Chapter 15

265 33 9
                                    

"Would you be mine, Chloe Samantha March?"

Chloe masih membeku di tempatnya mendengar suara orang yang baru saja meninggalkannya. Orang yang ia kira akan meninggalkannya dan tak membalas perasaanya. Dan orang itu sekarang sedang berjalan ke arahnya dengan senyum yang merekah dan tangan kanannya menggenggam iPhonenya. Chloe masih saja tak berkutik, mungkin ia kehabisan kata-kata.

"Edward?" Hanya itu yang keluar dari bibir manis Chloe.

"Jadi bagaimana?" Tanya Harry sekali lagi dan ia sudah berdiri di depan Chloe yang tiba-tiba menatap ke arah bawah, mendatangkan pikiran negatif di benak Harry.

"Sorry-I can't," Hanya dengan tiga patah kata saja, hati Harry rasanya hancur, walau ia sudah menyiapkan mentalnya untuk dua kemungkinan jawaban. Ia memutuskan untuk tersenyum kecut sebagai reaksinya, beranggapan dia baik.

"Okay, aku sudah-"

"Maafkan jika aku tidak bisa menolak, Harold. Tadi aku belum menyelesaikan kalimatku anyway." Chloe menyeringai dan Harry pun tersenyum, dan bukan senyum kecut yang di bentuknya.

"Kau memang licik, Sam." Harry memutuskan sambungan teleponnya lalu merentangkan kedua tangannya, mengisyaratkan Chloe agar masuk ke dalam pelukannya.

"Apa? Kau mau aku membalas pelukanmu? Mungkin kulitku bisa iritasi, tolong." Ucapnya dengan sarkastik dan seringai yang tak lepas dari bibirnya. Harry tampak mengangkat sebelah alisnya dan menurunkan kedua tangannya, lalu tiba-tiba ia mengembungkan kedua pipinya seperti anak kecil yang manja saat sedang kesal. Chloe pun tak tahan dan langsung memeluk lelaki berambut keriting yang baru saja menjadi kekasihnya.

Tiba-tiba Chloe merasa sesuatu yang dingin menyentuh kulitnya. Lantas, Chloe pun melepaskan pelukan-yang sebenarnya sangat nyaman dan melihat ke arah lehernya, di mana ia tadi merasakan sesuatu yang dingin. Ternyata ia menemukan sebuah kalung sudah menggantung di lehernya. Kalung itu berwarna emas, dan liontinnya berbentuk lingkaran dengan huruf 'S' tercetak ditengahnya.

"Well, S for Styles, which is my last name, and for Samantha, which is your lovely middle name." Chloe memutar mata kesal, lalu membuka suara,

"I told you that i don't-" Kini giliran Harry yang memotong kalimat Chloe dengan bibirnya yang bisa dibilang sangat menggoda, seperti saat di kamar Harry beberapa bulan lalu, tapi bukan hanya kecupan. Terkejut. Itu yang pertama kali dirasakan gadis bermata hazel satu ini. Namun, sepersekian detik kemudian, ia pun larut sekaligus menyeimbangi dalamnya.

Mereka berdua melepaskan ciuman mereka setelah beberapa menit terus bertautan. Harry menyeringai,

"Good girl, want more?" Tapi nyatanya, sebelum Chloe sempat menjawab, Harry kembali menciumnya lagi, namun lebih lembut dan berperasaan, dan itu membuat Chloe meleleh serta tersenyum disela-sela ciuman mereka. Beberapa saat kemudian, keduanya memutuskan untuk menyudahi ciuman mereka, karena Chloe juga sudah kehabisan nafas.

"Aku mencintaimu Samantha." Ucap Harry, lalu membawa Chloe kepelukan hangatnya.

"Aku juga mencintaimu Edward."

--

Chloe's POV

"Da-ah" Aku melambaikan tangan ke arah Edward yang sudah siap melajukan mobilnya. Ia melambai ke arahku, lalu segera melajukan mobilnya. Dengan senyuman yang masih menyungging di bibirku, aku memasuki berjalan memasuki kamarku lalu segera merebahkan diriku di atas kasurku dengan posisi yang kelewat nyaman tanpa menyalakan lampu kamar.

"Jadi sebaiknya kau ceritakan apa yang terjadi padamu hari ini karena kau tersenyum terus sehingga terlihat seperti orang gila yang menemukan kekasihnya." Aku tersentak dan segera membuka mataku, menemukan Elle yang sudah duduk di kursi meja belajarku seperti hantu. Dan oh, ternyata lampu kamarku sudah dinyalakan oleh sialan satu ini.

Pink Pajamas | h.s  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang