So eun menghembuskan nafasnya berat, dimana penjemputnya yang akan mengantar ke hotel? Lama sekali, pikirnya. Tiba-tiba seseorang menelpon nomor So Eun.
"Ya halo?"
"Maaf nona so eun, menunggu lama. Ternyata orang yang akan menjemputmu mendapat masalah ketika menuju bandara. Sekiranya ia akan datang sekitar 2 jaman lagi. Maaf sekali sudah membuat mu tak nyaman,"
So eun menghembuskan nafasnya kasar, ketika pemilik toko ramen yang mengadakan event tersebut memberi tahu alasan yang menjemput akan terlambat.
"Iya tidak apa, aku akan menunggu disini."
"Apa kau tidak ingin pergi melihat menara Eifell? Kau bisa pergi naik taksi dan menggunakan kartu kredit yang kami sediakan untuk mu nona, klien ku akan menjemput mu disana, jika kau mau. "
Ah, so eun langsung tersenyum manis.
"Iya kau benar, baiklah aku akan menunggu di menara Eifell. Tolong beritahu kepada orang yang akan menjemput ku nanti ya."
"Baik nona"
Bip!
So eun langsung menyetop salah satu taksi disana, ia memasukan kopernya ke bagasi mobil.
"Où voulez-vous mademoiselle? (Ingin kemana nona?)" ujar supir taksi tersebut yang tak dimengerti oleh so eun.
Lama menjawab so eun langsung to the point, "Eiffel tower," semoga yang ia jawab itu benar. Dilihatnya supir taksi tersebut mengangguk mengerti seraya menjalankan mobilnya.
So eun bernafas lega, asal jawab tapi benar.
Menempuh 15 menit perjalanan dari bandara akhirnya so eun sampai di menara Eifell.
"Il est arrivé chez mademoiselle." (Sudah sampai tujuan nona)
Ucapan supir itu membuatnya muak karena so eun tidak mengerti apa-apa, karena dia sudah tau bahwa sudah sampai lokasi. So eun langsung mengeluarkan kartu kredit yang ia terima sebagai jaminannya di Paris selama seminggu. Untung taksi disini canggih bisa membayar menggunakan credit card.
"Merci." (terimakasih)
Hanya kata terimakasih dan selamat pagi saja yang ia tahu bahasa Prancisnya.
Supir taksi itu tersenyum ramah sambil menjawab, "De rien mademoiselle." (sama-sama nona.) lalu masuk kembali ke dalam mobil setelah mengeluarkan koper milik so eun.
"Ya ampun kota impianku!!" teriaknya berlari dengan menggeret koper miliknya, so eun sangat kagum bisa melihat menara eifell sedekat ini dan senyata ini. Impianya tercapai sudah.
"Ah aku harus berfoto untuk menunjukkannya ke ibu ketika aku pulang nanti," so eun berlari sedikit mendekat kearah menara eifell. Gadis itu membawa kamera peninggalan almarhum ayahnya, kamera jadul yang masih layak digunakan dan masih sangat bagus untuk kualitas fotonya.
Setelah mendapat banyak jepretan dirinya ia lupa jika kopernya tertinggal dibelakang. Gadis itu langsung berlari untuk mengambil kopernya kembali. Matanya membulat heran, dia tidak mendapatkan apapun disana. Hanya orang-orang yang lalu lalang.
So eun jantungan seketika, dimana kopernya pergi? So eun tidak masalah jika baju-bajunya hilang. Tapi ini, semua dompet, ponsel ia letakkan disana semua setelah mengambil kamera untuk berfoto tadi. Gadis itu terduduk lemas ditempat ia meninggalkam koper miliknya.
"Ibu!!" rengeknya sambil terisak, "Bagaimana ini? Apa aku akan menjadi gelandangan di paris? Hiks." Orang-orang yang berlalu memandang so eun heran, pasalnya mereka tidak mengerti apa yang diucapkan so eun dan kenapa dia menangis di kerumunan orang banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moment In Paris ✔
Fiksi PenggemarSeorang gadis cantik yang hidup dengan serba kekurangan, tiba-tiba memenangkan undian liburan gratis ke Paris. Gadis itu sangat senang, ketika ia bisa mengunjugi negeri impiannya. Disanalah ia bertemu dengan CEO muda yang tampan serta hidup dengan b...