......
Pada malam hari di musim gugur, Amanda duduk di sebelah Denny dan mengelus kepalanya yang sedang tertidur pulas di tempat tidurnya. Ia menciumi wajah dan kening putera kesayangannya itu. Dengan merintikkan air mata, seraya memandang wajahnya yang polos, ia tak tega melihat putera kecilnya seperti ini. Karena hal ini akan menjadi pelukan dan kasih sayang yang terakhir untuknya. Amanda akan pergi sangat jauh darinya beberapa saat, atau bahkan mungkin, selamanya.
Sudah sangat banyak air mata yang ia keluarkan dan sudah sangat jelas membuktikan bahwa Amanda adalah wanita yang kuat. Tidak ada wanita yang bisa bersandiwara begitu indahnya, bersandiwara layaknya black swan yang bersembunyi di balik gaun balerinanya, menari nari seperti bahagia di atas penderitaannya sendiri. Tak ada wanita yang bisa menahan dirinya dari rasa sakit yang terus menerus menyerang paru-parunya tetapi ia diam.
Di sebelahnya, ia lihat kembali surat perceraiannya dengan James. Sidang yang berlangsung dua hari kemarin dan kemudian di tutup oleh ketukan palu hakim, yang menandakan bahwa Amanda sudah memutus hubungannya sebagai seorang isteri. Apa yang telah terjadi sekarang tak bisa ia sesali, semua ini adalah keputusannya sendiri. Keputusan terberat dan terbesar dalam hidupnya. Sebelum dan setelah perceraian itu James tak pernah berbicara atau bahkan menegur padanya ketika ia dirumah. Sudah terlihat seperti orang asing yang selama ini menumpang hidup di rumahnya. Bagaimana jika James tahu soal penyakitnya, yang di khawatirkan Amanda adalah James akan menjauhkan mereka darinya. Maka Amanda lebih memilih menjauhkan dirinya terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Really Love You Papa!
Roman d'amourCerita tentang seorang arsitektur yang kini harus menjalani hidup bersama buah hatinya. Akankah mereka menemukan sosok ibu baru di kehidupan mereka? Apa yang akan terungkap tentang rahasia hidupnya? Bahkan pria ini tidak tahu soal hal itu... Tuhan...