Chapter 29

120 13 6
                                    

"Sayang, apakah kau sudah selesai? Zayn sudah menunggu— Oh dear, kau sudah besar, sayang, kau tampak sangat sangat cantik," puji mom yang langsung memelukku.

"Jangan berlebih mom, aku mendapatkannya dari orang tuaku you know," aku tertawa dan membalas pelukan mom.

"Kau benar, mom memang cantik waktu seumuranmu, bahkan sampai sekarang mom masih lebih cantik kan," canda mom yang membuatku melepaskan pelukan mom.

"Tuh kan, sombongnya keluar," mom pun tertawa.

"Aduh sudahlah, memang mom cantik. Anyway, apakah ini Versace gown yang mom belikan?" tanya mom setelah memperhatikanku dari atas ke bawah. Aku hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Tampak sangat pas padamu, honey. Sekarang cepatlah bersiap, Zayn sudah menunggu di bawah sejak tadi. Have a good night, darling," setelah mom keluar, aku pun dengan cepat memakai heels dan mengambil clutch putihku, lalu bergegas menemui Zayn di bawah.

Selama perjalanan, kami hanya menyalakan radio dan memperhatikan jalanan. Tidak ada antara aku atau dia yang berusaha membuka perbincangan. Entah kenapa rasanya aneh, entah kenapa rasanya berbeda.

"Hey apa kau masih memikirkannya? Sudah 4 bulan ia pergi Chlo. Bukan berarti aku menyuruhmu melupakannya, namun, bisakan kau melupakan itu semalam saja? Nikmati prom malam ini, Marchie," Zayn membubarkan lamunanku, namun ia benar. Sekarang, sudah 4 bulan sejak kepergian Harry yang entah ke mana. Bukannya aku tak mau menghubunginya, namun nomornya tak bisa dihubungi, begitu juga dengan Gemma. Kurasa sudah saatnya aku melupakan Harry, setidaknya untuk beberapa waktu ke depan.

"Thank you for reminding me, Zaynie. Now let's get this prom in fire!" ucapku bersemangat yang membuat Zayn memutarkan matanya. Hari ini ia mengenakan kemeja putih dan celana hitam, basic, tapi ia tetap terlihat tampan.

Tak lama kemudian, kami pun sampai di sekolah. Zayn memarkirkan mobilnya dan dengan cekatan, ia membukakan pintu untukku, yang lagi-lagi mengingatkanku pada Harry. 'Come on, Chloe! Kau harus bisa melupakan Harry!' kataku pada diriku sendiri. Tapi hatiku berkata lain, bagaimana pun juga aku masih merindukan Harry, walaupun menyakitkan.

Aku dan Zayn berjalan ke hall sekolah. Walau kami masih berada di lantai satu, dentuman musik sudah menyeruak ke pendengaranku.

Zayn memakai jasnya yang dari tadi tersampir di pundaknya sebelum membuka pintu hall. Cahaya lighting meliputi seluruh hall, dengan dentuman musik EDM memeriahkan semuanya. Para siswa dan siswi

Mataku berkeliling mencari Selena yang hari ini datang dengan Justin. Jika kalian penasaran dengan Amber dan Cash, mereka sudah pulang ke New York beberapa bulan yang lalu.

Ketika mataku sudah menemukan sosok yang kucari, aku segera mengajak Zayn untuk pergi ke arah sana. Tapi sebelum kami sampai, dentuman musik yang tadinya cepat, melambat dan tergantikan oleh suara Mrs. Pat yang akan menyampaikan kata sambutan.

"Good evening seniors of London International School! I just want to say, thank you for all of your hardwork, just remember we still have the final exam's coming, so stay focus. And i don't want to waste your time, so enjoy this prom!" sambutan Mrs. Pat dengan aksen british-nya yang sangat kental, membuat para siswa dan siswi bersorak bergembira.

Dan kurasa, tak ada kesempatan aku mencari Selena di tengah keramaian ini. So, i think I will just have fun tonight.

--

Aku bangun dengan segera dan bersiap-siap untuk ke sekolah dengan semangat. Tidak seperti biasanya bukan? Ya, karena hari ini adalah hari terakhir ujian, dan itu tandanya hari ini adalah hari terakhir kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Apakah aku sudah belajar? Tentu saja, aku tidak mau menghabiskan waktu satu tahun untuk kembali mengulang kelas.

Pink Pajamas | h.s  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang