Chapter 13

273 39 8
                                    

"Lalu dia berusaha memanjatnya, tapi kau tau apa?" Ucapnya menggantungkan kalimatnya yang membuat Selena bertanya kelanjutan ceritanya. Ya Tuhan, seharusnya aku tidak mengijinkannya duduk bersamaku dan Selena.

"Sayangnya dia malah jatuh ke dalam lumpur," Lanjutnya yang membuat Elle tertawa dan aku? Aku menutupi wajaku dengan kedua tanganku karena aku sangat malu dengan kejadian yang ia ceritakan.

"Oh my God! Just shut the fuck up Malik! Kau mempermalukanku!"

"Itu pekerjaanku Marchie," Ejeknya.

"Ya ampun Chloe, Zayn, kalian harus tau apa yang ada di pikiranku! Kau tau, kupikir kalian pernah berpacaran! Lucu bukan?" Ujar Elle disela tawanya. Aku melirik Zayn yang ternyata juga melirikku lalu kami tertawa canggung. Apa kau pernah berada di tempatku?Jika iya, bagaimana reaksimu?

"Oh ya, apa kau tahu bahwa Amber dan dua idiot itu akan ikut serta dalam pertukaran pelajar ke London?" Zayn mengalihkan pembicaraan. Syukurlah.

"Kau pasti bercanda, mereka ikut student exchange? Mustahil." Ucapku seraya menyilangkan tangan di depan dadaku. Zayn hanya mengangguk dan melanjutkan aktivitas memakan sandwich-nya.

"Kita lihat saja beberapa bulan mendatang. Well, aku tak tahu jelas sih kapan dilaksanakan kegiatan itu." Jawabnya seraya mengangkat bahunya.

"Apa? Bukannya kau juga– Oh tentu saja tidak, nilaimu yang selalu berada di bawah kkm tidak mungkin ikut pertukaran pelajar," Kataku sesuai fakta. Nilai Zayn memang selalu di bawah kkm, tapi aku juga tak tahu bagaimana caranya naik kelas dengan nilai yang selalu di bawah kkm itu. Sebenarnya ia pintar, tapi ia malas. Ia lebih memilih bermain video game kesayangannya dari pada bukunya. Tapi mengingat ia tak pernah mendapat nilai dibawah kkm sejak berpacaran denganku, membuat diriku merasa bangga dengan apa yang telah kulakukan, walau hanya tiga minggu. Ya, tiga minggu sebelum ia menghilang.

"Kau benar Marchie, aku tak mengikuti pertukaran pelajar. Hanya aku pindah ke London karena aku akan melanjutkan kuliahku di sini." Jawabnya yang membuatku membelalakan mataku. Tuhan, cobaan apa lagi ini!

"Kau masuk universitas mana, Zayn?" Tanya Selena yang menyadarkanku bahwa ada kehadirannya di sini. Jika ia tak menyela, mungkin aku lupa dengan kehadirannya. Terdengar kejam memang, tapi itu lah kenyataanya. I'm sorry Selena.

Author's POV

Sementara ketiganya duduk bercengkrama di kantin, lelaki berambut ikal bersama teman satu timnya sedang mengikuti latihan bola basket.

"Justin!" Panggil Harry meminta bola pada lelaki yang sedang dihadang. Seperskian detik kemudian, bola sampai di tangan Harry dan shoot!

Harry berhasil mencetak poin sekali lagi, sementara pelatih mereka meniupkan peluitnya, tanda tim mendapatkan istirahat.

"Justin!" Panggil Harry sekali lagi, namun bukan meminta bola, melainkan ia ingin menanyakan sesuatu.

"Ya?"

"Kau tahu teman Chloe yang berwajah ketimuran itu?" To the point sekali, batin Justin.

"Ya aku tahu, tapi aku tidak tahu nama dan tentu tidak mengenalnya. Kenapa?"

"Sejak kapan Chloe dekat dengannya?"

"Well, aku tak tahu banyak tentang teman-berwajah-ketimuran Chloe, hanya aku mengetahui ia teman lama Chloe, itu pun kalau aku tidak salah informasi." Jelasnya.

"Oh, okay. Thanks." Justin haya tersenyum sebagai balasannya.

"Hey, Harry!" Suara temannya menyeruak ke indera pendengaran Harry yang membuatnya menoleh ke asal suara.

Pink Pajamas | h.s  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang