo dengan suara baritonnya.
Prilly tersentak. Itu bukannya suara Ali? Nggak, nggak. Gara-gara tadi mikirin Ali jadi kebawa suaranya sampe sini!
"Prill?" Sekali lagi, cowo itu bersuara. Dan Prilly yakin, itu Ali beneran. Ia mendongakkan kepalanya dengan mata yang masih sembap.
"Lo? Kok, bisa ada--"
"Udah. Pake dulu. Gak mau malu, kan?" Balasnya cepat. Prilly mengangguk samar, tapi sedikit ragu untuk mengambilnya.
"Lama, deh. Udah sini, gue aja yang pakein," Ali mengangkat tangan Prilly untuk berdiri dan mengikatkan jaketnya ke pinggang Prilly. Tenang, Ali gak ngintip, kok.
Para cowo di kelas Prilly bungkam seketika. Dan mereka semua keluar kelas sambil lari gak jelas.
"Kenapa pada kabur? Emang gue nyeremin?" Ali memasang muka bingungnya. Prilly tertawa pelan.
"Nah. Gitu, dong. Ketawa," ucap Ali. Ichel yang melihat mereka berdua cuma senyum aja. Nasib jomblo kaga ada yang gebet.
Prilly terdiam sejenak. Nggak tau harus bilang apa ke Ali.
"Kenapa sih, lo selalu ada saat gue kesusahan?" Tanya Prilly pelan, sambil memainkan ujung jaket Ali— yang kini ia pakai.
Ali tersenyum sekilas, sesekali melirik Ichel. Karena selama ini, Ichel dan Ali kerjasama. Ichel lah yang selalu bantuin Ali, termasuk pas Ali jemput Prilly. Diam-diam, mereka sudah bertukar contact saat di birthday party Nadya, untuk saling chat. Nanyain sifat Prilly, atau apapun yang berhubungan dengan Prilly.
"Ya karena gue mau." Bales Ali, super duper nggak jelas.
"Hah? Mau apa?" Tanya Prilly.
"Mau bantuin lo. Nggak boleh?" Ali tersenyum, lagi. Sumpah, kalo lagi gini Ali keliatan 80% lebih ganteng dari biasanya.
"Yaa, bukan gitu maksud gue." Gumam Prilly pelan. Ali melirik jam tangannya dan segera berlari keluar kelas Prilly.
"Gue balik ke sekolah, ya! Chel, jagain Prilly," perintah Ali sebelumnya. Ichel hormat, "Siap, bos!"
Prilly mengerutkan keningnya. Kok, jadi gini?
Tapi, asal kalian tau aja. Jarak dari sekolah Ali ke sekolah Prilly itu kurang lebih 3km-an. Dan Ali bela-belain ke sekolah Prilly, padahal lagi ada jam pelajaran. Jadi untuk kali ini, Ali cabut pelajaran demi Prilly.
[•][•][•]
a/n
hai aku update lagi. ini curi2 waktu bgt. satu jam yg lalu aja aku baru pulang les. huhu lelah sekali. tapi ntah kenapa tangan gatel pengen nulis.
mungkin kalian pikir disini Prilly lebay terus baper bgt ya? tapi coba deh, gimana ga malu kalo kalian yang digituin? malu bgt pasti lah apalagi prilly juga lagi pms hehehe jadi ya emosian gitu.
oh iya, itu bukan Toby ggs ya... takut salah kaprah gitu. Soalnya kalo toby ggs kan ga cocok jadi anak ngeselin haha. Pikirin aja cowo ganteng, tinggi, baby face tapi banyak gaya. Nah, itu Toby. Semoga nyampe yaa imajinasi kalian :')
Jakarta,
11 Januari 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Youtubers In Love
Fanfiction"Haii! Ketemu lagi sama Prilly Latuconsina, kali ini aku mau room tour...." Upload! Gadis itu tersenyum puas. Ia mengecek comment dari para viewersnya. Matanya terfokus pada satu comment yang menyebalkan. Aliando Syarief: alay. channel gak mutu. T...