Suasana makan malam hari itu, terlihat sangat berbeda. Beda dari biasanya, ketegangan terjadi di antara orang-orang yang duduk di meja makan itu.
Alex dan Alvin merasa ada yang tidak enak dengan makan malamnya, entah itu soal rasa makanan atau sikap papanya yang sejak tadi acuh.
Sudah hampir 2 menit yang lalu Alvin bercerita soal kejadian di sekolah tadi pagi, tetapi tidak di tanggapi oleh papanya. Bahkan James tidak mengingatkan mereka untuk mencuci tangan sebelum makan. Padahal pesan itu adalah pesan rutin yang selalu di sampaikan olehnya.Mereka merasa canggung, bingung, dan takut. Apakah ada perbuatan salah yang mereka lakukan?
Dalam diri Jamespun tidak mengerti dengan perasaannya. Rasanya tercampur aduk, antara kesal, sedih dan bingung. Akibat surat yang ia baca tadi pagi.
Keheningan yang mereka buat terpecah oleh Alex,
"Papa, Denny kan sedang tidur di kamar sekarang..."
"Papa tidak membangunkannya?"James sama sekali tak menatap mereka, ia hanya menatap kosong ke arah makanan yang tak ia sentuh,
"Kalian bangunkan Denny, suruh dia untuk makan malam. Setelah selesai, bergegaslah masuk ke kamar kalian dan tidur."
Dingin, seperti biasa. Hanya saja ini lebih menakutkan, karena James tak pernah berkata sedingin itu kepada kedua puteranya. Kemudian ia membuang makanan yang belum ia sentuh ke tempat sampah, dan kembali ke ruang kerjanya.Alex dan Alvin ketakutan.
......
Saat mereka di kamar,
"Apa yang terjadi dengan papa sih?!?"
Tanya Alvin kesal seraya membanting tubuhnya ke kasur."Entahlah... Semenjak tante itu datang, papa bersikap sangat dingin. Bahkan ke kita..." Alvin duduk di sebelahnya dengan wajah sedih.
"Ah! Ini semua karena tante itu! Seandainya dia tidak datang, tidak akan seperti ini situasinya! Siapa sih dia?" Alex semakin kesal.
"Entahlah, papa melarang kita untuk berbicara atau menemuinya. Lalu apa yang akan kita lakukan? Mengusir dia? Kalau papa benci dengannya seharusnya papa yang mengusir dia. Sedangkan kita? Akan mendapat masalah lebih hebat lagi.."
Kedua anak kembar itu menghela napas dalam-dalam.
Tiba-tiba Alvin teringat sesuatu, "Eh?"
Dia seperti melupakan hal penting.
"Alex...""Ada apa?"
"Kau ingat, kita mengirimkan surat kepada ibu dua hari yang lalu?"
Sambil mengingat kembali Alex terkejut bahwa benar apa yang di katakan Alvin, "Apa?? Dan surat itu sudah harus sampai sekarang! Tapi.. Memangnya, ibu sudah membalas surat itu?"
"Sudah!! Aku yang mengambil surat itu dari kotak pos kemarin pagi. Sebelum kalian bangun! Lalu aku bawa ke kamar kita..."
Akhirnya mereka sibuk mencari-cari surat yang hilang,
"Hhh.. Alviiinnn! Bagaimana bisa kau lupa sih? Kau taruh di mana? Semua tempat sudah kita bongkar! Kau tidak bisa di andalkan!" Kesal Alex yang lelah dari tadi mencari."Ya ampun... Kau bisa diam tidak? Aku sedang mengingat-ingat..." Alvin berfikir keras, "Argh, ini semua karena kita menonton One punch man episode Nyamuk! Aku jadi lupa!"
"Sekarang kau masih bisa menyalahkan anime itu lagi? Ingat kembali!" Alex dengan kesal memukul saudara kembarnya itu. 'Bukk'
Tiba-tiba Alvin mengingat hal sangat penting, "Alex... Gawat..."
"Ada apa?"
"Aku ingat! Aku menaruh surat itu di kamar mandi... Lalu sebelum berangkat sekolah, aku menyuruh Pak Jhon mengambilkan mantelku yang ada di kamar mandi..."

KAMU SEDANG MEMBACA
We Really Love You Papa!
RomanceCerita tentang seorang arsitektur yang kini harus menjalani hidup bersama buah hatinya. Akankah mereka menemukan sosok ibu baru di kehidupan mereka? Apa yang akan terungkap tentang rahasia hidupnya? Bahkan pria ini tidak tahu soal hal itu... Tuhan...