Chapter 3

521 76 12
                                    

Chloe's POV

Sekarang aku sedang berdiri mengahadap kaca, melihat sekali lagi penampilanku. Aku terbalut crop top hitam dan mini skirt high-waist berwarna putih disertai high heels yang berwarna hitam. Tak lupa polesan make-up tipis di wajahku. Ugh, kurasa aku benar benar perangkai kata yang buruk seperti kata Elle. Dang it! Anyway, di mana anak itu? Dia bilang dia akan tiba 15 men–

Tin Tin

Oh, pajang umur. Aku langsung meraih clutch ku dan menuruni tangga lalu menitipkan pesan pada Nancy– salah satu pekerja di rumahku, jika aku akan pulang agak larut karena ada acara. Tentu saja itu untuk kedua orang tuaku. Entah kenapa handphone mereka berdua tidak aktif, jadi aku tidak bisa menghubungi mereka.

"Hey!" Sapaku sambil tersenyum lalu masuk ke dalam range rover hitam miliknya. Dia menggunakan kemaja putih polos dengan beberapa kancing kemejanya yang sengaja dibuka dan celana panjang jeans ketat hitam. Cocok sekali denganku. Orang yang tak tahu mungkin mengira kami berpaca–ya ampun Chloe! Apa yang baru saja kau pikirkan? Tapi kurasa ada yang aneh. Dia hanya menjawab sapaanku dengan senyum yang bisa dibilang senyum terpaksa. Biasanya dia selalu meledekku atau apa lah, ada apa dengannya?

Perjalanan sudah berlalu 10 menit dan juga, tidak ada diantara kami yang membuka suara. Merasa ada yang aneh, aku memberanikan diriku untuk bertanya.

"Um Harry," panggilku pelan yang dijawab dengan gumaman darinya.

"What's wrong with you?" tanyaku. Tidak ada respon.

"Ehm–maksudku, kenapa kau diam sekali? Kemarin kau bahkan hanya menjawab singkat pesanku, tidak seperti biasanya. Apa kau marah padaku?" pertanyaan yang baru saja kulontarkan membuatnya menghentikan mobilnya secara tiba-tiba. Untung, jalan sedang sepi sehingga tidak ada yang kaget ataupun protes dengan tidakannya. Eh, tidak. Aku salah. Aku yang kaget dan protes.

"Harry! Apa kau sudah gila?! What happened?!" protesku pada Harry. Dia langsung memalingkan mukanya menghadapku sambil menatapku tajam, kesal, bahkan-kecewa?

"HARUSNYA AKU YANG TANYA ITU!! WHAT THE HELL IS HAPPENING CHLOE?!" bentaknya dengan keras membuatku merinding dan takut. Tentu saja aku takut, sejujurnya aku belum pernah dibentak sekeras itu sebelumnya. Ia adalah orang pertama yang membentakku sekeras itu dan 100% berhasil membuatku ketakutan. Bahkan orang tuaku saja tidak pernah membentakku. Air mata mulai menggenang di pelupuk mataku. Cengeng? I don't think so, aku rasa aku hanya kaget.

"I-I'm sorry Chloe, I didn't mean it. Aku benar benar terbawa emosi," Ia tiba tiba melunak dengan sorot mata bersalah dan menyesal lalu membawaku ke pelukannya tanpa aba-aba.

"Sorry Chloe, i'm so sorry," ia kembali meminta maaf disela kami berpelukan. Aku tak tau harus melakukan apa. Entah kenapa tindakannya membuatku meneteskan air mataku, dan di saat yang sama aku merasakan ada sesuatu yang aneh di perutku.

"Kenapa kau bersikap seperti itu?" tanyanya setelah melepas pelukannya sehingga membuatku menghadap wajahnya sembari mengerutkan keningku tanda tak mengerti apa yang dibicarakannya. Ia menghela nafas sebelum melanjutkan kata-katanya,

"Kau bersikap seolah aku orang yang spesial, namun kau sudah memiliki kekasih. Aku bingung, Chloe," seketika tubuhku menegang mendengar pertanyaan yang keluar dari bibirnya. Apa maksudnya 'kau sudah memiliki kekasih' ? Memangnya siapa kekasihku?

"Harry, aku–"

"No Chloe, kau tidak perlu meminta maaf. Kau tidak salah  jika kau menganggapku hanya sebatas temanmu, karena kau sudah memiliki kekasih," potongnya. Sekali lagi aku bertanya pada diriku sendiri. Apakah aku sudah mempunyai kekasih?

Pink Pajamas | h.s  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang