Kebenaran.

12.9K 763 10
                                    


Cuaca sudah mulai mendung, Alex dan Alvin duduk di sofa, memandangi ke arah luar jendela dengan tatapan sedih.

"Hhh... Alex..."

"Ada apa?"

"Kira-kira ibu baik-baik saja tidak ya? Aku khawatir..."

"Semoga Tuhan melindunginya. Kita hanya harus berdoa.."

"Tapi entah mengapa, saat kita mencari keberadaan ibu, seperti sangat mudah. Seperti Tuhan berpihak pada kita.."

"Ya... Hingga akhirnya kita mengobrol melalui surat-surat itu..."

"Ahaha iya, tapi Alex. Aku ingin sekali mendengar suara ibu,"

"Alvin, ibu sudah bilang kita tidak boleh bertemu kesana, menyuruh orang melihat kesana, dan mendengar suaranya. Ini adalah rahasia kita..."

"Ya aku mengerti, tapi... Sekarang teknologi sudah canggih, apa ibu malu untuk menelfon atau video call dengan kita?"

"Entahlah mungkin sinyal di tempat ibu lemah."

Tiba-tiba Alvin mengingat kembali,

"Kau tidak memberikan surat yang kedua tentang foto, dan alamat ibu kemarin pada papa kan?"

"Tidak... Aman bersamaku.."

"Jika papa tahu alamat sebenarnya, apa papa akan mencoba menemui ibu?"

"Kurasa tak mungkin, papa... Kau tahu sendiri kan?"

"Aku merindukan saat kita kecil Alex,"

"Ya... Tidak ada pertengkaran, perpisahan, kesedihan... Kehidupan normal seperti teman-teman yang lain..."

"Iya... Alex, kau membenci ibu?"

"Tidak..."

"Papa?"

"Tentu saja tidak..."

"Andai kita sudah dewasa, akan ku satukan mereka bersama lagi... Ibu di luar sana, hidup tanpa kita..."

"Kasihan ibu..."

Sekali lagi, helaan nafas berat mereka keluarkan.

......

"Ayahmu?" Dengan rasa terkejut Nancy bertanya pada Gwen yang duduk di tempat tidur rumah sakit itu.

"Iya..."

"Bagaimana bisa?" Tanya Bibi Claire.

"Karena... Apa yang dikatakan wanita gila itu benar, ayahku... Dia adalah biadab yang tak memiliki perasaan. Di belakang ibu dan aku, dia bermain dengan banyak wanita. Termasuk dengan wanita itu, dan juga ibu James."

"Jadi... Wanita itu..." Nancy menebak.

"Iya, dia berniat membalas dendam dengan ayahku karena tak bertanggung jawab atas kehamilannya, ia menjadi gila dan menggunggurkan bayinya. Sudah sejak lama ia mengincar keluargaku. Dia mengetahui semua rahasia ayahku, hingga hubungan dengan ibu James. Setelah mengetahui semuanya, ibuku tak sanggup untuk melanjutkan hidupnya. Karena merasa sangat malu dengan lingkungan, ibu bunuh diri."

"Ya Tuhan..." Nancy dan bibi Claire terkejut.

"Ayahku menjadi depresi, keluarga ku hancur. Hingga aku merasa sangat kacau saat kehilangan James."

Dengan mata berkaca, Nancy menguatkan Gwen, "Nona... Hidup anda begitu sulit, betapa malang dan kau harus menghadapinya sendiri... Karena semua ini kesalah pahaman,"

Gwen menyinggungkan senyumnya, "Yah.. Tak ada yang bisa mengelak apa yang telah di tuliskan oleh Tuhan, tetapi selama ini aku telah yakin. Suatu saat nanti... James akan mendengarkanku.. Karena sekarang aku merasa seperti saat terakhir kali aku melihat dia.. Selama lebih dari 12, bukan 15 tahun. Aku mencarinya, hingga darah yang ku teteskan agar aku bisa bertemu dengannya.
Tetapi apa yang aku lihat sekarang sangatlah menyedihkan, James memiliki rumah tangga yang kandas. Dan merawat ketiga puteranya sendiri."

We Really Love You Papa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang