Founder.

8.8K 625 12
                                    


Alex berjalan ke luar rumah, Alvin mengejar dari belakang untuk menghentikannya.
"Alex!!! Berhenti! Jangan gila!"

Bibi Claire dan Denny yang sedang berada di ruang keluarga terkejut dan melihat mereka. Sebelum sampai depan pintu rumah, Alvin akhirnya bisa menghentikannya, ia menarik lengan Alex. "Berhenti! Sudahlah!"

Alex mencoba menepis tangan saudara kembarnya itu, "Lepaskan! Apa apaan kau ini!"

"Kau mau pergi kemana?! Kau mau cari kemana?! Papa kan sudah bilang alamat kemarin itu tidak akan ada ibu di sana!!" Alvin membentak tepat di depan wajahnya, "Aku tak peduli... Aku akan cari informasi sendiri."

"Jangan belagak sok seperti orang dewasa! Kau itu cuma anak 10 tahun!! Kau tak akan bisa!" Alvin menarik dengan kesal.

Alex juga semakin kesal dan mencoba memukul Alvin, "Ahh!! Kau mengganggu saja!! Lepaskan aku Bodoh!!" "Kau yang Bodoh!!" Mereka akhirnya berkelahi.

Bibi Claire yang terlihat kebingungan mencoba memisahkan mereka, "Anak anak... Hentikan..."

Tanpa di dengar oleh mereka, Alex dan Alvin tetap saling memukul.

"Alex, Avin. Hentikan!" Hingga akhirnya datang James memisahkan mereka. Alvin terlihat kelelahan dan menyesal. Tetapi Alex, jelas merasa sangat kesal dan tidak menyukai kehadiran papanya.

"Alex, ikut papa sekarang!" James menarik paksa Alex ke ruang kerjanya.

Alex duduk dengan wajah merengut, dengan masih memegang tas yang akan dia bawa. James berdiri di depannya, melihat dengan tatapan yang kesal. "Kenapa kau memukul Alvin?"

Alex terdiam. Ia terus membuang tatapan wajahnya dari papanya.

"Jangan berlagak seperti anak bodoh dan gegabah. Kau tidak akan tahu apa yang terjadi di luar sana!"

Alex menggiggit bibirnya, menahan untuk tidak melawan.
"Kau tidak akan bisa menemukan ibu mu." James berbalik arah.

"Lalu kenapa papa tetap mencarinya juga?!" Alex berdiri dan sedikit berteriak. "Papa bersikap seolah olah tidak akan peduli pada ibu... Tetapi diam diam sebenarnya papa... Entah apa yang papa ingin lakukan, tetapi jangan pernah berharap papa bisa menjauhkan ku dari ibu!!"

James terdiam.

"Papa peduli apa? Hanya peduli dengan proyek proyek itu. Dan mendiamkan ibu. Selama ini papa yang telah menyebabkan kekacauannya!!! Karena papa tak pernah tahu apa apa!" Alex mulai merintikkan air matanya, matanya terasa panas dengan nafas yang terengah. "Ibu... Selama ini, selalu menyayangi kami... Tetapi ibu bersikap aneh, dengan terlihat tidak memperdulikan kami..."

Alex membayangkan saat pertama kalinya di tengah malam, ia tak sengaja membuka pintu kamar ibunya. Dia melihat ibunya menangis sambil memegangi foto keluarga.

"Selama papa tidak ada, ibu tak pernah bisa tidur saat malam. Karena papa tak memperdulikan ibu..."

James menahan nafasnya, ia kembali lagi mengingat pengakuan Amanda mengapa ia mengkhianatinya. Amanda selalu sendiri.

"Papa tak akan pernah peduli... Bahkan bila ibu... Telah tiada papa tak akan peduli." James terkejut, Alex tak mengetahui kenapa James bersikeras mencari tahu soal Amanda, karena sebenarnya ibunya telah benar benar tiada. Alex masih terus merintikkan air matanya.

"Ibumu..." James menarik nafasnya.

"Ibumu, memang sudah tak ada..."
Ia menoleh ke Alex yang sangat terkejut. "Papa menyuruhmu pulang kerumah, karena jika kau disana. Kau tak akan menemukan siapapun."

Hembusan angin yang masuk melalui jendela terasa sangat dingin, membuat Alex sedikit merinding. Alex masih membelalakan matanya ia benar benar tak percaya, "Papa bohong!! Jangan menipuku dengan kata kata itu!! Sialan! Aku muak dengan semua ini!"

We Really Love You Papa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang